Wow, Akademisi Ciptakan Kamera Terkecil di Dunia yang Bisa Dibawa Serangga
Senin, 20 Juli 2020 - 07:31 WIB
JAKARTA - Berbicara tentang teknologi , tentu terbesit dalam benak kita bahwa teknologi harus baru, efektif dan efisien. Teknologi harus bisa menerobos batasan-batasan dalam pola pikir sederhana. Keren, Para Akademisi Menciptakan Kamera Terkecil di Dunia
(Baca juga: Pengalaman 36 Tahun, Universitas Terbuka Ingin Bantu PT Lain )
Sekelompok akademisi peneliti di Universitas Washington (UW) , Amerika Serikat, telah mengembangkan salah satu kamera nirkabel terkecil di dunia. Kamera itu berukuran sangat kecil hingga dapat dibawah oleh serangga bertubuh kecil.
Para peneliti yang dipimpin oleh profesor ilmu dan teknik komputer di UW, Shyam Gollakota, harus mengembangkan sistem kamera mulai dari nol. Ini dikarenakan keterbatasan sistem dan komponen yang biasa dijual secara bebas.
Kamera nirkabel fungsional hanya membutuhkan lensa seberat 20 mg dan panjang antena 5 mm. Accelerometer juga berguna untuk gerakan serangga dalam memicu kamera dan meminimalkan bentuk bingkai agar tidak berlebihan yang mempengaruhi gerak serangga.
Dengan bentuk kecil, para peneliti harus memikirkan bagaimana cara menambahkan daya pada kamera buatannya. Mereka membuat baterai dengan kapasitas 10 mAh seberat 0,5 gram yang mampu menghubungkan ke telepon seluler selama 6 jam dengan jarak hingga 120 meter.
Mengutip dari Spectrum.ieee, para akademisi peneliti telah menguji kamera ini dengan memasangkannya kepada kumbang dan dibiarkan bekeliaran bebas di luar ruangan. Mereka mengamati bahwa tidak ada efek buruk yang berdampak pada serangga, sehingga masih bisa aktif bergerak.
Para peneliti mencatat bahwa mereka juga dapat memasangnya pada laba-laba atau jenis hewan kecil lainnya. Tidak menutup kemungkinan dapat dipasang pada lebah atau hewan terbang lainnya yang mampu membawa muatan 100-200 mg.
Sumber daya energi merupakan salah satu batasan utama penggunaan teknologi ini. Namun itu dapat diatasi menggunakan sel surya untuk mengurangi kebutuhan baterai. Kamera juga dapat diperkecil dengan sensor khusus dan jenis lensa yang berbeda.
Hal lain yang masih menjadi pertimbangan para peneliti adalah sistem nirkabel jarak jauh. Mereka harus mempertimbangkan kecepatan akselerasi dan fokus kamera saat digunakan untuk terbang.
(Baca juga: Pengalaman 36 Tahun, Universitas Terbuka Ingin Bantu PT Lain )
Sekelompok akademisi peneliti di Universitas Washington (UW) , Amerika Serikat, telah mengembangkan salah satu kamera nirkabel terkecil di dunia. Kamera itu berukuran sangat kecil hingga dapat dibawah oleh serangga bertubuh kecil.
Para peneliti yang dipimpin oleh profesor ilmu dan teknik komputer di UW, Shyam Gollakota, harus mengembangkan sistem kamera mulai dari nol. Ini dikarenakan keterbatasan sistem dan komponen yang biasa dijual secara bebas.
Kamera nirkabel fungsional hanya membutuhkan lensa seberat 20 mg dan panjang antena 5 mm. Accelerometer juga berguna untuk gerakan serangga dalam memicu kamera dan meminimalkan bentuk bingkai agar tidak berlebihan yang mempengaruhi gerak serangga.
Dengan bentuk kecil, para peneliti harus memikirkan bagaimana cara menambahkan daya pada kamera buatannya. Mereka membuat baterai dengan kapasitas 10 mAh seberat 0,5 gram yang mampu menghubungkan ke telepon seluler selama 6 jam dengan jarak hingga 120 meter.
Mengutip dari Spectrum.ieee, para akademisi peneliti telah menguji kamera ini dengan memasangkannya kepada kumbang dan dibiarkan bekeliaran bebas di luar ruangan. Mereka mengamati bahwa tidak ada efek buruk yang berdampak pada serangga, sehingga masih bisa aktif bergerak.
Para peneliti mencatat bahwa mereka juga dapat memasangnya pada laba-laba atau jenis hewan kecil lainnya. Tidak menutup kemungkinan dapat dipasang pada lebah atau hewan terbang lainnya yang mampu membawa muatan 100-200 mg.
Sumber daya energi merupakan salah satu batasan utama penggunaan teknologi ini. Namun itu dapat diatasi menggunakan sel surya untuk mengurangi kebutuhan baterai. Kamera juga dapat diperkecil dengan sensor khusus dan jenis lensa yang berbeda.
Hal lain yang masih menjadi pertimbangan para peneliti adalah sistem nirkabel jarak jauh. Mereka harus mempertimbangkan kecepatan akselerasi dan fokus kamera saat digunakan untuk terbang.
(iqb)
tulis komentar anda