DANA Dorong Transformasi Malioboro 4.0 Tanpa Tunai
A
A
A
YOGYAKARTA - Malioboro kini diwarnai nuansa digital yang tetap sarat dengan tradisi budaya penuh kearifan lokal. Atmosfer leburnya tradisi dan suasana modern masa depan semakin menguat dengan kehadiran dompet digital Indonesia, DANA, di kawasan legendaris dan ikonik di Yogyakarta tersebut.
Dengan memanfaaatkan dompet digital DANA yang sepenuhnya mendukung QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard), yakni standar Kode QR Nasional yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, pengunjung kawasan Malioboro sekarang sudah dapat bertransaksi nontunai yang lebih aman, nyaman, dan praktis ketika berbelanja di Pasar Beringharjo, pasar tertua dan terbesar di Yogyakarta. Pengunjung juga dapat memanfaatkan dompet digital DANA untuk menikmati transportasi tradisional bebas polusi, andong, di sekitar kawasan Malioboro.
Darrick Rochili, Chief Innovation Officer DANA, mengungkapkan, DANA melihat kawasan Malioboro Yogyakarta, termasuk Pasar Beringharjo, sebagai kawasan wisata budaya yang sarat dengan kegiatan dan transaksi ekonomi. Kawasan itu menjadi titik interaksi sosio-ekonomi antara budaya bertransaksi urban yang dibawa oleh para wisatawan dan banyaknya kalangan intelektual yang mulai mengenal nontunai, dengan budaya bertransaksi yang masih serba tunai, belum tercatat dengan bijak, serta rentan dari sisi keamanan, yang masih diterapkan oleh kalangan tradisional.
“Bagi masyarakat luas, kehadiran dompet digital DANA menjadi momentum yang tepat untuk memasyarakatkan keunggulan transaksi nontunai, sekaligus memberikan edukasi melalui pengalaman langsung bahwa ekonomi digital berpotensi besar dalam meningkatkan produktivitas serta kompetensi pelaku ekonomi di semua sektor dan segmentasi. Kehadiran kalangan urban pada interaksi keseharian di Malioboro juga membuat kami optimistis terhadap percepatan adopsi budaya bertransaksi nontunai secara digital di Indonesia yang diinspirasi dari kawasan ini,” tutur Darrick.
Melalui keunggulan dompet digital DANA, masyarakat luas diharapkan makin dapat merasakan dan membuktikan sendiri kepraktisan dan kemudahan dalam bertransaksi nontunai secara digital. Pedagang pasar maupun sais andong dapat memanfaatkan DANA untuk memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, efisien, dan tidak perlu direpotkan dengan penyediaan uang kembalian. Transaksi dengan pelanggan juga akan selalu tercatat.
Saat ini, sambung Darrick, masyarakat tak cuma bisa menggunakan DANA di merchant-merchant yang telah menjadi mitra bisnis dompet digital ini. Tetapi juga di semua merchant yang bisa menerima pembayaran nontunai digital yang telah mendukung QRIS untuk pembayaran. DANA sendiri sudah 100% menerapkan standarisasi QRIS di setiap mitra merchant-nya.
Dengan menggunakan DANA, masyarakat juga dapat menggunakan produk perbankan seperti kartu debit dan kartu kredit untuk bertransaksi nontunai secara digital dengan keamanan terjamin. Produk perbankan yang dulu hanya identik dengan merchant-merchant modern, kini dimungkinkan untuk digunakan bertransaksi di pasar-pasar tradisional dan tempat-tempat usaha konvensional lainnya.
“DANA memiliki fitur Card Binding. Dengan fitur ini, masyarakat dapat menyimpan kartu debit dan kartu kreditnya yang telah terverifikasi ke dalam dompet digital DANA. Masyarakat dapat memanfaatkan kartu kredit dan kartu debitnya sebagai sumber dana untuk pembayaran transaksi dengan DANA. Jadi, pengguna dompet digital tak harus selalu repot melakukan top-up. Dengan DANA, kita bisa move on dari top up,” papar Darrick.
Fitur Card Binding merupakan inovasi DANA yang sangat relevan untuk menjawab salah satu tantangan terbesar masyarakat dalam mengadopsi budaya nontunai digital. Merujuk pada hasil survei Jakpat tentang Indonesia Digital Wallet Trend (2019), alasan utama masyarakat enggan untuk mengadopsi budaya bertransaksi nontunai dengan mengandalkan dompet digital adalah karena kerepotan ketika harus melakukan top up.
“Fitur Card Binding pada DANA bisa menjadi solusi untuk masyarakat yang sering merasa direpotkan oleh keharusan melakukan top up. Yang tidak kalah penting, DANA memiliki fitur DANA Protection yang mampu memberikan proteksi 100% bagi penggunanya,” pungkas Darrick.
Melalui pengalaman penggunaan dompet digital DANA yang makin luas dan kaya, masyarakat tradisional diharapkan makin yakin untuk melakukan transformasi menuju budaya nontunai digital yang lebih efisien, produktif, dan kompeten. Sehingga inklusi keuangan di kalangan masyarakat makin meningkat sesuai dengan visi DANA yang dibangun sejak awal.
Dengan memanfaaatkan dompet digital DANA yang sepenuhnya mendukung QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard), yakni standar Kode QR Nasional yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, pengunjung kawasan Malioboro sekarang sudah dapat bertransaksi nontunai yang lebih aman, nyaman, dan praktis ketika berbelanja di Pasar Beringharjo, pasar tertua dan terbesar di Yogyakarta. Pengunjung juga dapat memanfaatkan dompet digital DANA untuk menikmati transportasi tradisional bebas polusi, andong, di sekitar kawasan Malioboro.
Darrick Rochili, Chief Innovation Officer DANA, mengungkapkan, DANA melihat kawasan Malioboro Yogyakarta, termasuk Pasar Beringharjo, sebagai kawasan wisata budaya yang sarat dengan kegiatan dan transaksi ekonomi. Kawasan itu menjadi titik interaksi sosio-ekonomi antara budaya bertransaksi urban yang dibawa oleh para wisatawan dan banyaknya kalangan intelektual yang mulai mengenal nontunai, dengan budaya bertransaksi yang masih serba tunai, belum tercatat dengan bijak, serta rentan dari sisi keamanan, yang masih diterapkan oleh kalangan tradisional.
“Bagi masyarakat luas, kehadiran dompet digital DANA menjadi momentum yang tepat untuk memasyarakatkan keunggulan transaksi nontunai, sekaligus memberikan edukasi melalui pengalaman langsung bahwa ekonomi digital berpotensi besar dalam meningkatkan produktivitas serta kompetensi pelaku ekonomi di semua sektor dan segmentasi. Kehadiran kalangan urban pada interaksi keseharian di Malioboro juga membuat kami optimistis terhadap percepatan adopsi budaya bertransaksi nontunai secara digital di Indonesia yang diinspirasi dari kawasan ini,” tutur Darrick.
Melalui keunggulan dompet digital DANA, masyarakat luas diharapkan makin dapat merasakan dan membuktikan sendiri kepraktisan dan kemudahan dalam bertransaksi nontunai secara digital. Pedagang pasar maupun sais andong dapat memanfaatkan DANA untuk memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, efisien, dan tidak perlu direpotkan dengan penyediaan uang kembalian. Transaksi dengan pelanggan juga akan selalu tercatat.
Saat ini, sambung Darrick, masyarakat tak cuma bisa menggunakan DANA di merchant-merchant yang telah menjadi mitra bisnis dompet digital ini. Tetapi juga di semua merchant yang bisa menerima pembayaran nontunai digital yang telah mendukung QRIS untuk pembayaran. DANA sendiri sudah 100% menerapkan standarisasi QRIS di setiap mitra merchant-nya.
Dengan menggunakan DANA, masyarakat juga dapat menggunakan produk perbankan seperti kartu debit dan kartu kredit untuk bertransaksi nontunai secara digital dengan keamanan terjamin. Produk perbankan yang dulu hanya identik dengan merchant-merchant modern, kini dimungkinkan untuk digunakan bertransaksi di pasar-pasar tradisional dan tempat-tempat usaha konvensional lainnya.
“DANA memiliki fitur Card Binding. Dengan fitur ini, masyarakat dapat menyimpan kartu debit dan kartu kreditnya yang telah terverifikasi ke dalam dompet digital DANA. Masyarakat dapat memanfaatkan kartu kredit dan kartu debitnya sebagai sumber dana untuk pembayaran transaksi dengan DANA. Jadi, pengguna dompet digital tak harus selalu repot melakukan top-up. Dengan DANA, kita bisa move on dari top up,” papar Darrick.
Fitur Card Binding merupakan inovasi DANA yang sangat relevan untuk menjawab salah satu tantangan terbesar masyarakat dalam mengadopsi budaya nontunai digital. Merujuk pada hasil survei Jakpat tentang Indonesia Digital Wallet Trend (2019), alasan utama masyarakat enggan untuk mengadopsi budaya bertransaksi nontunai dengan mengandalkan dompet digital adalah karena kerepotan ketika harus melakukan top up.
“Fitur Card Binding pada DANA bisa menjadi solusi untuk masyarakat yang sering merasa direpotkan oleh keharusan melakukan top up. Yang tidak kalah penting, DANA memiliki fitur DANA Protection yang mampu memberikan proteksi 100% bagi penggunanya,” pungkas Darrick.
Melalui pengalaman penggunaan dompet digital DANA yang makin luas dan kaya, masyarakat tradisional diharapkan makin yakin untuk melakukan transformasi menuju budaya nontunai digital yang lebih efisien, produktif, dan kompeten. Sehingga inklusi keuangan di kalangan masyarakat makin meningkat sesuai dengan visi DANA yang dibangun sejak awal.
(mim)