Penjualan iPhone Apple 'Berdarah-darah' Tahun Ini

Senin, 17 Juni 2019 - 13:00 WIB
Penjualan iPhone Apple...
Penjualan iPhone Apple 'Berdarah-darah' Tahun Ini
A A A
CUPERTINO - Penjualan iPhone Apple 'berdarah-berdarah' di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Hal ini mengikuti penurunan permintaan handphone baru di pasar tersebut pada kuartal pertama di 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut laporan IDC terbaru, penjualan ponsel cerdas di Eropa, Timur Tengah dan Afrika mencapai 83,7 juta unit selama kuartal pertama tahun ini. Artinya ada penurunan 3,3% tahun ke tahun (yoy) dibandingkan periode yang sama di 2018.

Laman GSM Arena melaporkan, Huawei mengalami pertumbuhan terbesar di wilayah ini dengan peningkatan pengiriman 66,1% yoy. Capaian itu diikuti oleh Xiaomi yang penjualannya melonjak 33,3%.

Sedangkan merek utama lainnya mengirimkan lebih sedikit handset. HMD Global dengan Nokia-nya tercatat turun 32,6% dan Apple kehilangan pengiriman 22,73%.

Samsung tetap menjadi pemimpin pangsa pasar dengan raihan 29,5%. Di tempat kedua diikuti oleh Huawei (25,4%) dan Apple (14,7%). Hasil yang dicapai Apple tahun ini yang terendah dalam lima tahun terakhir.Di kawasan lain, pengiriman Apple juga mengalami penurunan signifikan. Tak heran, tahun ini bisa dikatakan penjualan iPhone berdarah-darah. Raksasa Cupertino hanya berjaya terhadap kompetitornya di kampung halamannya sendiri, Amerika Serikat.
"Pengiriman telah melambat karena konsumen bertahan lebih lama pada perangkat (lama), Apple telah ditantang dengan perangkat terbarunya dan produsen China telah membuat langkah (maju) setiap kuartal," kata Marta Pinto dari IDC.

Timur Tengah mengalami penurunan terbesar dengan jumlah 18,8% yoy, meskipun ada penurunan cukup besar dalam harga handset rata-rata. Di sisi lain, Afrika sebenarnya tumbuh sebesar 6% dan Eropa secara keseluruhan tidak melihat banyak perubahan.

Harga rata-rata di Eropa Barat juga sedikit mengalami penurunan. Sementara di pasar Eropa Tengah dan Timur, harga handphone terbilang tetap statis.

Ke depan, IDC memperkirakan lebih banyak ketidakpastian untuk penjualan ponsel pintar karena ketegangan geopolitik. Ditambah konsumen yang memegang perangkat untuk masa yang lebih lama.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)