Celana Mumi Berusia 3.200 Tahun Persis Jeans Modern, Kok Bisa?

Kamis, 07 September 2023 - 08:48 WIB
Meskipun perancang busana dapat dengan mudah mengenali pola tenun, mereka tidak tahu apa-apa tentang peralatan yang mungkin digunakan oleh pengrajinnya. Tidak ada alat tenun yang ditemukan di Yanghai dan hingga kini para arkeolog tidak tahu seperti apa bentuk alat tenun kuno dari wilayah ini.



Wagner berpendapat bahwa para pengrajin mungkin menggunakan alat tenun yang dapat dioperasikan dengan posisi duduk, namun ini hanyalah spekulasi.

Menurut penelitian Wagner, upaya terbaik adalah menghasilkan lebih banyak replika menggunakan berbagai perangkat tenun kuno dan kontemporer dan menentukan replika mana yang paling mendekati aslinya. Untuk membuat replika senyata mungkin, para peneliti mempekerjakan seorang ahli penenun, menggunakan bahan yang sama dengan pengrajin Tiongkok kuno. Yaitu, benang yang dipintal dari domba berbulu kasar. Bahan yang sama akan digunakan pada replika masa depan.

Arkeologi tekstil memberikan makna baru pada ungkapan “pakaian menentukan manusia”. Cara pembuatan pakaian dan alasan pemakaiannya mengajarkan banyak hal tentang peradaban kuno. Terutama peradaban yang tidak memiliki sistem penulisan sendiri. Turfan Man cukup menjadi trendsetter karena, beberapa abad setelah kematiannya, celana panjang dikenakan oleh kelompok yang berpindah-pindah di seluruh Eurasia.

Meningkatnya popularitas celana panjang, menurut penelitian arkeologi lainnya, sejalan dengan munculnya aktivitas menunggang kuda. Tidak mengherankan. Seperti disebutkan, celana Turfan Man dengan tenunan kepar dan bagian selangkangan yang fleksibel memadukan ukuran ketat dengan mobilitas yang lebih baik.

Pengrajin Yanghai telah menyempurnakan bagian selangkangan dengan sempurna. Sementara celana lain yang ditemukan di Asia Tengah menghubungkan potongan kaki dengan potongan selangkangan berbentuk persegi. Potongan celana bagian selangkangan Turfan Man lebih lebar di bagian tengah dibandingkan dengan ujungnya.

Untuk lebih memahami tujuan desain ini, tim Wagner menguji replika tersebut pada penunggang kuda tanpa pelana dan menemukan celana tersebut pas dan nyaman karena memungkinkan pengendara menjepit kakinya dengan kuat di kuda.

Seperti halnya bentuk potongan selangkangan yang dapat memberi tahu tentang gaya hidup Turfan Man, pola pada pakaian tersebut juga dapat memberi gambaran tentang hubungan budaya dan ekonomi komunitasnya.

Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Wagner. Pola T saling bertautan yang menghiasi lutut juga telah ditemukan pada bejana perunggu dari Tiongkok serta tembikar dari Siberia dan Kazakhstan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More