LG Sumbang 2.000 Ponsel untuk Petugas Kesehatan Ebola
A
A
A
SEOUL - LG telah menyumbangkan 2.000 smartphone untuk PBB, dalam membantu perjuangan mereka melawan virus Ebola.
Dikutip dari Digitalspy, Jumat (24/10/2014), handset ini untuk membantu pekerja profesional kesehatan, di daerah yang terkena penyakit ini.
Perusahaan asal Korea Selatan tersebut berharap, bahwa perangkat akan digunakan oleh pekerja di lapangan, serta memantau data medis penting. Sehingga kondisi krisis virus Ebola dapat tetap terkontrol.
"Kami berharap bahwa, kontribusi kami akan membantu PBB dan LSM yang berjuang di garis depan, untuk meningkatkan kesehatan, ketahanan pangan dan sanitasi di daerah yang terkena epidemi Ebola," ungkap Senior Vice President and Head of LG, Choong-hak Lee.
Sumbangan LG mengikuti gerakan serupa dari Samsung, di mana mereka telah menyediakan 3.000 smartphone Galaxy S3 Neo untuk petugas layanan kesehatan dalam menangani Ebola.
Seperti diketahui, virus Ebola telah menginfeksi lebih dari 9.200 orang dan menewaskan 4.500 di negara-negara termasuk Guinea, Liberia dan Sierra Leone, dengan kasus terisolasi dilaporkan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Digitalspy, Jumat (24/10/2014), handset ini untuk membantu pekerja profesional kesehatan, di daerah yang terkena penyakit ini.
Perusahaan asal Korea Selatan tersebut berharap, bahwa perangkat akan digunakan oleh pekerja di lapangan, serta memantau data medis penting. Sehingga kondisi krisis virus Ebola dapat tetap terkontrol.
"Kami berharap bahwa, kontribusi kami akan membantu PBB dan LSM yang berjuang di garis depan, untuk meningkatkan kesehatan, ketahanan pangan dan sanitasi di daerah yang terkena epidemi Ebola," ungkap Senior Vice President and Head of LG, Choong-hak Lee.
Sumbangan LG mengikuti gerakan serupa dari Samsung, di mana mereka telah menyediakan 3.000 smartphone Galaxy S3 Neo untuk petugas layanan kesehatan dalam menangani Ebola.
Seperti diketahui, virus Ebola telah menginfeksi lebih dari 9.200 orang dan menewaskan 4.500 di negara-negara termasuk Guinea, Liberia dan Sierra Leone, dengan kasus terisolasi dilaporkan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
(dyt)