Kemenristekdikti Pertemukan Start-up Mahasiswa dengan Calon Investor
A
A
A
JAKARTA - Perguruan tinggi tengah giat membentuk startup atau perusahaan rintisan di kampusnya, terutama yang berbasis teknologi. Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) pun berupaya memfasilitasinya agar benar-benar menjadi perusahaan mandiri.
Salah satu caranya dengan menggelar Meet Up Startup Mahasiswa Indonesia di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Lebih dari 100 startup mahasiswa seluruh Indonesia bertemu di UMB selama dua hari untuk menggali ilmu langsung dari para pelaku startup yang sukses di Tanah Air.
Dirjen Pembelajaran Kemahasiswaan Kemenristekdikti Prof Ismunandar, mengatakan, saat ini masyarakat hidup di era disrupsi dari revolusi industri 4.0. Dalam era ini diakui atau tidak banyak pekerjaan rutin yang hilang karena digantikan oleh mesin atau robot.”Kemajuan teknologi tidak bisa dilawan tapi dijadikan kawan. Manusia harus lebih kreatif, bukan lagi mengandalkan otot,” kata Ismunandar.
Dikatakannya, agar tidak hilang digerus kemajuan teknologi, maka sumber daya manusia (SDM) Indonesia perlu bekerja dengan mengandalkan skill dan kreativitas. Dan Indonesia punya potensi untuk itu, asalkan SDM-nya mampu kreatif dan inovatif.
Generasi mendatang sebanyak 60% akan bekerja di bidang yang belum ada. Saat ini pun bidang tersebut sudah terbukti eksis. ”Ada YouTuber, ada gamer, kok bisa jadi pekerjaan. Tapi nyatanya ada. Adik-adik inilah (mahasiswa) calon-calon penghasil lapangan kerja baru,” tuturnya.
Saat ini terjadi fenomena yang mengejutkan, yakni hadirnya pengusaha-pengusaha di bidang teknologi informasi yang sukses dari kalangan milenial. Mereka inilah para pengusaha yang merintis startup lalu meningkat ke level unicorn. Bahkan menjadi decacorn dengan omzet bisnis mencapai ratusan miliar rupiah.
”Pak Wapres (pernah) bertanya-tanya, dia punya banyak perusahaan dan sudah lama tapi valuasinya tidak sebesar perusahaan startup yang kelihatannya sederhana. Ada perusahaan rintisan di bidang kopi, valuasinya jutaan rupiah tiap hari padahal dia belum punya kedai kopinya,” sebutnya.
Ismunandar menambahkan, startup mahasiswa yang terpilih dalam kegiatan tersebut akan mempresentasikan model bisnisnya dengan calon investor dan praktisi startup berbagai bidang. ”Para praktisi ini akan melihat dan bisa membantu mereka. Semua yang hadir diundang dalam ekspo di Batam dan di sana mereka akan dipertemukan dengan calon investor,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor UMB Prof Ngadino Surip mengatakan, iklim kewirausahaan di UMB berkembang cepat. Sampai sekarang tidak kurang dari 17 startup dari mahasiswa yang berhasil bekerja sama dengan kalangan industri. ”Aplikasi yang mereka buat banyak digunakan BUMN, perbankan, dan lainnya. Kami targetkan tiap tahun ada 20% atau 140 lulusan menjadi wirausaha setap tahun,” kata Ngadino.
Pihaknya berharap program Kemenristekdikti bisa mengakselerasi startup dari kalangan mahasiswa setiap tahunnya. ”Acara ini bisa menjadi andalan untuk menumbukan wirausaha kreatif mahasiswa,” harapnya.
Salah satu caranya dengan menggelar Meet Up Startup Mahasiswa Indonesia di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Lebih dari 100 startup mahasiswa seluruh Indonesia bertemu di UMB selama dua hari untuk menggali ilmu langsung dari para pelaku startup yang sukses di Tanah Air.
Dirjen Pembelajaran Kemahasiswaan Kemenristekdikti Prof Ismunandar, mengatakan, saat ini masyarakat hidup di era disrupsi dari revolusi industri 4.0. Dalam era ini diakui atau tidak banyak pekerjaan rutin yang hilang karena digantikan oleh mesin atau robot.”Kemajuan teknologi tidak bisa dilawan tapi dijadikan kawan. Manusia harus lebih kreatif, bukan lagi mengandalkan otot,” kata Ismunandar.
Dikatakannya, agar tidak hilang digerus kemajuan teknologi, maka sumber daya manusia (SDM) Indonesia perlu bekerja dengan mengandalkan skill dan kreativitas. Dan Indonesia punya potensi untuk itu, asalkan SDM-nya mampu kreatif dan inovatif.
Generasi mendatang sebanyak 60% akan bekerja di bidang yang belum ada. Saat ini pun bidang tersebut sudah terbukti eksis. ”Ada YouTuber, ada gamer, kok bisa jadi pekerjaan. Tapi nyatanya ada. Adik-adik inilah (mahasiswa) calon-calon penghasil lapangan kerja baru,” tuturnya.
Saat ini terjadi fenomena yang mengejutkan, yakni hadirnya pengusaha-pengusaha di bidang teknologi informasi yang sukses dari kalangan milenial. Mereka inilah para pengusaha yang merintis startup lalu meningkat ke level unicorn. Bahkan menjadi decacorn dengan omzet bisnis mencapai ratusan miliar rupiah.
”Pak Wapres (pernah) bertanya-tanya, dia punya banyak perusahaan dan sudah lama tapi valuasinya tidak sebesar perusahaan startup yang kelihatannya sederhana. Ada perusahaan rintisan di bidang kopi, valuasinya jutaan rupiah tiap hari padahal dia belum punya kedai kopinya,” sebutnya.
Ismunandar menambahkan, startup mahasiswa yang terpilih dalam kegiatan tersebut akan mempresentasikan model bisnisnya dengan calon investor dan praktisi startup berbagai bidang. ”Para praktisi ini akan melihat dan bisa membantu mereka. Semua yang hadir diundang dalam ekspo di Batam dan di sana mereka akan dipertemukan dengan calon investor,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor UMB Prof Ngadino Surip mengatakan, iklim kewirausahaan di UMB berkembang cepat. Sampai sekarang tidak kurang dari 17 startup dari mahasiswa yang berhasil bekerja sama dengan kalangan industri. ”Aplikasi yang mereka buat banyak digunakan BUMN, perbankan, dan lainnya. Kami targetkan tiap tahun ada 20% atau 140 lulusan menjadi wirausaha setap tahun,” kata Ngadino.
Pihaknya berharap program Kemenristekdikti bisa mengakselerasi startup dari kalangan mahasiswa setiap tahunnya. ”Acara ini bisa menjadi andalan untuk menumbukan wirausaha kreatif mahasiswa,” harapnya.
(mim)