Komputer Kuantum Makin Canggih, 2 Tahun ke Depan Bakal Gantikan Peran Komputer Digital
Jum'at, 16 Juni 2023 - 11:01 WIB
NEW YORK - Eksperimen baru oleh komputer IBM menunjukkan bahwa komputer kuantum dapat segera mengungguli komputer digital klasik dalam dua tahun ke depan. Namun, komputer kuantum tetap memiliki kelemahan, karena sangat sensitif terhadap gangguan terkecil dari lingkungan luar.
Dalam studi baru, para ilmuwan menggunakan komputer kuantum IBM, yang dikenal sebagai Eagle, untuk mensimulasikan lebih cepat daripada komputer klasik. Demonstrasi tersebut mengisyaratkan bahwa supremasi kuantum sejati segera menyalip komputer digital klasik.
“Mesin-mesin (komputer kuantum) ini akan datang," kata Sabrina Maniscalco, CEO startup komputasi kuantum berbasis Helsinki, Algorithmiq, kepada Nature News dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (16/6/2023).
Dalam percobaan pembuktian prinsip baru, superkomputer Eagle 127-qubit, yang menggunakan qubit dibangun di atas sirkuit superkonduktor, menghitung keadaan magnetik lengkap dari benda padat dua dimensi. Para peneliti kemudian dengan hati-hati mengukur kebisingan yang dihasilkan oleh masing-masing qubit.
Ternyata faktor-faktor tertentu, seperti cacat pada material superkomputer, dapat memprediksi kebisingan yang dihasilkan di setiap qubit dengan andal. Tim kemudian menggunakan prediksi ini untuk memodelkan seperti apa hasilnya tanpa kebisingan itu.
Klaim supremasi komputer kuantum telah muncul pada tahun 2019, ketika ilmuwan Google mengklaim bahwa komputer kuantum perusahaan yang dikenal sebagai Sycamore, mampu memecahkan masalah dalam 200 detik, jika menggunakan komputer biasa membutuhkan waktu 10.000 tahun.
“Itu membuat Anda optimistis bahwa (komputer kuantum) ini akan bekerja di sistem lain dan algoritme yang lebih rumit," John Martinis, fisikawan di University of California, Santa Barbara, kepada Nature News.
Dalam studi baru, para ilmuwan menggunakan komputer kuantum IBM, yang dikenal sebagai Eagle, untuk mensimulasikan lebih cepat daripada komputer klasik. Demonstrasi tersebut mengisyaratkan bahwa supremasi kuantum sejati segera menyalip komputer digital klasik.
“Mesin-mesin (komputer kuantum) ini akan datang," kata Sabrina Maniscalco, CEO startup komputasi kuantum berbasis Helsinki, Algorithmiq, kepada Nature News dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (16/6/2023).
Dalam percobaan pembuktian prinsip baru, superkomputer Eagle 127-qubit, yang menggunakan qubit dibangun di atas sirkuit superkonduktor, menghitung keadaan magnetik lengkap dari benda padat dua dimensi. Para peneliti kemudian dengan hati-hati mengukur kebisingan yang dihasilkan oleh masing-masing qubit.
Ternyata faktor-faktor tertentu, seperti cacat pada material superkomputer, dapat memprediksi kebisingan yang dihasilkan di setiap qubit dengan andal. Tim kemudian menggunakan prediksi ini untuk memodelkan seperti apa hasilnya tanpa kebisingan itu.
Klaim supremasi komputer kuantum telah muncul pada tahun 2019, ketika ilmuwan Google mengklaim bahwa komputer kuantum perusahaan yang dikenal sebagai Sycamore, mampu memecahkan masalah dalam 200 detik, jika menggunakan komputer biasa membutuhkan waktu 10.000 tahun.
“Itu membuat Anda optimistis bahwa (komputer kuantum) ini akan bekerja di sistem lain dan algoritme yang lebih rumit," John Martinis, fisikawan di University of California, Santa Barbara, kepada Nature News.
tulis komentar anda