Google Beberkan Cara Kerja Google Maps ungkap Penampakan Hantu
A
A
A
MENLO PARK - Belakangan warganet dihebohkan dengan gambar penampakan hantu yang terlihat jelas saat mencari lokasi melalui aplikasi Google Maps.
Lantas bagaimana sebetulnya cara kerja Google yang mengumpulkan data untuk aplikasi Maps dan Street View. Dalam keterangan resmi yang SINDOnews terima, Selasa (30/7/2019), semua didapatkan berawal dari citra satelit.
"Citra satelit dan Street View telah sejak lama menjadi bagian penting dari cara kami mengidentifikasi tempat-tempat di dunia—keduanya menunjukkan lokasi jalan raya, bangunan, alamat, dan bisnis di sebuah wilayah," kata Google.
Google menggunakan mobil Street View dan alat trekker yang dilengkapi dengan sensor resolusi tinggi. Alat tersebut dapat mengumpulkan lebih dari 170 miliar citra di 87 negara.
Data dan citra menjadi elemen utama dalam membuat peta. Dengan demikian Google membutuhkan tim operasi data untuk emngumpulkan citra, menyaring sumber data hingga memeriksa dan mengkoreksi data.
"Kami juga mempunyai komunitas Local Guide dan pengguna Google Maps, yang kami dorong untuk mengoreksi peta melalui tombol Kirim Masukan dalam Google Maps," imbuh Google.
Local Guides adalah sebuha fitur Gogole Maps yang memungkinkan pengguna memberi nilai untuk suatu tempat dengan rating, memberikan pengalaman yang dirasakan pengguna dengan ulasan, berbagi foto dan video, serta menyampaikan analisis dengan jawaban.
"Kami memeriksa informasi dari mereka dan mempublikasikannya jika kami menganggap informasi tentang jalan, bisnis, dan alamat itu cukup sesuai dengan kondisi nyata," jelas perusahaan asal Mountain View, Amerika Serikat itu.
Selain itu Google juga menggunakan machine learning agar proses pembuatan peta lebih cepat, serta menjaga akurasi peta.
Hingga saat ini Google Maps bisa digunakan dilebih dari 220 negara dan wilayah.
Lantas bagaimana sebetulnya cara kerja Google yang mengumpulkan data untuk aplikasi Maps dan Street View. Dalam keterangan resmi yang SINDOnews terima, Selasa (30/7/2019), semua didapatkan berawal dari citra satelit.
"Citra satelit dan Street View telah sejak lama menjadi bagian penting dari cara kami mengidentifikasi tempat-tempat di dunia—keduanya menunjukkan lokasi jalan raya, bangunan, alamat, dan bisnis di sebuah wilayah," kata Google.
Google menggunakan mobil Street View dan alat trekker yang dilengkapi dengan sensor resolusi tinggi. Alat tersebut dapat mengumpulkan lebih dari 170 miliar citra di 87 negara.
Data dan citra menjadi elemen utama dalam membuat peta. Dengan demikian Google membutuhkan tim operasi data untuk emngumpulkan citra, menyaring sumber data hingga memeriksa dan mengkoreksi data.
"Kami juga mempunyai komunitas Local Guide dan pengguna Google Maps, yang kami dorong untuk mengoreksi peta melalui tombol Kirim Masukan dalam Google Maps," imbuh Google.
Local Guides adalah sebuha fitur Gogole Maps yang memungkinkan pengguna memberi nilai untuk suatu tempat dengan rating, memberikan pengalaman yang dirasakan pengguna dengan ulasan, berbagi foto dan video, serta menyampaikan analisis dengan jawaban.
"Kami memeriksa informasi dari mereka dan mempublikasikannya jika kami menganggap informasi tentang jalan, bisnis, dan alamat itu cukup sesuai dengan kondisi nyata," jelas perusahaan asal Mountain View, Amerika Serikat itu.
Selain itu Google juga menggunakan machine learning agar proses pembuatan peta lebih cepat, serta menjaga akurasi peta.
Hingga saat ini Google Maps bisa digunakan dilebih dari 220 negara dan wilayah.
(wbs)