Penjualan Kamera Tergeser Smartphone
A
A
A
SEMARANG - Penjualan kamera sejak awal 2014 hingga kini terus mengalami penurunan, menyusul semakin banyaknya smartphone yang sudah dilengkapi oleh kamera dengan resolusi tinggi.
Pemilik Toko Flanuel Camera Plaza Simpang Lima, Fredy Hartoyo mengatakan, penurunan penjualan paling dirasakan untuk kamera saku atau kamera poket. Kamera jenis ini mengalami penurunan hingga 30%, dibandingkan tahun sebelumnya.
Dia mengakui, penurunan penjualan kamera tidak lepas dari semakin berkembangnya teknologi smartphone, yang dilengkapi dengan kamera dengan ketajaman gambar yang memadai.
“Sekarang ini uang bawah Rp1 juta sudah bisa mendapatkan smartphone yang dilengkapi kamera, jadi masyarkat terutama untuk kalangan anak muda lebih memilih membeli smartphone ketimbang membeli kamera, untuk mengabadikan setiap kegiatan,” katanya.
Menurunnya jumlah penjualan tersebut diiringi dengan penurunan harga, sehingga saat ini bisa dengan mudah mendapatkan kamera saku dengan harga murah.
“Harga kamera saku saat ini murah-murah, misalnya merek Canon 16 MP yang dulu di harga Rp2 juta saat ini dihargai Rp1 juta, merek Sony dengan 20 MP yang dulunya Rp2 jutaan saat ini di harga Rp1,2 juta, Lexus dari harga Rp1,8 juta. Tetapi meski harga sudah turun, tetap masih belum mampu mendongkrak penjualan,” imbuhnya.
Namun, sambung Fredy, untuk kamera-kamera kelas profesional, seperti DSLR maupun kamera Mirrosless masih cukup diminati meski peningkatannya hanya sedikit. “Kalau untuk penjualan kamera profesional masih cukup baik meskipun stagnan,” tandasnya.
Salah satu praktisi Kamera di Kota Semarang, Chandra AN melihat, masyarakat lebih memilih smartphone ketimbang kamera, karena sisi praktisnya. “Kalau menggunakan kamera handphone lebih praktis, tinggal jepret bisa langsung upload ke media sosial, dan itu yang saat ini digemari masyarkat terutama anak muda,” ujarnya.
Namun sebenarnya, dari sisi kualitas, kamera handphone tidak akan sebagus kamera poket atau kamera DSLR.”Misalnya jika dibandingkan smartphone dengan harga Rp1juta, gambarnya, ketajamannya akan lebih bagus dengan kamera saku dengan harga yang sama,” imbuhnya.
Pemilik Toko Flanuel Camera Plaza Simpang Lima, Fredy Hartoyo mengatakan, penurunan penjualan paling dirasakan untuk kamera saku atau kamera poket. Kamera jenis ini mengalami penurunan hingga 30%, dibandingkan tahun sebelumnya.
Dia mengakui, penurunan penjualan kamera tidak lepas dari semakin berkembangnya teknologi smartphone, yang dilengkapi dengan kamera dengan ketajaman gambar yang memadai.
“Sekarang ini uang bawah Rp1 juta sudah bisa mendapatkan smartphone yang dilengkapi kamera, jadi masyarkat terutama untuk kalangan anak muda lebih memilih membeli smartphone ketimbang membeli kamera, untuk mengabadikan setiap kegiatan,” katanya.
Menurunnya jumlah penjualan tersebut diiringi dengan penurunan harga, sehingga saat ini bisa dengan mudah mendapatkan kamera saku dengan harga murah.
“Harga kamera saku saat ini murah-murah, misalnya merek Canon 16 MP yang dulu di harga Rp2 juta saat ini dihargai Rp1 juta, merek Sony dengan 20 MP yang dulunya Rp2 jutaan saat ini di harga Rp1,2 juta, Lexus dari harga Rp1,8 juta. Tetapi meski harga sudah turun, tetap masih belum mampu mendongkrak penjualan,” imbuhnya.
Namun, sambung Fredy, untuk kamera-kamera kelas profesional, seperti DSLR maupun kamera Mirrosless masih cukup diminati meski peningkatannya hanya sedikit. “Kalau untuk penjualan kamera profesional masih cukup baik meskipun stagnan,” tandasnya.
Salah satu praktisi Kamera di Kota Semarang, Chandra AN melihat, masyarakat lebih memilih smartphone ketimbang kamera, karena sisi praktisnya. “Kalau menggunakan kamera handphone lebih praktis, tinggal jepret bisa langsung upload ke media sosial, dan itu yang saat ini digemari masyarkat terutama anak muda,” ujarnya.
Namun sebenarnya, dari sisi kualitas, kamera handphone tidak akan sebagus kamera poket atau kamera DSLR.”Misalnya jika dibandingkan smartphone dengan harga Rp1juta, gambarnya, ketajamannya akan lebih bagus dengan kamera saku dengan harga yang sama,” imbuhnya.
(dyt)