Orang Banyak Bepergian di Ramadan dan Lebaran Gunakan Waze
A
A
A
SELAIN Google Maps, Waze adalah layanan navigasi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Mereka mengklaim memiliki 4 juta pengguna aktif di Indonesia yang menghabiskan waktu rata-rata 81 menit per hari di jalan.Selama Ramadan, penggunaan Waze meningkat drastis. Kenapa?
Sebab, orangorang memilih untuk bepergian lebih banyak. Berdasarkan data Waze, waktu bepergian para Wazer (pengguna Waze) meningkat hingga 44% dibanding bulan-bulan lainnya ketika orang biasanya menghabiskan 29 kilometer per hari. Lalu lintas diperkirakan meningkat hingga 98%, dengan peningkatan sekitar 25% dari waktu biasanya. Jam sibuk biasanya berlangsung antara pukul 15.00 sore dan 20.00 malam di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Surabaya, Medan, Bandung, dan lainnya.
Lalu lintas terpadat diprediksi muncul pada pukul 17.00 sore ketika orang mulai meninggalkan rumah atau kantor mereka dengan harapan mereka bisa mempersingkat waktu perjalanan ke tujuan atau sekadar hadir tepat waktu untuk berbuka puasa. Karena itu, waktu yang disarankan untuk bepergian selama Ramadan adalah sebelum pukul 12.00 siang atau setelah pukul 21.00 malam. Waze juga mengalami peningkatan jumlah pengguna hingga 26% selama Ramadan.“Kebiasaan di sini adalah orangorang akan bergegas pulang ke rumah atau ke tempat makan selama waktu sibuk supaya bisa hadir tepat waktu untuk berbuka puasa dengan keluarga dan teman. Mereka cenderung mencari rute alternatif menghindari kemacetan lewat Waze,” ujar Marlin R Siahaan, Waze Indonesia Country Manager.
Selama Ramadan tahun lalu yang menjadi tiga destinasi utama adalah toko serbaada yang menarik 4,1 juta navigasi, restoran, dan outlet makanan siap saji dengan 1,5 juta navigasi, dan warung kopi dengan 391.000 navigasi. Toko serbaada menjadi tujuan terbanyak karena orang biasanya membeli makanan ringan atau minuman untuk mereka berbuka puasa saat mereka masih berada di jalan. Restoran siap saji dan warung kopi juga menjadi destinasi populer karena dengan banyaknya cabang dan outlet tersebar di seluruh kota mudah untuk didatangi. Selanjutnya, outlet dengan layanan drive-through terbukti lebih praktis bagi pengemudi.
Pada 2018 terjadi 87% navigasi di Medan, 62% di Semarang, 42% di Surabaya, 34% di Bandung, dan 20% di Jakarta. Angka tertinggi muncul di Medan diakibatkan oleh kurangnya infrastruktur transportasi umum di kota tersebut. Sebaliknya, kilometer berkendara tertinggi Wazer terjadi di Semarang (148%), diikuti Surabaya (95%), Bandung (53%), Medan (48%), dan Jakarta (25%). “Hal ini terjadi karena orang diharuskan mengemudi lebih jauh dari segi jarak di Semarang,” ucap Marlin.
Sebab, orangorang memilih untuk bepergian lebih banyak. Berdasarkan data Waze, waktu bepergian para Wazer (pengguna Waze) meningkat hingga 44% dibanding bulan-bulan lainnya ketika orang biasanya menghabiskan 29 kilometer per hari. Lalu lintas diperkirakan meningkat hingga 98%, dengan peningkatan sekitar 25% dari waktu biasanya. Jam sibuk biasanya berlangsung antara pukul 15.00 sore dan 20.00 malam di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Surabaya, Medan, Bandung, dan lainnya.
Lalu lintas terpadat diprediksi muncul pada pukul 17.00 sore ketika orang mulai meninggalkan rumah atau kantor mereka dengan harapan mereka bisa mempersingkat waktu perjalanan ke tujuan atau sekadar hadir tepat waktu untuk berbuka puasa. Karena itu, waktu yang disarankan untuk bepergian selama Ramadan adalah sebelum pukul 12.00 siang atau setelah pukul 21.00 malam. Waze juga mengalami peningkatan jumlah pengguna hingga 26% selama Ramadan.“Kebiasaan di sini adalah orangorang akan bergegas pulang ke rumah atau ke tempat makan selama waktu sibuk supaya bisa hadir tepat waktu untuk berbuka puasa dengan keluarga dan teman. Mereka cenderung mencari rute alternatif menghindari kemacetan lewat Waze,” ujar Marlin R Siahaan, Waze Indonesia Country Manager.
Selama Ramadan tahun lalu yang menjadi tiga destinasi utama adalah toko serbaada yang menarik 4,1 juta navigasi, restoran, dan outlet makanan siap saji dengan 1,5 juta navigasi, dan warung kopi dengan 391.000 navigasi. Toko serbaada menjadi tujuan terbanyak karena orang biasanya membeli makanan ringan atau minuman untuk mereka berbuka puasa saat mereka masih berada di jalan. Restoran siap saji dan warung kopi juga menjadi destinasi populer karena dengan banyaknya cabang dan outlet tersebar di seluruh kota mudah untuk didatangi. Selanjutnya, outlet dengan layanan drive-through terbukti lebih praktis bagi pengemudi.
Pada 2018 terjadi 87% navigasi di Medan, 62% di Semarang, 42% di Surabaya, 34% di Bandung, dan 20% di Jakarta. Angka tertinggi muncul di Medan diakibatkan oleh kurangnya infrastruktur transportasi umum di kota tersebut. Sebaliknya, kilometer berkendara tertinggi Wazer terjadi di Semarang (148%), diikuti Surabaya (95%), Bandung (53%), Medan (48%), dan Jakarta (25%). “Hal ini terjadi karena orang diharuskan mengemudi lebih jauh dari segi jarak di Semarang,” ucap Marlin.
(don)