Laba Ericsson Kuartal III Turun 9,4%
A
A
A
STOCKHOLM - Laba Ericsson AB kuartal III/2014 turun 9,4%, karena meningkatnya persaingan di perusahaan peralatan jaringan yang samakin ketat, seperti terjadi di China.
Seperti dikutip Bloomberg, Jumat (24/10/2014), laba bersih Ericsson turun menjadi 2,65 miliar kronor (USD365 juta) dari tahun sebelumnya sebesar 2,92 miliar kronor. Atau di bawah prediksi analis yang disusun Bloomberg sebesar 2,66 miliar kronor.
Meski laba mengalami penurunan, namun pendapatan yang diraih Ericsson mampu naik 8,7% menjadi 57,6 miliar kronor, mengalahkan estimasi para analis yang rata-rata sebesar 54,8 miliar kronor.
Para operator nirkabel lebih banyak menghabiskan dana untuk membangun dan memperbaiki jaringan, ketika terjadi kenaikan pada konsumen yang menggunakan ponsel dan tablet untuk streaming video dan musik.
Namun, persaingan dari Huawei Technologies Co dan Nokia Oyj (NOK1V) adalah menjaga margin Ericsson, mendorong perusahaan Swedia untuk memperluas layanan bisnis dan fokus pada kontrak yang lebih menguntungkan.
"Ericsson menjual banyak LTE ke China dan mereka cenderung untuk menjadi baik pada penjualan, tetapi biaya lebih tinggi juga," kata Mikko Ervasti, seorang analis di Evli Bank Oyj di Helsinki, mengacu pada jaringan yang lebih cepat menggunakan jangka panjang yang disebut teknologi evolusi.
Seperti dikutip Bloomberg, Jumat (24/10/2014), laba bersih Ericsson turun menjadi 2,65 miliar kronor (USD365 juta) dari tahun sebelumnya sebesar 2,92 miliar kronor. Atau di bawah prediksi analis yang disusun Bloomberg sebesar 2,66 miliar kronor.
Meski laba mengalami penurunan, namun pendapatan yang diraih Ericsson mampu naik 8,7% menjadi 57,6 miliar kronor, mengalahkan estimasi para analis yang rata-rata sebesar 54,8 miliar kronor.
Para operator nirkabel lebih banyak menghabiskan dana untuk membangun dan memperbaiki jaringan, ketika terjadi kenaikan pada konsumen yang menggunakan ponsel dan tablet untuk streaming video dan musik.
Namun, persaingan dari Huawei Technologies Co dan Nokia Oyj (NOK1V) adalah menjaga margin Ericsson, mendorong perusahaan Swedia untuk memperluas layanan bisnis dan fokus pada kontrak yang lebih menguntungkan.
"Ericsson menjual banyak LTE ke China dan mereka cenderung untuk menjadi baik pada penjualan, tetapi biaya lebih tinggi juga," kata Mikko Ervasti, seorang analis di Evli Bank Oyj di Helsinki, mengacu pada jaringan yang lebih cepat menggunakan jangka panjang yang disebut teknologi evolusi.
(izz)