Indonesia Peringkat Atas Belanja Online Pakai Ponsel
A
A
A
JAKARTA - Menurut laporan hasil studi e-commerce dirilis Nielsen, Indonesia berada dalam urutan peringkat teratas secara global dalam hal penggunaan telepon genggam (HP), untuk berbelanja online.
Bersama dengan Filipina, Vietnam, Thailand dan semua negara di wilayah Asia Tenggara menghasilkan skor di atas rata-rata global.
Executive Director, Consumer Insights, Nielsen Indonesia, Anil Antony mengemukakan, jika berbicara perangkat yang paling sering digunakan untuk berbelanja online, telepon genggam menjadi sarana favorit untuk belanja online.
"Penggunaan telepon genggam semakin populer, karena lebih dari enam dari sepuluh konsumen Indonesia (61%), menyatakan akan paling banyak menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online, sementara itu lebih dari setengah (58%) konsumen menyatakan akan menggunakan komputer," ungkapnya seperti keterangan tertulis kepada Sindonews, Rabu (3/9/2014).
Anil menambahkan, sedangkan penggunaan tablet sebagai sarana untuk mengakses situs-situs ritel online juga meningkat, dan lebih dari sepertiga (38%) konsumen menyatakan akan menggunakannya untuk berbelanja online.
“Penetrasi telepon genggam pada populasi umum di wilayah perkotaan Indonesia telah mencapai 88%. Sejauh ini kepemilikan perangkat tersebut merupakan salah satu faktor paling signifikan berpengaruh pada perilaku belanja pada konsumen," ujarnya
Meningkatnya kemakmuran dan ketersediaan koneksitas dengan kecepatan tinggi dan penawaran-penawaran online yang semakin berkembang akan semakin memberikan pengaruh dalam tahun-tahun ke depan.
"Sedangkan dengan pertumbuhan yang akan terus berlanjut ini, e-commerce menggambarkan peluang luar biasa bagi para peritel online dan pemilik jasa operator untuk memperluas basis konsumen mereka," tuturnya.
Lbih lanjut dikatakan, konsumen digital Indonesia menikmati online shopping, khususnya membaca ulasan dan mencari informasi mengenai produk dan jasa secara online, mereka memandang internet sebagai sarana untuk mengecek produk/jasa dan memberikan informasi sebelum mereka melakukan pembelian secara offline.
“Namun dengan melihat bagaimana konsumen kini melakukan penjelajahan online sebelum melakukan pembelian secara offline, para peritel perlu memastikan agar mereka tidak mengabaikan dunia digital sebagai bagian dari keseluruhan strategi mereka untuk meraih konsumen," tutup Anil.
Bersama dengan Filipina, Vietnam, Thailand dan semua negara di wilayah Asia Tenggara menghasilkan skor di atas rata-rata global.
Executive Director, Consumer Insights, Nielsen Indonesia, Anil Antony mengemukakan, jika berbicara perangkat yang paling sering digunakan untuk berbelanja online, telepon genggam menjadi sarana favorit untuk belanja online.
"Penggunaan telepon genggam semakin populer, karena lebih dari enam dari sepuluh konsumen Indonesia (61%), menyatakan akan paling banyak menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online, sementara itu lebih dari setengah (58%) konsumen menyatakan akan menggunakan komputer," ungkapnya seperti keterangan tertulis kepada Sindonews, Rabu (3/9/2014).
Anil menambahkan, sedangkan penggunaan tablet sebagai sarana untuk mengakses situs-situs ritel online juga meningkat, dan lebih dari sepertiga (38%) konsumen menyatakan akan menggunakannya untuk berbelanja online.
“Penetrasi telepon genggam pada populasi umum di wilayah perkotaan Indonesia telah mencapai 88%. Sejauh ini kepemilikan perangkat tersebut merupakan salah satu faktor paling signifikan berpengaruh pada perilaku belanja pada konsumen," ujarnya
Meningkatnya kemakmuran dan ketersediaan koneksitas dengan kecepatan tinggi dan penawaran-penawaran online yang semakin berkembang akan semakin memberikan pengaruh dalam tahun-tahun ke depan.
"Sedangkan dengan pertumbuhan yang akan terus berlanjut ini, e-commerce menggambarkan peluang luar biasa bagi para peritel online dan pemilik jasa operator untuk memperluas basis konsumen mereka," tuturnya.
Lbih lanjut dikatakan, konsumen digital Indonesia menikmati online shopping, khususnya membaca ulasan dan mencari informasi mengenai produk dan jasa secara online, mereka memandang internet sebagai sarana untuk mengecek produk/jasa dan memberikan informasi sebelum mereka melakukan pembelian secara offline.
“Namun dengan melihat bagaimana konsumen kini melakukan penjelajahan online sebelum melakukan pembelian secara offline, para peritel perlu memastikan agar mereka tidak mengabaikan dunia digital sebagai bagian dari keseluruhan strategi mereka untuk meraih konsumen," tutup Anil.
(dol)