5 Fakta Lithium yang Ditemukan di Iran, Terbesar Kedua di Dunia
Selasa, 19 September 2023 - 16:27 WIB
Produk mineral saat ini menyumbang tidak lebih dari 0,6% PDB Iran. Pada tingkat saat ini, cadangan mineral Iran bernilai USD700 miliar, dengan nilai tambah diperkirakan mencapai USD4 triliun, menurut laporan Iran.
Iran berencana untuk memulai produksi lithium dalam waktu dua tahun menurut Kantor Berita Tasnim pada 6 Maret 2023, mengutip pernyataan seorang pejabat negara tersebut.
Amerika Selatan masih memimpin dunia dalam hal simpanan litium dengan selisih yang cukup besar, dengan Chili yang memiliki simpanan lithium sebesar 9,2 juta ton, atau 58% dari cadangan global.
Sementara itu, China saat ini merupakan pasar baterai lithium terbesar di dunia karena penjualan kendaraan listriknya yang melonjak. Pada kuartal pertama, lebih dari 60% dari seluruh mobil yang terjual di negara ini adalah model listrik atau hybrid.
Produksi lithium dalam skala besar hanya akan semakin memperdalam hubungan antara Iran dan China dan memperkuat aliansi non-blok yang coba dibangun oleh Moskow dan Beijing dalam persaingan dengan dunia “unipolar” yang dipimpin oleh AS.
4. Akan Memproduksi Lithium dalam Waktu Dua Tahun
Iran berencana untuk memulai produksi lithium dalam waktu dua tahun menurut Kantor Berita Tasnim pada 6 Maret 2023, mengutip pernyataan seorang pejabat negara tersebut.
Amerika Selatan masih memimpin dunia dalam hal simpanan litium dengan selisih yang cukup besar, dengan Chili yang memiliki simpanan lithium sebesar 9,2 juta ton, atau 58% dari cadangan global.
5. Memperkuat Hubungan dengan China
Sementara itu, China saat ini merupakan pasar baterai lithium terbesar di dunia karena penjualan kendaraan listriknya yang melonjak. Pada kuartal pertama, lebih dari 60% dari seluruh mobil yang terjual di negara ini adalah model listrik atau hybrid.
Produksi lithium dalam skala besar hanya akan semakin memperdalam hubungan antara Iran dan China dan memperkuat aliansi non-blok yang coba dibangun oleh Moskow dan Beijing dalam persaingan dengan dunia “unipolar” yang dipimpin oleh AS.
(okt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda