Kuasai Pasar Nasional, Sharp Indonesia Kian Percaya Diri Tatap Pasar Ekspor
A
A
A
KARAWANG - Sukses menguasai pasar perangkat elektronik rumah tangga di Tanah Air, PT Sharp Electronics Indonesia semakin percaya diri menatap pasar ekspor.
Di Tanah Air, perusahaan menguasai lebih dari 25% pangsa pasar. Bahkan secara global, PT Sharp Electronics Indonesia menempati posisi empat besar sebagai negara kontributor terbesar di antara subsidiari Sharp di seluruh dunia.
Nah untuk menggenjot permintaan ekspor, pabrikan asal Jepang itu menambah lini produksi di kategori mesin cuci. Penambahan ini dikhususkan untuk mesin cuci tipe satu tabung/full auto yang kini direlokasi ke pabrik mesin cuci Sharp Indonesia di Karawang International Industrial City (KIIC).
Turut hadir dalam seremoni penambahan lini produksi di pabrik mesin cuci Sharp Indonesia, KIIC, antara lain, Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian), Dady Iskandar (Staf Ahli Gubernur Jawa Barat Bidang Ekonomi dan Pembangunan), Tadayuki Miyashita (Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia), serta manajemen Sharp Corporation maupun Sharp Indonesia.
Tadashi Ohyama, CEO PT Sharp Electronics Indonesia, mengatakan, penambahan lini produksi merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap anjuran pemerintah dalam memacu pertumbuhan ekspor. “Mesin cuci Sharp Indonesia merupakan salah satu kategori produk unggulan kami. Meski banyak fitur dan desain yang dibuat khusus untuk pasar Tanah Air, ternyata banyak mesin cuci kami yang diminati oleh negara tetangga dengan karakteristik konsumen serupa, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Timur Tengah, dan banyak negara lainnya,” kata Tadashi dalam sambutan peresmian lini baru tersebut di Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/7/2019).
Hadirnya lini produksi terbaru, kata dia, diharapkan mampu menambah diversifikasi produk lokal Sharp untuk mengisi pasar global tersebut. “Dengan mesin yang memadai dan tenaga kerja yang mumpuni, semoga kami bisa membuktikan kesiapan baik produk-produk lokal maupun SDM Indonesia untuk bersaing di kancah internasional,” harapnya.
Inisiatif pabrikan untuk membantu menopang bisnis ekspor manufaktur elektronik disambut positif oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. “Kami mengucapkan terima kasih atas penambahan lini produksi mesin cuci top loading oleh PT Sharp Electronics Indonesia. Ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap program peningkatan penggunaan produk dalam negeri serta memperkuat daya saing produk lokal di pasar ekspor,” kata Menperin.
Pabrik mesin cuci Sharp Indonesia pertama kali beroperasi pada tahun 2008 di Pulogadung dengan luas pabrik 4.537 meter persegi. Sukses memenuhi kebutuhan pasar dengan jumlah produksi yang memuaskan, pabrik mesin cuci dipindahkan ke KIIC di tahun 2013 dengan luas mencapai 11.400 meter persegi. Hasilnya, ungkap dia, pencapaian produksi mesin cuci tipe dua tabung meningkat pesat hingga sebesar 1,2 juta unit/tahun.
Pencapaian tersebut menjadi pemicu Sharp Indonesia untuk menambah lini produksi mesin cuci satu tabung/full auto. Adapun mesin cuci satu tabung yang diproduksi Sharp Indonesia di pabrik Karawang terdiri dari 14 model dengan kapasitas cuci 8 kg hingga 12 kg, termasuk mesin cuci megamouth gold series yang dibalut dengan warna emas dan diproduksi terbatas hanya 2.000 unit saja. Mesin cuci gold series merupakan mesin cuci eksklusif yang diluncurkan dalam rangka merayakan 50 tahun kiprah Sharp Indonesia di nusantara.
Selain diproduksi dalam negeri, mesin cuci satu tabung/full auto juga kental dengan benaman fitur lokal yang relevan dengan kondisi Indonesia. Misalnya, mampu menghemat air lebih besar hingga 50%, mampu bekerja dalam kondisi tekanan air yang rendah, hingga mengantisipasi tegangan listrik yang tidak stabil.
“Tak lupa, seluruh mesin cuci satu tabung/full auto juga semakin terjamin dengan adanya ‘Japan 7 Shield’ yang membuat produk-produk Sharp lebih tahan dan awet dari berbagai gangguan,” tutur Tadashi.
Kemunculan mesin cuci satu tabung/full auto membawa harapan baru bagi bisnis Sharp Indonesia sendiri. Di samping menargetkan kapasitas produksi mesin cuci yang lebih banyak yaitu naik 10-15% dari kapasitas produksi semula, Sharp Indonesia juga mematok adanya kenaikan angka ekspor hingga market share.
“Dengan memproduksi mesin cuci satu tabung/full auto sendiri, kami yakin dapat memanfaatkan kemudahan-kemudahan ini, baik dari sisi pengembangan dan perencanaan produk, sampai menggenjot penjualan ekspor tumbuh hingga 20% di tahun 2020 untuk seluruh kategori produk. Kami juga optimistis hasil ekspor dapat berimbas positif pada market share kami keseluruhan,” cetus Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia.
Di Tanah Air, perusahaan menguasai lebih dari 25% pangsa pasar. Bahkan secara global, PT Sharp Electronics Indonesia menempati posisi empat besar sebagai negara kontributor terbesar di antara subsidiari Sharp di seluruh dunia.
Nah untuk menggenjot permintaan ekspor, pabrikan asal Jepang itu menambah lini produksi di kategori mesin cuci. Penambahan ini dikhususkan untuk mesin cuci tipe satu tabung/full auto yang kini direlokasi ke pabrik mesin cuci Sharp Indonesia di Karawang International Industrial City (KIIC).
Turut hadir dalam seremoni penambahan lini produksi di pabrik mesin cuci Sharp Indonesia, KIIC, antara lain, Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian), Dady Iskandar (Staf Ahli Gubernur Jawa Barat Bidang Ekonomi dan Pembangunan), Tadayuki Miyashita (Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia), serta manajemen Sharp Corporation maupun Sharp Indonesia.
Tadashi Ohyama, CEO PT Sharp Electronics Indonesia, mengatakan, penambahan lini produksi merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap anjuran pemerintah dalam memacu pertumbuhan ekspor. “Mesin cuci Sharp Indonesia merupakan salah satu kategori produk unggulan kami. Meski banyak fitur dan desain yang dibuat khusus untuk pasar Tanah Air, ternyata banyak mesin cuci kami yang diminati oleh negara tetangga dengan karakteristik konsumen serupa, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Timur Tengah, dan banyak negara lainnya,” kata Tadashi dalam sambutan peresmian lini baru tersebut di Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/7/2019).
Hadirnya lini produksi terbaru, kata dia, diharapkan mampu menambah diversifikasi produk lokal Sharp untuk mengisi pasar global tersebut. “Dengan mesin yang memadai dan tenaga kerja yang mumpuni, semoga kami bisa membuktikan kesiapan baik produk-produk lokal maupun SDM Indonesia untuk bersaing di kancah internasional,” harapnya.
Inisiatif pabrikan untuk membantu menopang bisnis ekspor manufaktur elektronik disambut positif oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. “Kami mengucapkan terima kasih atas penambahan lini produksi mesin cuci top loading oleh PT Sharp Electronics Indonesia. Ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap program peningkatan penggunaan produk dalam negeri serta memperkuat daya saing produk lokal di pasar ekspor,” kata Menperin.
Pabrik mesin cuci Sharp Indonesia pertama kali beroperasi pada tahun 2008 di Pulogadung dengan luas pabrik 4.537 meter persegi. Sukses memenuhi kebutuhan pasar dengan jumlah produksi yang memuaskan, pabrik mesin cuci dipindahkan ke KIIC di tahun 2013 dengan luas mencapai 11.400 meter persegi. Hasilnya, ungkap dia, pencapaian produksi mesin cuci tipe dua tabung meningkat pesat hingga sebesar 1,2 juta unit/tahun.
Pencapaian tersebut menjadi pemicu Sharp Indonesia untuk menambah lini produksi mesin cuci satu tabung/full auto. Adapun mesin cuci satu tabung yang diproduksi Sharp Indonesia di pabrik Karawang terdiri dari 14 model dengan kapasitas cuci 8 kg hingga 12 kg, termasuk mesin cuci megamouth gold series yang dibalut dengan warna emas dan diproduksi terbatas hanya 2.000 unit saja. Mesin cuci gold series merupakan mesin cuci eksklusif yang diluncurkan dalam rangka merayakan 50 tahun kiprah Sharp Indonesia di nusantara.
Selain diproduksi dalam negeri, mesin cuci satu tabung/full auto juga kental dengan benaman fitur lokal yang relevan dengan kondisi Indonesia. Misalnya, mampu menghemat air lebih besar hingga 50%, mampu bekerja dalam kondisi tekanan air yang rendah, hingga mengantisipasi tegangan listrik yang tidak stabil.
“Tak lupa, seluruh mesin cuci satu tabung/full auto juga semakin terjamin dengan adanya ‘Japan 7 Shield’ yang membuat produk-produk Sharp lebih tahan dan awet dari berbagai gangguan,” tutur Tadashi.
Kemunculan mesin cuci satu tabung/full auto membawa harapan baru bagi bisnis Sharp Indonesia sendiri. Di samping menargetkan kapasitas produksi mesin cuci yang lebih banyak yaitu naik 10-15% dari kapasitas produksi semula, Sharp Indonesia juga mematok adanya kenaikan angka ekspor hingga market share.
“Dengan memproduksi mesin cuci satu tabung/full auto sendiri, kami yakin dapat memanfaatkan kemudahan-kemudahan ini, baik dari sisi pengembangan dan perencanaan produk, sampai menggenjot penjualan ekspor tumbuh hingga 20% di tahun 2020 untuk seluruh kategori produk. Kami juga optimistis hasil ekspor dapat berimbas positif pada market share kami keseluruhan,” cetus Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia.
(mim)