Mulai Bulan Depan, Twitter Larang Iklan Tayang
A
A
A
NEW YORK - Platform mikroblog Twitter mengumumkan akan melarang semua iklan politik masuk ke tempatnya mulai bulan depan. Aturan ini resmi berlaku di seluruh dunia pada 22 November 2019.
“Kami telah membuat keputusan untuk menghentikan semua iklan politik di Twitter secara global,” kata CEO Twitter, Jack Dorsey, mengutip dari Reuters, Jumat (1/11/2019).
Perusahaan media sosial seperti Twitter dan Facebook memang kerap mendapat tekanan yang semakin besar saat pemilu, ketika iklan politik yang menyebarkan informasi palsu dapat memengaruhi pemilih.
Dorsey menilai iklan politik terlalu memaksakan pesan yang disampaikan. Selain itu, perusahaan juga berkomitmen untuk memberantas informasi yang menyesatkan. “Jika seseorang membayar kami untuk memaksa orang melihat iklan politiknya, mereka dapat mengatakan apapun yang mereka inginkan,” imbuhnya.
Sementara itu, David Herrmann, Founder Herrmann Digital, LLC, mengungkapkan tidak setuju dengan rencana pelarangan iklan politik di jaringan apa pun, termasuk Twitter.
“Melarang iklan politik tidak merusak kampanye, malah mencinderai politik lokal yang bergantung pada jangkauan iklan berbayar,” ungkap Herrmann melalui akun Twitter miliknya.
“Kami telah membuat keputusan untuk menghentikan semua iklan politik di Twitter secara global,” kata CEO Twitter, Jack Dorsey, mengutip dari Reuters, Jumat (1/11/2019).
Perusahaan media sosial seperti Twitter dan Facebook memang kerap mendapat tekanan yang semakin besar saat pemilu, ketika iklan politik yang menyebarkan informasi palsu dapat memengaruhi pemilih.
Dorsey menilai iklan politik terlalu memaksakan pesan yang disampaikan. Selain itu, perusahaan juga berkomitmen untuk memberantas informasi yang menyesatkan. “Jika seseorang membayar kami untuk memaksa orang melihat iklan politiknya, mereka dapat mengatakan apapun yang mereka inginkan,” imbuhnya.
Sementara itu, David Herrmann, Founder Herrmann Digital, LLC, mengungkapkan tidak setuju dengan rencana pelarangan iklan politik di jaringan apa pun, termasuk Twitter.
“Melarang iklan politik tidak merusak kampanye, malah mencinderai politik lokal yang bergantung pada jangkauan iklan berbayar,” ungkap Herrmann melalui akun Twitter miliknya.
(wbs)