Perusahaan China Berlomba-lomba Ciptakan Teknologi Atasi Virus Corona
A
A
A
BEIJING - Di tengah wabah virus Corona yang melanda negaranya, banyak perusahaan teknologi asal China berlomba-lomba menciptakan alat untuk membantu mengatasi permasalahanSebut saja, kolaborasi Qihoo 360 dan NoSugar Tech. Kedua perusahaan ini berhasil menciptakan platform untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus atau tidak.
Pendeteksian itu dilakukan kepada orang-orang yang baru datang seusai bepergian. Caranya, cukup memasukkan tanggal perjalanan beserta nomor penerbangan atau kereta, pengguna dapat langsung mengetahui apakah mereka telah bepergian dengan seseorang yang terinfeksi virus.
Jika ternyata hasilnya ditemukan benar bepergian dengan orang yang positif Corona, platform tersebut bisa menyarankan untuk melakukan karantina sendiri. Kemudian mencari bantuan medis jika orang tersebut mengalami gejala terjangkit virus, seperti demam.
Melansir laman South China Morning Post, Minggu (2/2/2020), NoSugar Tech melakukan kompilasi dan memverifikasi data publik secara manual. Data yang tersematkan di platform berasal dari sumber-sumber seperti media Pemerintah China.
Agar kinerjanya efektif, platform ini juga dibekali artificial intelligence (AI) Qihoo 360 dan teknologi data besar. Teknologi ini untuk memastikan informasi tersebut terus diperbarui dan dapat diandalkan.
Platform ini memang sangat membantu. Alhasil, kabarnya sudah digunakan oleh lebih dari 21 juta orang dalam waktu dua hari sejak diluncurkan.
Untuk mengaksesnya, pengguna bisa mengunduh aplikasi dan layanan 360, termasuk peramban dan aplikasi keamanan selulernya. Teknologi ini juga bisa memberikan informasi terbaru tentang situasi virus Corona berdasarkan pernyataan orang lain.
Sementara itu, Baidu, pada pekan lalu, mengatakan, sedang merakit algoritma AI. Hasil kerjanya itu digadang dapat menganalisis struktur sekunder genom dan virus Corona baru hanya dalam 27 detik. Teknologi ini tersedia secara gratis untuk lembaga pengujian gen, pusat pencegahan epidemi dan pusat penelitian ilmiah di seluruh dunia.
Pendeteksian itu dilakukan kepada orang-orang yang baru datang seusai bepergian. Caranya, cukup memasukkan tanggal perjalanan beserta nomor penerbangan atau kereta, pengguna dapat langsung mengetahui apakah mereka telah bepergian dengan seseorang yang terinfeksi virus.
Jika ternyata hasilnya ditemukan benar bepergian dengan orang yang positif Corona, platform tersebut bisa menyarankan untuk melakukan karantina sendiri. Kemudian mencari bantuan medis jika orang tersebut mengalami gejala terjangkit virus, seperti demam.
Melansir laman South China Morning Post, Minggu (2/2/2020), NoSugar Tech melakukan kompilasi dan memverifikasi data publik secara manual. Data yang tersematkan di platform berasal dari sumber-sumber seperti media Pemerintah China.
Agar kinerjanya efektif, platform ini juga dibekali artificial intelligence (AI) Qihoo 360 dan teknologi data besar. Teknologi ini untuk memastikan informasi tersebut terus diperbarui dan dapat diandalkan.
Platform ini memang sangat membantu. Alhasil, kabarnya sudah digunakan oleh lebih dari 21 juta orang dalam waktu dua hari sejak diluncurkan.
Untuk mengaksesnya, pengguna bisa mengunduh aplikasi dan layanan 360, termasuk peramban dan aplikasi keamanan selulernya. Teknologi ini juga bisa memberikan informasi terbaru tentang situasi virus Corona berdasarkan pernyataan orang lain.
Sementara itu, Baidu, pada pekan lalu, mengatakan, sedang merakit algoritma AI. Hasil kerjanya itu digadang dapat menganalisis struktur sekunder genom dan virus Corona baru hanya dalam 27 detik. Teknologi ini tersedia secara gratis untuk lembaga pengujian gen, pusat pencegahan epidemi dan pusat penelitian ilmiah di seluruh dunia.
(mim)