Penjualan Elektronik Lesu di Tahun Ini
A
A
A
PALEMBANG - Pasar elektronik dalam negeri merasa tahun ini sebagai tahun yang berat dan lesu dan beberapa distributor barang elektronik daerah, penjualan produk lesu.
Seperti di Palembang, tercatatkan penjualan elektronik menurun 15% sampai akhir tahun. Branch Manager PT Sharp Electronics Indonesia Cabang Palembang, Yan Theodore mengatakan, 2014 - 2015 masuk ke dalam tahun fiskal yang bertepatan dengan tahun politik. Diakuinya, pasar elektronik sangat sepi sejak awal tahun.
“Penjualan menurun sampai 15%, omzet yang biasanya tercapai Rp50 miliar per bulan kini hanya Rp35 miliar perbulan,” sebut Yan di ruang kerjanya.
Menurutnya, hal utama yang menjadi pendorong menurunnya penjualan yakni anjloknya harga komoditas pertanian yang sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Apalagi perekonomian Sumsel sangat bergantung pada karet dan sawit, berbeda dengan pasar di Jawa. Ditambah pula harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah naik yang berpengaruh pada ongkos kirim.
Tidak hanya di wilayah Sumsel, diakuinya, penjualan di Pangkal Pindang juga menurun karena perekonomian setempat tidak stabil. Menyusul larangan masyarakatnya untuk menambang timah. Padahal, segmen pasar dalam negeri masih middle end, berbeda dengan di Jepang yang sudah bermain di level premium.
“Masyarakat jadi seakan menahan diri untuk beli ataupun upgrade barang,”keluhnya.
Imbasnya, dia memastikan, pada 2015 mendatang produsen barang elektronik akan menaikkan harga jual produk. Mengingat pabrikan tentu perlu mengeluarkan biaya produksi dan upah untuk ribuan karyawannya.
“Sharp sendiri sudah memiliki tiga pabrik di kawasan Industri Karawang seluas 30 hektare dengan 3000 karyawan. Soal kenaikan dipastikan terjadi, tapi berapa besarannya sesuai kebijakan pusat,”ucap Yan.
Terkait produk keluaran baru, pada 11 Desember 2014 akan dilaunching produk mesin cuci berkapasitas besar sampai 10 kg dan lemari es New Kirei. Selanjutnya pada 2015 akan ada produk AC dan TV LED tipe baru dengan teknologi baru.
“Sejauh ini, penjualan televisi mendominasi hingga 60% penjualan. Bagaimana strategi pemasaran masih tetap menyesuaikan kebijakan pusat,” promosi Sharp, Firdaus, menambahkan.
Supervisor Samsung Plaza Jalan Letkol Iskandar (Seberang PIM), Yudi menyatakan, kenaikan TDL justru menjadi faktor yang membebani pihaknya.
Kendati demikian, pihaknya mampu mencatat penjualan tahunan sebesar Rp10 miliar untuk semua item Samsung. Produk yang paling banyak memberi kontribusi yakni ponsel pintar dengan dominasi sekitar 70%.
“Saat ini masyarakat masih memberi kepercayaan pada produk Samsung. Mungkin karena kualitas produknya yang memang bagus,” ulas Yudi.
Seperti di Palembang, tercatatkan penjualan elektronik menurun 15% sampai akhir tahun. Branch Manager PT Sharp Electronics Indonesia Cabang Palembang, Yan Theodore mengatakan, 2014 - 2015 masuk ke dalam tahun fiskal yang bertepatan dengan tahun politik. Diakuinya, pasar elektronik sangat sepi sejak awal tahun.
“Penjualan menurun sampai 15%, omzet yang biasanya tercapai Rp50 miliar per bulan kini hanya Rp35 miliar perbulan,” sebut Yan di ruang kerjanya.
Menurutnya, hal utama yang menjadi pendorong menurunnya penjualan yakni anjloknya harga komoditas pertanian yang sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Apalagi perekonomian Sumsel sangat bergantung pada karet dan sawit, berbeda dengan pasar di Jawa. Ditambah pula harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah naik yang berpengaruh pada ongkos kirim.
Tidak hanya di wilayah Sumsel, diakuinya, penjualan di Pangkal Pindang juga menurun karena perekonomian setempat tidak stabil. Menyusul larangan masyarakatnya untuk menambang timah. Padahal, segmen pasar dalam negeri masih middle end, berbeda dengan di Jepang yang sudah bermain di level premium.
“Masyarakat jadi seakan menahan diri untuk beli ataupun upgrade barang,”keluhnya.
Imbasnya, dia memastikan, pada 2015 mendatang produsen barang elektronik akan menaikkan harga jual produk. Mengingat pabrikan tentu perlu mengeluarkan biaya produksi dan upah untuk ribuan karyawannya.
“Sharp sendiri sudah memiliki tiga pabrik di kawasan Industri Karawang seluas 30 hektare dengan 3000 karyawan. Soal kenaikan dipastikan terjadi, tapi berapa besarannya sesuai kebijakan pusat,”ucap Yan.
Terkait produk keluaran baru, pada 11 Desember 2014 akan dilaunching produk mesin cuci berkapasitas besar sampai 10 kg dan lemari es New Kirei. Selanjutnya pada 2015 akan ada produk AC dan TV LED tipe baru dengan teknologi baru.
“Sejauh ini, penjualan televisi mendominasi hingga 60% penjualan. Bagaimana strategi pemasaran masih tetap menyesuaikan kebijakan pusat,” promosi Sharp, Firdaus, menambahkan.
Supervisor Samsung Plaza Jalan Letkol Iskandar (Seberang PIM), Yudi menyatakan, kenaikan TDL justru menjadi faktor yang membebani pihaknya.
Kendati demikian, pihaknya mampu mencatat penjualan tahunan sebesar Rp10 miliar untuk semua item Samsung. Produk yang paling banyak memberi kontribusi yakni ponsel pintar dengan dominasi sekitar 70%.
“Saat ini masyarakat masih memberi kepercayaan pada produk Samsung. Mungkin karena kualitas produknya yang memang bagus,” ulas Yudi.
(dyt)