Apple kembali desak pengadilan AS denda Samsung
A
A
A
Sindonews.com - Apple Inc meminta hakim di pengadilan Amerika Serikat (AS) denda lebih dari USD2 miliar atas tuduhan pelanggaran hak paten Samsung.
Pertempuran panas di persidangan ini merupakan sidang ketiga perusahaan tersebut dalam dua tahun terakhir di pengadilan federal San Jose, California.
Dilansir dari Reuters, Rabu (2/4/2014), Kepala Pemasaran Apple, Philip Schiller bersaksi bagaimana shock-nya perusahaan melihat smartphone jenis Samsung bersaing dengan iPhone.
Juri mengambulkan tuntutan perusahaan pembuat iPhone itu sekitar USD930 juta pada 2012 di San Jose, California, tapi mereka gagal membujuk Hakim Distrik AS Lucy Koh mengeluarkan perintah permanen pelarangan penjualan ponsel Samsung.
Larangan penjualan menjadi ancaman serius bagi Samsung, yang memperoleh USD7,7 miliar pada kuartal hingga Desember. Di mana divisi mobile Samsung, yang mencakup smartphone memberikan laba operasional sekitar 5,47 triliun won (USD5,1 miliar).
Pengacara Apple, Harold McElhinny mengemukakan kepada delapan juri anggota, bahwa Samsung telah menjual lebih dari 37 juta ponsel dan tablet yang melanggar hak paten dan layak mendapat royalti rata-rata USD33 per telepon.
McElhinny menuturkan, Samsung tidak bisa bersaing dengan Apple dan telah mencapai krisis pada 2011. "Ini (mereka) menyalin banyak fitur," ucapnya.
Sidang saat ini melibatkan masalah hak paten Apple, yang meliputi fitur iPhone, seperti layar geser untuk membuka dan teknologi search. Apple sendiri kini tengah berusaha melarang penjualan beberapa ponsel Samsung, termasuk Galaxy S3.
"Mereka akan mencoba memberitahu Anda bahwa penemuan kami adalah sepele dan tidak berharga," ucap McElhinny.
Di sisi lain, pengacara Samsung, John Quinn mengatakan, perusahaan Korea Selatan tersebut menggunakan sistem operasi Android Google Inc. Fitur yang diklaim benar-benar dikembangkan Google, tidak menyalin Apple.
"Kami akan membuktikan kepada Anda bahwa Apple adalah perusahaan besar tetapi mereka tidak memiliki segalanya. Mereka tidak memiliki satu-satunya cara (sistem) search di ponsel," ujar Quinn.
Dalam upaya memenangkan larangan penjualan Samsung, dia menyebutkan, Apple sedang mencoba mengembaikan posisi terdepan di pasar smartphone.
"Dalam hal ini benar-benar Apple mencoba membatasi pilihan konsumen dan mendapatkan keuntungan yang tidak adil terhadap salah satu pesaing utamanya, Google Android," tandas Quinn.
Pertempuran panas di persidangan ini merupakan sidang ketiga perusahaan tersebut dalam dua tahun terakhir di pengadilan federal San Jose, California.
Dilansir dari Reuters, Rabu (2/4/2014), Kepala Pemasaran Apple, Philip Schiller bersaksi bagaimana shock-nya perusahaan melihat smartphone jenis Samsung bersaing dengan iPhone.
Juri mengambulkan tuntutan perusahaan pembuat iPhone itu sekitar USD930 juta pada 2012 di San Jose, California, tapi mereka gagal membujuk Hakim Distrik AS Lucy Koh mengeluarkan perintah permanen pelarangan penjualan ponsel Samsung.
Larangan penjualan menjadi ancaman serius bagi Samsung, yang memperoleh USD7,7 miliar pada kuartal hingga Desember. Di mana divisi mobile Samsung, yang mencakup smartphone memberikan laba operasional sekitar 5,47 triliun won (USD5,1 miliar).
Pengacara Apple, Harold McElhinny mengemukakan kepada delapan juri anggota, bahwa Samsung telah menjual lebih dari 37 juta ponsel dan tablet yang melanggar hak paten dan layak mendapat royalti rata-rata USD33 per telepon.
McElhinny menuturkan, Samsung tidak bisa bersaing dengan Apple dan telah mencapai krisis pada 2011. "Ini (mereka) menyalin banyak fitur," ucapnya.
Sidang saat ini melibatkan masalah hak paten Apple, yang meliputi fitur iPhone, seperti layar geser untuk membuka dan teknologi search. Apple sendiri kini tengah berusaha melarang penjualan beberapa ponsel Samsung, termasuk Galaxy S3.
"Mereka akan mencoba memberitahu Anda bahwa penemuan kami adalah sepele dan tidak berharga," ucap McElhinny.
Di sisi lain, pengacara Samsung, John Quinn mengatakan, perusahaan Korea Selatan tersebut menggunakan sistem operasi Android Google Inc. Fitur yang diklaim benar-benar dikembangkan Google, tidak menyalin Apple.
"Kami akan membuktikan kepada Anda bahwa Apple adalah perusahaan besar tetapi mereka tidak memiliki segalanya. Mereka tidak memiliki satu-satunya cara (sistem) search di ponsel," ujar Quinn.
Dalam upaya memenangkan larangan penjualan Samsung, dia menyebutkan, Apple sedang mencoba mengembaikan posisi terdepan di pasar smartphone.
"Dalam hal ini benar-benar Apple mencoba membatasi pilihan konsumen dan mendapatkan keuntungan yang tidak adil terhadap salah satu pesaing utamanya, Google Android," tandas Quinn.
(dmd)