Huawei Alami Krisis, Eksekutif Samsung Mulai Garap Teknologi 6G

Selasa, 18 Juni 2019 - 00:11 WIB
Huawei Alami Krisis, Eksekutif Samsung Mulai Garap Teknologi 6G
Huawei Alami Krisis, Eksekutif Samsung Mulai Garap Teknologi 6G
A A A
SEOUL - Jaringan 5G akan menyediakan kecepatan data hingga 10 kali lebih cepat dari 4G LTE dan mengarah pada pengembangan industri dan bisnis baru. Teknologi ini baru saja dikomersialkan di sejumlah negara maju.

Meski 5G baru diterapkan, sudah ada pihak-pihak yang tertarik mulai membangun teknologi 6G. Tentunya belum ada satu pun yang bisa mendefinisikannya.

Salah satu pihak yang tertarik mulai menggarap 6G adalah Samsung. Hal ini diketahui dari email Wakil Ketua Samsung, Jay Y Lee yang beredar.Menurut Bloomberg, email yang disebarluaskan hari ini oleh Samsung mengungkap, Lee bertemu dengan para eksekutif Samsung lainnya pekan lalu. Mereka membahas kemitraan dengan perusahaan ekuitas swasta guna mengembangkan peralatan jaringan seluler 6G, teknologi blockchain, dan kecerdasan buatan (AI).
Blockchain merupakan metode aman untuk menyimpan data transaksional dan dirancang untuk melacak transaksi Bitcoin. Sedangkan bicara AI, sudah banyak pemilik ponsel pintar mengetahui AI karena perangkatnya mempunyai fitur asisten pribadi virtual, seperti Google Assistant dan Siri.

Beberapa smartphone juga menggunakan AI untuk mempelajari seberapa terang pengguna menyukai layar dalam kondisi tertentu. Lalu melakukan perubahan yang sesuai tergantung pada pencahayaan sekitar.

Laman GSM Arena menyebutkan, pada Februari lalu, Samsung diketahui ingin menginvestasikan lebih banyak uang untuk peralatan jaringannya. Dan ini akan menjadi waktu yang tepat bagi raksasa teknologi Korea itu untuk melakukannya.

Waktu yang tepat, lantaran Huawei yang saat ini tercatat sebagai pemasok peralatan jaringan terbesar di dunia tengah kesulitan membeli persediaan teknologi dari AS. Imbasnya mereka dikhawatirkan tidak dapat memproduksi stasiun pangkalan yang merupakan bagian dari peralatan yang dijualnya.

Pada 2018, Huawei memiliki 29% dari pasar tersebut secara global. Sementara pangsa pasar Samsung di bawah 5%. "Kami harus menantang diri dengan resolusi untuk membuat fondasi baru, bergerak melampaui ruang lingkup melindungi pencapaian masa lalu kita," kata, Jay Y Lee.

Selama pertemuan antara Lee dan eksekutif Samsung lainnya, perusahaan mendiskusikan pengaturan rencana respons risiko jika perusahaan terlibat dalam krisis seperti Huawei. Tentunya membahas bagian penting bila mereka kehilangan akses ke bagian-bagian tertentu dari rantai pasokannya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0625 seconds (0.1#10.140)