ISIS 'Serang' Prancis
A
A
A
PARIS - ISIS menyerang Prancis. Kelompok teroris ini meng-hack mulai dari akun media sosial, website hingga mengambil alih saluran TV offline, milik Prancis.
Dilansir dari Pcauthority, Jumat (10/4/2015), siaran TV5 Monde Prancis semalam (waktu setempat) mengalami "serangan". Aksi ini baru pertama kalinya terjadi.
Para cyber attrackers, mengklaim dirinya sebagai afiliasi dari kelompok teroris ISIS, yang juga dikenal sebagai ISIL dan Daesh. Mereka (para teroris) berhasil mengambil alih kendali penyiaran akun Twitter, Google+ dan Facebook, website serta stasiun TV itu sendiri. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 10 CET (21.00 WIB).
Dalam serangan tersebut, para hacker memparodikan kampanye "Je suis Charlie", yang dibuat setelah aksi pembantaian di Januari lalu. Aksi tersebut dilakukan oleh Islam ekstrim di majalah satir Prancis Charlie Hebdo, pada akun media sosial TV5 Monde.
Serangan ini juga mengperingatkan tentara Prancis, yang aktif memerangi ISIS. "Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan keluarga Anda," ancam mereka.
Beberapa jam setelah serangan, Yves Bigot, direktur jenderal TV5 Monde, membuat pernyataan di YouTube. "Telah menjadi korban dari serangan dunia maya yang sangat kuat. Serangan itu telah mempengaruhi 11 channel kami ... dan kami telah kehilangan kendali atas akun media sosial dan website kami. Semua tim kami bekerja untuk membangun kembali program normal kita," ucapnya.
Kemudian di pagi harinya, Bigot kembali mengeluarkan pernyataan. "Kami telah berhasil mengembalikan kondisi siaran tunggal di semua saluran kami. Namun, kami masih tidak dapat menyiarkan program pra-record ... [dan] karena keadaan belum membaik untuk mengirimkan atau memproduksi berita," terangnya.
TV5 Monde pun kini telah dalam kendali penuh. Begitu juga dengan akun Twitter dan Facebook, tapi website masih offline.
Bigot menyampaikan, TV5 Monde dan pakar keamanan cyber kini menganalisis bagaimana serangan itu dilakukan. "Sistem produksi kami kuat dan canggih," pungkasnya.
Ini bukan pertama kalinya cyber jihad itu menguasai akun media sosial berita atau website. Tapi serangan ini baru pertama kali dilakukan pada saluran TV live.
Dilansir dari Pcauthority, Jumat (10/4/2015), siaran TV5 Monde Prancis semalam (waktu setempat) mengalami "serangan". Aksi ini baru pertama kalinya terjadi.
Para cyber attrackers, mengklaim dirinya sebagai afiliasi dari kelompok teroris ISIS, yang juga dikenal sebagai ISIL dan Daesh. Mereka (para teroris) berhasil mengambil alih kendali penyiaran akun Twitter, Google+ dan Facebook, website serta stasiun TV itu sendiri. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 10 CET (21.00 WIB).
Dalam serangan tersebut, para hacker memparodikan kampanye "Je suis Charlie", yang dibuat setelah aksi pembantaian di Januari lalu. Aksi tersebut dilakukan oleh Islam ekstrim di majalah satir Prancis Charlie Hebdo, pada akun media sosial TV5 Monde.
Serangan ini juga mengperingatkan tentara Prancis, yang aktif memerangi ISIS. "Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan keluarga Anda," ancam mereka.
Beberapa jam setelah serangan, Yves Bigot, direktur jenderal TV5 Monde, membuat pernyataan di YouTube. "Telah menjadi korban dari serangan dunia maya yang sangat kuat. Serangan itu telah mempengaruhi 11 channel kami ... dan kami telah kehilangan kendali atas akun media sosial dan website kami. Semua tim kami bekerja untuk membangun kembali program normal kita," ucapnya.
Kemudian di pagi harinya, Bigot kembali mengeluarkan pernyataan. "Kami telah berhasil mengembalikan kondisi siaran tunggal di semua saluran kami. Namun, kami masih tidak dapat menyiarkan program pra-record ... [dan] karena keadaan belum membaik untuk mengirimkan atau memproduksi berita," terangnya.
TV5 Monde pun kini telah dalam kendali penuh. Begitu juga dengan akun Twitter dan Facebook, tapi website masih offline.
Bigot menyampaikan, TV5 Monde dan pakar keamanan cyber kini menganalisis bagaimana serangan itu dilakukan. "Sistem produksi kami kuat dan canggih," pungkasnya.
Ini bukan pertama kalinya cyber jihad itu menguasai akun media sosial berita atau website. Tapi serangan ini baru pertama kali dilakukan pada saluran TV live.
(dyt)