Adu kamera Galaxy S5, Sony Xperia Z2 dan LG G Pro2

Kamis, 20 Maret 2014 - 13:09 WIB
Adu kamera Galaxy S5, Sony Xperia Z2 dan LG G Pro2
Adu kamera Galaxy S5, Sony Xperia Z2 dan LG G Pro2
A A A
KAMERA menjadi fitur utama vendor smartphone premium untuk menarik perhatian konsumen, mengingat fitur-fitur lain, seperti RAM, prosesor, baterai dan lainnya cenderung tidak berubah drastis.

Nokia sudah punya visi serius terhadap smartphone sebagai perangkat fotografi serius sejak 2012. Tepatnya melalui ponsel Symbian Nokia 808 PureView yang memiliki resolusi maksimal 41 MP (7728 x 5368 piksel). Sensor CMOS 1/1.2 inci yang digunakan Nokia 808 hanya dua tingkat lebih rendah dibanding kamera mirrorless, dan lebih besar daripada kamera saku digital yang ada di pasaran.

Setahun kemudian, Nokia membawa teknologi 41 MP itu ke sistem operasi Windows Phone yang lebih modern lewat Lumia 1020. Sekali lagi, Lumia 1020 seperti menciptakan standar terhadap bagaimana seharusnya kamera smartphone dirancang.

Inovasi itu terus berlanjut. Walau Lumia 1520 tidak memiliki sensor sebesar 41 MP, tapi model tersebut datang dengan fitur yang disebut Nokia Refocus (kini tersedia di semua model Pureview). Nokia Refocus memungkinkan pengguna smartphone ”menentukan fokus setelah memotret”, teknologi yang pertama di populerkan oleh kamera bernama Lytro. Jadi, setelah gambar dijepret pun Anda bisa memilih fokus di obyek atau di background-nya.

Nokia
Nokia 1520

Nah, inovasi kamera Nokia ini mengilhami banyak vendor lain. Sejak 2013 persaingan di teknologi kamera smartphone kian memanas. Puncaknya adalah tahun ini, ketika beberapa model flagship smartphone premium disegarkan. Terlihat bahwa kamera menjadi fitur yang paling banyak berubah. Ini terlihat dari Samsung Galaxy S5, Sony Xperia Z2 dan LG G Pro2.

Perubahan teknologi kamera smartphone itu sebenarnya sederhana. Yakni, berusaha membuat teknologi kamera smartphone kualitasnya sebanding atau bisa menandingi kualitas digital single-lens reflex atau DSLR.

Membuat perangkat tipis dengan kekuatan layaknya DSLR adalah tantangan terbesar Samsung, Sony, Nokia dan LG, yang berusaha membuat produk mereka berbeda di pasar handset. Hal itu tidak mungkin dilakukan karena smartphone memiliki kelemahan dua hal ini dibanding DSLR; kualitas sensor dan ketiadaan lensa zoom. Karena itu, dibuatlah siasat fitur-fitur yang dianggap penting yang ada dalam DSLR.

Samsung, Sony dan LG saat ini telah membuat flagship terbaru mereka dapat merekam video ultra-high definition yang disebut 4k, memotret gambar dengan resolusi besar dengan jeda kurang dari sedetik, serta memotret di pencahayaan rendah atau obyek bergerak dengan jauh lebih baik.

Direktur IDC Chris Chute menilai tren smartphone kamera tahun ini adalah sistem fokus otomatis (autofokus) dengan teknologi phase detection (deteksi fasa). Deteksi fasa ini umumnya hanya digunakan di kamera DSLR atau mirrorless yang memiliki lensa yang bisa diganti-ganti, karena kerumitan sistem. Tapi, deteksi fasa istimewa karena sangat akurat dan cepat, juga bisa diandalkan untuk memotret objek foto agak gelap dan kontrasnya rendah.

Fitur tersebut ada di Galaxy S5, yang mampu memangkas waktu fokus ke subyek hingga 0,3 detik. ”Bahkan ketika obyek bergerak, gambar masih bisa ditangkap dengan tajam,” ujar VP Senior Samsung untuk produk dan teknologi di AS, Seshu Madhavapeddy.

”Dengan fitur ini, konsumen tidak hanya akan menggunakan ponsel untuk sehari-hari, tapi mungkin acara-acara fotografi,” jelas Chute.

Fitur lain di S5 adalah aplikasi pencitraan high dynamic range (HDR) sebelum menjepret. Sebelumnya, teknik HDR dilakukan saat proses editing sebuah foto.

Samsung Galaxy S5
Galaxy S5

Sementara LG G Pro2 menggunakan teknologi serupa dengan Nokia Refocus, dimana pengguna dapat memilih bagian mana yang tajam dan kabur setelah menjepret gambar.

Besarnya kualitas piksel bukan berarti kualitas gambar juga semakin baik. Karena hal itu ditentukan pula oleh lensa dan besarnya sensor gambar. Tapi, piksel yang besar artinya gambar bisa dicetak dalam ukuran besar pula.

Adu kamera Galaxy S5, Sony Xperia Z2 dan LG G Pro2

LG G Pro2

Di sisi lain, Sony lewat Xperia Z2 dengan resolusi 20,7 MP, menambahkan fitur rekam video 4K. Z2 juga dibenamkan teknologi yang membuat pengguna menjepret gambar bergerak tanpa blur. Merekam video 4K ini bahkan belum populer di industri DSLR atau kamera digital. TV 4K pun baru mulai marak sejak akhir tahun lalu.

Sony Experia Z 2
Sony Xperia Z2

Nick Dillon, analis senior dari lembaga riset Ovum, menilai bahwa saat ini sampai pada tahap bahwa teknologi kamera di smartphone high end sudah sangat memadai untuk berbagai kebutuhan, meski jeda kualitas antara smartphone dan DSLR tetap ada. ”Semakin besar sensor, semakin besar cahaya yang bisa ditangkap. Di smartphone, ukuran sensor terbatas karena akan berdampak pada berat dan ukuran dari smartphone itu sendiri,” ujar Dillon.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8837 seconds (0.1#10.140)