Pemerintah China Sebut Larangan TikTok di Australia Diskriminatif
Minggu, 09 April 2023 - 12:55 WIB
JAKARTA - Pemerintah China merespon larangan TikTok di Australia. Mereka pun meminta Australia tidak diskriminatif dengan perusahaan asal China dan menciptakan lingkungan yang adil bagi semua.
Dilansir dari Global Times, Kementerian Perdagangan China mendesak Australia untuk menyediakan lingkungan yang adil dan adil bagi semua jenis perusahaan, termasuk perusahaan asal China TikTok.
"Larangan Australia terhadap perusahaan asal China merupakan langkah diskriminatif dan akan merusak kepercayaan masyarakat internasional di lingkungan bisnis Australia," tulis laman itu, dikutip Minggu (9/4/2023).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning menambahkan, sebelumnya China telah membuat pernyataan keras kepada pihak Australia atas larangan TikTok pada perangkat pemerintah.
"Apalagi larangan ini datang ketika hubungan perdagangan antara kedua negara meningkat. Langkah Australia tidak diragukan lagi merupakan pukulan bagi momentum atas kemajuan usaha perdagangan itu," tambahnya.
Sementara itu, Song Wei, seorang profesor di sekolah hubungan internasional dan diplomasi di Beijing Foreign Studies University mengatakan, sikap Australia meragukan prospek kerjasama biateral.
"Australia harus menyuntikkan kepercayaan kepada perusahaan dari kedua belah pihak, memperingatkan bahwa sikapnya yang berulang kali goyah dapat mengakibatkan perusahaan China meragukan prospek kerja sama bilateral, dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi negara," jelasnya.
Volume perdagangan China-Australia mencapai 259,7 miliar yuan ($ 37,47 miliar) pada Januari dan Februari, dengan impor dan ekspor mencapai pertumbuhan dua digit tahun-ke-tahun.
Namun, keberhasilan ekonomi ini tidak dianggap prestasi oleh Australia. Sebaliknya, Pemerintah Australia melarang TikTok di perangkat pemerintah, karena masalah keamanan. Larangan ini akan segera diberlakukan, menyusul langkah yang dilakukan semua anggota aliansi Five Eyes dalam melarang TikTok.
Dilansir dari Global Times, Kementerian Perdagangan China mendesak Australia untuk menyediakan lingkungan yang adil dan adil bagi semua jenis perusahaan, termasuk perusahaan asal China TikTok.
"Larangan Australia terhadap perusahaan asal China merupakan langkah diskriminatif dan akan merusak kepercayaan masyarakat internasional di lingkungan bisnis Australia," tulis laman itu, dikutip Minggu (9/4/2023).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning menambahkan, sebelumnya China telah membuat pernyataan keras kepada pihak Australia atas larangan TikTok pada perangkat pemerintah.
"Apalagi larangan ini datang ketika hubungan perdagangan antara kedua negara meningkat. Langkah Australia tidak diragukan lagi merupakan pukulan bagi momentum atas kemajuan usaha perdagangan itu," tambahnya.
Sementara itu, Song Wei, seorang profesor di sekolah hubungan internasional dan diplomasi di Beijing Foreign Studies University mengatakan, sikap Australia meragukan prospek kerjasama biateral.
"Australia harus menyuntikkan kepercayaan kepada perusahaan dari kedua belah pihak, memperingatkan bahwa sikapnya yang berulang kali goyah dapat mengakibatkan perusahaan China meragukan prospek kerja sama bilateral, dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi negara," jelasnya.
Volume perdagangan China-Australia mencapai 259,7 miliar yuan ($ 37,47 miliar) pada Januari dan Februari, dengan impor dan ekspor mencapai pertumbuhan dua digit tahun-ke-tahun.
Namun, keberhasilan ekonomi ini tidak dianggap prestasi oleh Australia. Sebaliknya, Pemerintah Australia melarang TikTok di perangkat pemerintah, karena masalah keamanan. Larangan ini akan segera diberlakukan, menyusul langkah yang dilakukan semua anggota aliansi Five Eyes dalam melarang TikTok.
(san)
tulis komentar anda