Panasonic Lebarkan Sayap Bisnis Produk Rumah Tangga
A
A
A
JAKARTA - Panasonic terus melebarkan sayap bisnisnya di Indonesia dengan menampilkan produk-produk rumah tangga inovatif.
Untuk itu perusahaan elektronik ini juga akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di Indonesia guna mengatasi masalah-masalah penting di berbagai sektor. Misalnya infrastruktur, transportasi, pangan dan pertanian.
"Saat ini kami terus mendorong untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat dan dunia," ujar Presiden Komisaris Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel saat acara 'Panasonic Solution Forum' di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Menurutnya, dalam program strategis bisnis yang meliputi seluruh sektor baik B2C, B2B maupun B2G, dengan solusi yang komperhensif di bidang energi, keamanan, rumah tangga dan lain-lain.
Dalam forum tersebut, beberapa produk dan proyek global. Pertama, Kota Pintar Fujisawa yang berlokasi 50 km dari Tokyo ini tengah dalam proses transformasi menjadi kota hemat energi oleh Panasonic sejak 2007.
Wilayah seluas 19 ha, kota ini akan dihuni 3.000 orang dan 1.000 rumah dengan fasilitas yang komperehensif, termasuk fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Konsep ini dengan menggabungkan konsep ramah lingkungan, kenyamanan dan keamanan. Kota ini bermaksud mengurangi konsumsi CO2 hingga 70% dan penggunaan air hingga 30%, dengan tingkat ketergantungan terhadap energi terbarukan hingga 30%.
"Tanpa energi dan pasokan air dari laut, kota ini bisa bertahan selama tiga hari dengan energi mereka sendiri, yang tersimpan di dalam baterai ramah lingkungan dengan sistem panel surya," jelas dia.
Kedua, power supply container untuk masyarakat Karimun Jawa. Ini untuk mengatasi sumber listrik di kawasan ini, di mana listrik kawasan ini hanya tersedia pada malam hari.
Perusahaan meluncurkan proyek untuk memperbaiki lingkungan dengan memanfaatkan power supply container. Dalam hal ini akan kerja sama dengan Kabupaten Jepara dan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Teknologi ini juga akan menunjang peningkatan kualitas pendidikan, dapat menggunakan peralatan penerangan, kipas angin dan materi pendidikan audiovisual menggunakan komputer dan televisi.
"Alat (power supply container) ini juga menghasilkan listrik hingga 3.000 watt," ungkapnya.
Ketiga, Panasonic Solar Lantern. Energi terbarukan ini mengatasi efek pemanasan global, salah satu contohnya solar lantern.
Lampu ini bisa digunakan sebagai penerangan dengan menggunakan energi tenaga surya melalui 3,5 watt panel tenaga surya dan lima lampu LED dengan tingkat penerangan hingga 360 derajat, serta baterai isi ulang yang bisa digunakan selama enam jam.
"Di Indonesia, kami telah menyumbangkan 1.000 solar lantern untuk beberapa daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur yang memiliki akses listrik terbatas," paparnya.
Managing Director Panasonic Asia Pasifik, Junichiro Kitagawa mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pasar terpenting Panasonic di kawasan Asia Pasifik.
"Kami melihat industri perumahan, perhotelan, perkantoran dan infrastruktur terus berkembang tiap tahun. Sehingga kami kombinasikan bisnis kami dengan pasar domestik, dengan begitu dapat memperkuat bisnis B2B perusahaan di kawasan Asia Pasifik bersama mitra-mitra kami," terng Rachmat Gobel.
Untuk itu perusahaan elektronik ini juga akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di Indonesia guna mengatasi masalah-masalah penting di berbagai sektor. Misalnya infrastruktur, transportasi, pangan dan pertanian.
"Saat ini kami terus mendorong untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat dan dunia," ujar Presiden Komisaris Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel saat acara 'Panasonic Solution Forum' di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Menurutnya, dalam program strategis bisnis yang meliputi seluruh sektor baik B2C, B2B maupun B2G, dengan solusi yang komperhensif di bidang energi, keamanan, rumah tangga dan lain-lain.
Dalam forum tersebut, beberapa produk dan proyek global. Pertama, Kota Pintar Fujisawa yang berlokasi 50 km dari Tokyo ini tengah dalam proses transformasi menjadi kota hemat energi oleh Panasonic sejak 2007.
Wilayah seluas 19 ha, kota ini akan dihuni 3.000 orang dan 1.000 rumah dengan fasilitas yang komperehensif, termasuk fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Konsep ini dengan menggabungkan konsep ramah lingkungan, kenyamanan dan keamanan. Kota ini bermaksud mengurangi konsumsi CO2 hingga 70% dan penggunaan air hingga 30%, dengan tingkat ketergantungan terhadap energi terbarukan hingga 30%.
"Tanpa energi dan pasokan air dari laut, kota ini bisa bertahan selama tiga hari dengan energi mereka sendiri, yang tersimpan di dalam baterai ramah lingkungan dengan sistem panel surya," jelas dia.
Kedua, power supply container untuk masyarakat Karimun Jawa. Ini untuk mengatasi sumber listrik di kawasan ini, di mana listrik kawasan ini hanya tersedia pada malam hari.
Perusahaan meluncurkan proyek untuk memperbaiki lingkungan dengan memanfaatkan power supply container. Dalam hal ini akan kerja sama dengan Kabupaten Jepara dan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Teknologi ini juga akan menunjang peningkatan kualitas pendidikan, dapat menggunakan peralatan penerangan, kipas angin dan materi pendidikan audiovisual menggunakan komputer dan televisi.
"Alat (power supply container) ini juga menghasilkan listrik hingga 3.000 watt," ungkapnya.
Ketiga, Panasonic Solar Lantern. Energi terbarukan ini mengatasi efek pemanasan global, salah satu contohnya solar lantern.
Lampu ini bisa digunakan sebagai penerangan dengan menggunakan energi tenaga surya melalui 3,5 watt panel tenaga surya dan lima lampu LED dengan tingkat penerangan hingga 360 derajat, serta baterai isi ulang yang bisa digunakan selama enam jam.
"Di Indonesia, kami telah menyumbangkan 1.000 solar lantern untuk beberapa daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur yang memiliki akses listrik terbatas," paparnya.
Managing Director Panasonic Asia Pasifik, Junichiro Kitagawa mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pasar terpenting Panasonic di kawasan Asia Pasifik.
"Kami melihat industri perumahan, perhotelan, perkantoran dan infrastruktur terus berkembang tiap tahun. Sehingga kami kombinasikan bisnis kami dengan pasar domestik, dengan begitu dapat memperkuat bisnis B2B perusahaan di kawasan Asia Pasifik bersama mitra-mitra kami," terng Rachmat Gobel.
(izz)