Riset Temukan WeChat Sensor Kata Kunci Terkait Virus Corona

Kamis, 05 Maret 2020 - 19:33 WIB
Riset Temukan WeChat...
Riset Temukan WeChat Sensor Kata Kunci Terkait Virus Corona
A A A
BEIJING - Platform pesan instan paling populer di China, WeChat, ditemukan menyensor beberapa kata kunci terkait virus Corona sejak 1 Januari lalu. Platform livestreaming populer YY juga kedapatan melakukan hal yang sama.

Temuan ini merupakan hasil analisis dari kelompok Citizen Lab dari University of Toronto, Kanada. Mereka melakukan penelitian dengan mengirimkan teks di grup chat yang berisi dua akun WeChat di Kanada dan satu di China.

Percakapan tersebut berisi teks dan artikel berita yang dikirim dari akun WeChat di Kanada. Mereka kemudian memantau chat mana yang tidak diterima oleh akun WeChat di China.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa sensor ini telah dilakukan sejak awal Januari lalu. Di mana waktunya bersamaan dengan kemunculan laporan awal tentang virus Corona di Kota Wuhan. Sebanyak 132 kombinasi kata kunci disensor pada bulan Januari, tapi angka itu naik menjadi 516 kata kunci pada pekan kedua Februari.

Dilansir dari The Verge, Kamis (5/3/2020), kata kunci yang disensor termasuk informasi faktual tentang penyakit ini, referensi kebijakan epidemi pemerintah, dan nama Li Wenliang. Yakni seorang dokter yang paling awal memperingatkan tentang penyakit tersebut.

Li sendiri tertular penyakit tersebut saat merawat pasien virus Corona dan meninggal pada 7 Februari. Kisahnya menimbulkan kemarahan publik terhadap penanganan pemerintah terhadap virus Corona.

Sementara itu YY, platform livestream yang serupa dengan Twitch dan Mixer, memasukkan 45 kata kunci ke dalam daftar hitam pada 31 Desember 2019. Lima dari keyword tersebut kemudian dihapus pada 10 Februari.

Tidak jelas mengapa kedua perusahaan memutuskan untuk menyensor kata kunci tentang virus Corona. Tapi kuat dugaan kebijakan ini merupakan permintaan dari Pemerintah China.

WeChat diketahui memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Cina. Otoritas China menggunakan WeChat dan Twitter untuk melacak orang-orang yang menurut mereka sedang berbagi informasi negatif tentang wabah Corona.

Tindakan ini sangat disayangkan, sebab WeChat memiliki basis pengguna aktif bulanan lebih dari satu miliar orang. Ini berarti banyak pengguna mungkin telah melewatkan informasi penting tentang virus corona, serta cara mencegah penyebarannya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6435 seconds (0.1#10.140)