CEO BlackBerry sangkal jual bisnis handset
A
A
A
Sindonews.com - CEO BlackBerry John Chen melalui Reuters pada Rabu (waktu setempat) mengatakan, dia tidak bisa menghasilkan uang dengan menjual handset. Pernyataan ini menimbulkan polemik bahwa Chen ingin menjual handet BlackBerry karena dianggap tidak menguntungkan.
Melihat respon yang ada, dia menulis dalam sebuah laporan bahwa tidak akan menjual bisnis handset dalam waktu dekat. Pihaknya memang akan fokus pada bisnis menguntungkan, tapi tidak menjual bisnis handset. "Saya ingin meyakinkan Anda bahwa saya tidak berniat menjual atau meninggalkan bisnis ini dalam waktu dekat. Saya tahu Anda masih mencintai perangkat BlackBerry. Fokus kami saat ini adalah untuk membuat bisnis ini menguntungkan," papar Chen dilansir Phonearena, Jumat (11/4/2014).
Chen menambahkan, pihaknya menawarkan solusi 'hingga akhir'dan perangkat yang memiliki bagian penting. Sebab itu, kami mengembangkan bisnis perangkat melalui pendapatan lain dari sektor jasa dan perangkat lunak.
Perusahaan asal Kanada ini bermaksud mengembangkan bisnis lainnya seperti jasa perusahaan, dan perangkat lunak. Ia menambahkan, bahwa BlackBerry adalah investasi teknologi Mesin.
Chen tidak menyebut BBM, namun aplikasi pesan yang tampil bersama BlackBerry mampu meningkatkan nilainya. Facebook menghasilkan USD19 miliar, WhatsApp bernilai USD42 per pelanggan. Dengan hadirnya BBM di BlackBerry, iOS, Android, bahkan Windows Phone, setiap pelanggan baru BBM dapat menambah nilai terhadap aplikasi tersebut.
"BlackBerry tidak menyerah dan tidak meninggalkan bisnis handset dalam waktu dekat," tegasnya.
Melihat respon yang ada, dia menulis dalam sebuah laporan bahwa tidak akan menjual bisnis handset dalam waktu dekat. Pihaknya memang akan fokus pada bisnis menguntungkan, tapi tidak menjual bisnis handset. "Saya ingin meyakinkan Anda bahwa saya tidak berniat menjual atau meninggalkan bisnis ini dalam waktu dekat. Saya tahu Anda masih mencintai perangkat BlackBerry. Fokus kami saat ini adalah untuk membuat bisnis ini menguntungkan," papar Chen dilansir Phonearena, Jumat (11/4/2014).
Chen menambahkan, pihaknya menawarkan solusi 'hingga akhir'dan perangkat yang memiliki bagian penting. Sebab itu, kami mengembangkan bisnis perangkat melalui pendapatan lain dari sektor jasa dan perangkat lunak.
Perusahaan asal Kanada ini bermaksud mengembangkan bisnis lainnya seperti jasa perusahaan, dan perangkat lunak. Ia menambahkan, bahwa BlackBerry adalah investasi teknologi Mesin.
Chen tidak menyebut BBM, namun aplikasi pesan yang tampil bersama BlackBerry mampu meningkatkan nilainya. Facebook menghasilkan USD19 miliar, WhatsApp bernilai USD42 per pelanggan. Dengan hadirnya BBM di BlackBerry, iOS, Android, bahkan Windows Phone, setiap pelanggan baru BBM dapat menambah nilai terhadap aplikasi tersebut.
"BlackBerry tidak menyerah dan tidak meninggalkan bisnis handset dalam waktu dekat," tegasnya.
(dyt)