Kominfo Dukung Predator League untuk Cari Gamer Potensial
A
A
A
JAKARTA - Babak final Indonesia pada kompetisi game Asia Pasific Predator League 2020 akan dimulai. Kompetisi ini mempertarungkan 16 tim PUBG dan 8 tim Dota 2.
Selanjutnya, pemenang dari masing-masing game tersebut akan mewakili Indonesia di babak Grand Final se-Asia Pasifik di Manila, Filipina, pada Februari mendatang.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2017 lalu, Predator League telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi industri e-Sport di Indonesia.
Pemanfaatan teknologi digital di tahun ini melalui online qualifier, dapat menyaring lebih banyak anak muda yang berkeinginan untuk berpartisipasi dalam upaya mewakili Indonesia pada ajang game internasional.
Perusahaan teknologi, Acer, merupakan penyelenggara turnamen ini dalam tiga tahun belakangan. Perusahaan juga memberikan beasiswa kepada juara pertama hingga keempat di Indonesia.
"Kami tidak hanya memfasilitasi gamers untuk berprestasi di dunia e-Sport, tetapi juga dalam persiapan karir profesional mereka melalui jalur pendidikan," kata Herbet Ang, Presiden Direktur Acer Indonesia, di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Tahun ini, Predator League diikuti oleh 17 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, Filipina, Singapura, Hong Kong, Macau, India, Australia, Korea, Sri Lanka, Jepang, Myanmar, Bangladesh, dan Mongolia.
Rob Clinton Kardinal, Ketua Umum Asosiasi Video Game Indonesia (AVGI), melantunkan apresiasinya kepada Acer, karena membantu mencari talenta muda di industri e-Sport.
"Ini tentunya seiring dengan misi AVGI, untuk mendorong game sebagai generator ekosistem e-Sport yang lebih sehat, seimbang, dan positif," ujar Rob.
Final kompetisi ini diselenggarakan di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka pada 17-19 Januari 2020. Para finalis memperebutkan total hadiah sebanyak Rp200 juta.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKP Kominfo, Widodo Muktiyo, mengaku bangga dengan tingginya pecinta game di Indonesia. Sebab, menjadi gamer juga merupakan profesi yang menjanjikan.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah sangat mendukung industri game, karena ekosistem ini sedang sangat tumbuh di Indonesia. Terlebih, dengan adanya e-Sport di ajang olah raga nasional maupun internasional, membuktikan game bukan industri yang sembarangan.
"Talenta gamers di Indonesia masih dedikit, baru sekitar 1.200 orang. Sedangkan Vietnam 10 ribu gamer. Jadi masih banyak potensi yang bisa kita bangun," ungkap Widodo, yang datang mewakili Menkominfo, Johnny G Plate.
Selanjutnya, pemenang dari masing-masing game tersebut akan mewakili Indonesia di babak Grand Final se-Asia Pasifik di Manila, Filipina, pada Februari mendatang.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2017 lalu, Predator League telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi industri e-Sport di Indonesia.
Pemanfaatan teknologi digital di tahun ini melalui online qualifier, dapat menyaring lebih banyak anak muda yang berkeinginan untuk berpartisipasi dalam upaya mewakili Indonesia pada ajang game internasional.
Perusahaan teknologi, Acer, merupakan penyelenggara turnamen ini dalam tiga tahun belakangan. Perusahaan juga memberikan beasiswa kepada juara pertama hingga keempat di Indonesia.
"Kami tidak hanya memfasilitasi gamers untuk berprestasi di dunia e-Sport, tetapi juga dalam persiapan karir profesional mereka melalui jalur pendidikan," kata Herbet Ang, Presiden Direktur Acer Indonesia, di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Tahun ini, Predator League diikuti oleh 17 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, Filipina, Singapura, Hong Kong, Macau, India, Australia, Korea, Sri Lanka, Jepang, Myanmar, Bangladesh, dan Mongolia.
Rob Clinton Kardinal, Ketua Umum Asosiasi Video Game Indonesia (AVGI), melantunkan apresiasinya kepada Acer, karena membantu mencari talenta muda di industri e-Sport.
"Ini tentunya seiring dengan misi AVGI, untuk mendorong game sebagai generator ekosistem e-Sport yang lebih sehat, seimbang, dan positif," ujar Rob.
Final kompetisi ini diselenggarakan di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka pada 17-19 Januari 2020. Para finalis memperebutkan total hadiah sebanyak Rp200 juta.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKP Kominfo, Widodo Muktiyo, mengaku bangga dengan tingginya pecinta game di Indonesia. Sebab, menjadi gamer juga merupakan profesi yang menjanjikan.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah sangat mendukung industri game, karena ekosistem ini sedang sangat tumbuh di Indonesia. Terlebih, dengan adanya e-Sport di ajang olah raga nasional maupun internasional, membuktikan game bukan industri yang sembarangan.
"Talenta gamers di Indonesia masih dedikit, baru sekitar 1.200 orang. Sedangkan Vietnam 10 ribu gamer. Jadi masih banyak potensi yang bisa kita bangun," ungkap Widodo, yang datang mewakili Menkominfo, Johnny G Plate.
(wbs)