Resolusi 8K, AI, dan Computational Photography
A
A
A
Kamera jadi salah satu pertimbangan penting saat konsumen membeli ponsel. Lewat chip Snapdragon 865, kemampuan kamera di ponsel mencapai tahap baru. Yang memungkinkan ponsel merekam video dengan resolusi sangat tinggi, serta menghasilkan gambar sangat baik lewat bantuan AI.
Snapdragon 865 semakin menegaskan bagaimana smartphone menggunakan bantuan komputer untuk mengatasi keterbatasan lensa dan ukuran sensor dibanding DSLR. Saat memotret, misalnya, computational photography memungkinkan teknik seperti high dynamic range HDR, bokeh, noise reduction, dan lainnya.
Dengan bantuan komputer, kamera di smartphone bisa mengambil beberapa foto sekaligus, dan menjahitnya jadi satu secara real time. Ini karena tenaga komputasi di dalam chip ponsel semakin besar. ”Masa depan fotografi adalah computational photography,” ujar PJ Jacobowitz, Senior Marketing Manager Qualcomm. ”Kita lihat ponsel seperti Xiaomi yang memiliki 5 kamera, 5 sensor gambar yang akan membantu membuat hasil foto lebih baik,” ujarnya.
Di Snapdragon 865, fotografi dan videografi jadi perhatian khusus. Utamanya lewat Spectra 480, Image Signal Processor (ISP) yang sangat cepat dan efisien. Sensornya mampu memproses 2 gigapiksel per detik. ”Artinya, Anda dapat merekam video berkualitas 4K HDR dengan lebih dari satu miliar warna, merekam video di resolusi 8K, atau mengambil foto di resolusi 200 MP,” ungkap Judd Heape, Senior Director, Product Management, Camera, Qualcomm.
Kemampuan komputasi ini, yang membuat Snapdragon 865 jauh berbeda dengan chip sebelumnya dan mendapat julukan ”The Beast”. Lebih lengkapnya, berikut adalah alasan kamera dengan Snapdragon 865 akan jauh lebih unggul dibanding ponsel yang ada saat ini.
Pertama, kemampuan rekam foto dengan resolusi masif akan jadi tren di 2020. Snapdragon 865 menunjang resolusi foto mencapai 200 MP, terbesar yang pernah dicapai oleh smartphone. Tapi, kenapa sih harus membuat resolusi yang besar? ”Karena saat kita memperbesar gambar, detail akan tetap terjaga,” ujar Judd Heape. ”ISP di Snapdragon 865 juga lebih hemat 16 persen, meningkat 18 persen dalam hal detail/tekstur, juga lebih baik 40 persen dalam hal noise reduction di pencahayaan rendah,” tambahnya.
Kedua, soal fokus otomatis. Judd mengatakan bahwa Qualcomm saat ini mengoptimalkan seluruh sensor gambar untuk membuat titik fokus otomatis, atau 9x dari yang ada saat ini. ”Artinya, seluruh bagian dari gambar yang Anda ambil akan tetap fokus,” ujarnya.
Ketiga, ada perbaikan di kontainer gambar High Efficiency Image File Format (HEIF) yang kini bisa merekam lebih banyak informasi. HEIF dikenalkan di Snapdragon 855. Di chip baru, ada tambahan kedalaman dan mendukung Dynamic Depth Format Google. Dampaknya, konsumen bisa mengganti-ganti bokeh bahkan setelah foto dijepret.
Keempat, Snapdragon 865 akan lebih banyak mengoptimalkan AI untuk mengambil gambar lewat AI Engine generasi kelima. Morpho, startup asal Amerika, menunjukkan bagaimana teknologi interpolasi semantik memakai AI dipakai untuk menambah detail di foto.
”AI dan computational photography adalah masa depan,” ujar Toshi Torihara, VP Morpho. Startup lainnya, ArcSoft, juga menggunakan AI untuk membuat pergerakan optical zoom menjadi lebih smooth. ”Sehingga konsumen bisa melakukan zooming dengan sangat halus,” beber Judd Heape.
Kelima, Spectra 480 memungkinkan konsumen memotret sambil merekam video dengan resolusi foto jauh lebih baik. Jika sebelumnya foto yang ditangkap hanya 2 MP dengan resolusi 1080p, kini Anda bisa memotret foto 64 MP saat merekam video 4K HDR. Kemampuan video 4K HDR memang luar biasa. Tapi, Spectra 480 juga memiliki opsi merekam video 8K/30 fps video (tanpa HDR).
Keenam, soal slow motion. Sejak dua tahun lalu fitur ini jadi andalan smartphone premium. Kini, fiturnya ditingkatkan. Snapdragon 865 bisa merekam video 4K di 120 frame per detik, yang sebelumnya hanya bisa dicapai kamera DSLR/mirrorless premium.
Lebih dari itu, di resolusi standar 720p, Spectra 480 memungkinkan konsumen merekam video slow motion 960 fps tanpa tanpa batas. ”Dulu fitur slow motion ini sulit, karena Anda harus mendapatkan momen yang tepat. Kini, Anda bisa merekam slow motion sepanjang yang Anda inginkan,” ujar Judd Heape.
Ketujuh, Spectra 480 di Snapdragon 865 bisa memutar video 4K dengan refresh rate tinggi hingga 120 Hz. Artinya, layar atau monitor akan menampilkan gerakan yang lebih mulus, nyata, dan tidak blur pada adegan-adegan yang bergerak cepat. Semakin tinggi refresh rate, semakin cepat sebuah monitor atau layar mampu memperbarui gambar dalam satu detik.
Terakhir, masih soal video. Di Snapdragon 845, HDR10 dikenalkan. Lalu, diperbaiki lewat HDR10+ di Snapdragon 855. Nah, Snapdragon 865 akan menjadi yang pertama mengenalkan teknologi Dolby Vision di rekaman HDR 4K. Dolby Vision lazim digunakan di film-film layar lebar.
”Dolby Vision digunakan di TV sejak 2015. Sekarang ada 2.500 film yang memakainya. Pengaruhnya ada di kecerahan, kontras, warna, dan detail dalam video yang semakin sinematik,” ujar Taeho Oh, VP Imaging Dolby Laboratories. ”Normalnya, Dolby membutuhkan video berformat raw, lalu di olah dan diproses di lab Dolby. Tapi Snapdragon 865 bisa memprosesnya di dalam ponsel,” tambah senior marketing manager Qualcomm PJ Jacobowitz.
Snapdragon 865 semakin menegaskan bagaimana smartphone menggunakan bantuan komputer untuk mengatasi keterbatasan lensa dan ukuran sensor dibanding DSLR. Saat memotret, misalnya, computational photography memungkinkan teknik seperti high dynamic range HDR, bokeh, noise reduction, dan lainnya.
Dengan bantuan komputer, kamera di smartphone bisa mengambil beberapa foto sekaligus, dan menjahitnya jadi satu secara real time. Ini karena tenaga komputasi di dalam chip ponsel semakin besar. ”Masa depan fotografi adalah computational photography,” ujar PJ Jacobowitz, Senior Marketing Manager Qualcomm. ”Kita lihat ponsel seperti Xiaomi yang memiliki 5 kamera, 5 sensor gambar yang akan membantu membuat hasil foto lebih baik,” ujarnya.
Di Snapdragon 865, fotografi dan videografi jadi perhatian khusus. Utamanya lewat Spectra 480, Image Signal Processor (ISP) yang sangat cepat dan efisien. Sensornya mampu memproses 2 gigapiksel per detik. ”Artinya, Anda dapat merekam video berkualitas 4K HDR dengan lebih dari satu miliar warna, merekam video di resolusi 8K, atau mengambil foto di resolusi 200 MP,” ungkap Judd Heape, Senior Director, Product Management, Camera, Qualcomm.
Kemampuan komputasi ini, yang membuat Snapdragon 865 jauh berbeda dengan chip sebelumnya dan mendapat julukan ”The Beast”. Lebih lengkapnya, berikut adalah alasan kamera dengan Snapdragon 865 akan jauh lebih unggul dibanding ponsel yang ada saat ini.
Pertama, kemampuan rekam foto dengan resolusi masif akan jadi tren di 2020. Snapdragon 865 menunjang resolusi foto mencapai 200 MP, terbesar yang pernah dicapai oleh smartphone. Tapi, kenapa sih harus membuat resolusi yang besar? ”Karena saat kita memperbesar gambar, detail akan tetap terjaga,” ujar Judd Heape. ”ISP di Snapdragon 865 juga lebih hemat 16 persen, meningkat 18 persen dalam hal detail/tekstur, juga lebih baik 40 persen dalam hal noise reduction di pencahayaan rendah,” tambahnya.
Kedua, soal fokus otomatis. Judd mengatakan bahwa Qualcomm saat ini mengoptimalkan seluruh sensor gambar untuk membuat titik fokus otomatis, atau 9x dari yang ada saat ini. ”Artinya, seluruh bagian dari gambar yang Anda ambil akan tetap fokus,” ujarnya.
Ketiga, ada perbaikan di kontainer gambar High Efficiency Image File Format (HEIF) yang kini bisa merekam lebih banyak informasi. HEIF dikenalkan di Snapdragon 855. Di chip baru, ada tambahan kedalaman dan mendukung Dynamic Depth Format Google. Dampaknya, konsumen bisa mengganti-ganti bokeh bahkan setelah foto dijepret.
Keempat, Snapdragon 865 akan lebih banyak mengoptimalkan AI untuk mengambil gambar lewat AI Engine generasi kelima. Morpho, startup asal Amerika, menunjukkan bagaimana teknologi interpolasi semantik memakai AI dipakai untuk menambah detail di foto.
”AI dan computational photography adalah masa depan,” ujar Toshi Torihara, VP Morpho. Startup lainnya, ArcSoft, juga menggunakan AI untuk membuat pergerakan optical zoom menjadi lebih smooth. ”Sehingga konsumen bisa melakukan zooming dengan sangat halus,” beber Judd Heape.
Kelima, Spectra 480 memungkinkan konsumen memotret sambil merekam video dengan resolusi foto jauh lebih baik. Jika sebelumnya foto yang ditangkap hanya 2 MP dengan resolusi 1080p, kini Anda bisa memotret foto 64 MP saat merekam video 4K HDR. Kemampuan video 4K HDR memang luar biasa. Tapi, Spectra 480 juga memiliki opsi merekam video 8K/30 fps video (tanpa HDR).
Keenam, soal slow motion. Sejak dua tahun lalu fitur ini jadi andalan smartphone premium. Kini, fiturnya ditingkatkan. Snapdragon 865 bisa merekam video 4K di 120 frame per detik, yang sebelumnya hanya bisa dicapai kamera DSLR/mirrorless premium.
Lebih dari itu, di resolusi standar 720p, Spectra 480 memungkinkan konsumen merekam video slow motion 960 fps tanpa tanpa batas. ”Dulu fitur slow motion ini sulit, karena Anda harus mendapatkan momen yang tepat. Kini, Anda bisa merekam slow motion sepanjang yang Anda inginkan,” ujar Judd Heape.
Ketujuh, Spectra 480 di Snapdragon 865 bisa memutar video 4K dengan refresh rate tinggi hingga 120 Hz. Artinya, layar atau monitor akan menampilkan gerakan yang lebih mulus, nyata, dan tidak blur pada adegan-adegan yang bergerak cepat. Semakin tinggi refresh rate, semakin cepat sebuah monitor atau layar mampu memperbarui gambar dalam satu detik.
Terakhir, masih soal video. Di Snapdragon 845, HDR10 dikenalkan. Lalu, diperbaiki lewat HDR10+ di Snapdragon 855. Nah, Snapdragon 865 akan menjadi yang pertama mengenalkan teknologi Dolby Vision di rekaman HDR 4K. Dolby Vision lazim digunakan di film-film layar lebar.
”Dolby Vision digunakan di TV sejak 2015. Sekarang ada 2.500 film yang memakainya. Pengaruhnya ada di kecerahan, kontras, warna, dan detail dalam video yang semakin sinematik,” ujar Taeho Oh, VP Imaging Dolby Laboratories. ”Normalnya, Dolby membutuhkan video berformat raw, lalu di olah dan diproses di lab Dolby. Tapi Snapdragon 865 bisa memprosesnya di dalam ponsel,” tambah senior marketing manager Qualcomm PJ Jacobowitz.
(don)