Jaringan 5G Cepat, Tapi Rentan Terhadap Semua Jenis Serangan!
A
A
A
JAKARTA - Salah satu perkembangan teknologi baru yang akan berkembang dalam skala besar adalah penggunaan jaringan 5G. Salah satu titik balik utama yang terkait jaringan internet generasi kelima ini tentu saja kecepatan transfer data dan stabilitas koneksi.
Namun aspek privasi dan keamanan pengguna yang menggunakan teknologi ini tidak boleh diabaikan. Sayangnya ini kurang terjamin di jaringan 5G.
Sebuah tim peneliti dari Purdue University dan University of Iowa telah menerbitkan makalah penelitian yang menarik tentang pengujian keamanan protokol jaringan 5G yang baru. Hasil penelitian tidak sepenuhnya menggembirakan.
Hasilnya mempertanyakan fakta bahwa jaringan 5G akan lebih aman daripada 4G sebelumnya. Secara rinci, para peneliti mengembangkan platform otonom cerdas, yang disebut 5GReasoner, yang dalam operasinya memunculkan setidaknya 11 jenis kerentanan jaringan 5G.
Laman Giz China melaporkan, untuk memberikan beberapa contoh, para peneliti dapat melacak posisi geografis pengguna yang diuji. Bahkan mengirim peringatan darurat palsu ke perangkat yang diuji. Di antaranya, alarm dikirimkan tentang serangan hipotetis di Hawaii oleh Korea Utara.
Penyerang juga dapat menggunakan kerentanan untuk melakukan semacam penurunan peringkat protokol keamanan pada ponsel yang terhubung. Sehingga untuk menembus keamanannya lebih mudah. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kerentanan ini juga dapat dieksploitasi pada jaringan 4G.
Tim peneliti mengatakan tidak ingin mempublikasikan kodenya. Itu memungkinkan mereka untuk menyoroti dan mengeksploitasi kerentanan. Tepatnya agar tidak menghasut penyerang untuk meniru serangan. Namun, tim peneliti yang sama memberi tahu hasilnya kepada Asosiasi GSM agar dapat meminimalkan tingkat kerentanan yang ditemukan.
Tim peneliti telah membalas situs berita teknologi, TechCrunch, sehubungan dengan pertimbangan yang diungkapkan oleh Asosiasi GSM. Mengulangi keseriusan beberapa kerentanan yang telah ditemukan. Dan juga untuk memecahkan beberapa dari masalah perlu karya modifikasi protokol jaringan yang signifikan.
Namun aspek privasi dan keamanan pengguna yang menggunakan teknologi ini tidak boleh diabaikan. Sayangnya ini kurang terjamin di jaringan 5G.
Sebuah tim peneliti dari Purdue University dan University of Iowa telah menerbitkan makalah penelitian yang menarik tentang pengujian keamanan protokol jaringan 5G yang baru. Hasil penelitian tidak sepenuhnya menggembirakan.
Hasilnya mempertanyakan fakta bahwa jaringan 5G akan lebih aman daripada 4G sebelumnya. Secara rinci, para peneliti mengembangkan platform otonom cerdas, yang disebut 5GReasoner, yang dalam operasinya memunculkan setidaknya 11 jenis kerentanan jaringan 5G.
Laman Giz China melaporkan, untuk memberikan beberapa contoh, para peneliti dapat melacak posisi geografis pengguna yang diuji. Bahkan mengirim peringatan darurat palsu ke perangkat yang diuji. Di antaranya, alarm dikirimkan tentang serangan hipotetis di Hawaii oleh Korea Utara.
Penyerang juga dapat menggunakan kerentanan untuk melakukan semacam penurunan peringkat protokol keamanan pada ponsel yang terhubung. Sehingga untuk menembus keamanannya lebih mudah. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kerentanan ini juga dapat dieksploitasi pada jaringan 4G.
Tim peneliti mengatakan tidak ingin mempublikasikan kodenya. Itu memungkinkan mereka untuk menyoroti dan mengeksploitasi kerentanan. Tepatnya agar tidak menghasut penyerang untuk meniru serangan. Namun, tim peneliti yang sama memberi tahu hasilnya kepada Asosiasi GSM agar dapat meminimalkan tingkat kerentanan yang ditemukan.
Tim peneliti telah membalas situs berita teknologi, TechCrunch, sehubungan dengan pertimbangan yang diungkapkan oleh Asosiasi GSM. Mengulangi keseriusan beberapa kerentanan yang telah ditemukan. Dan juga untuk memecahkan beberapa dari masalah perlu karya modifikasi protokol jaringan yang signifikan.
(mim)