Rektor Ini Sebut 3 Kunci Generasi Millenial Taklukkan Tantangan Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Generasi millenial dituntut untuk memenuhi tiga kriteria, yaitu head (knowledge), hand (skills), dan heart (ethics), agar sukses menghadapi era Industri 4.0 dan digital economy menuju Indonesia Emas 2045.
"Dengan tiga kriteria itu, maka kaum muda bisa menaklukan tantangan Industri 4.0 dan ikut berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Rektor Universitas Trisakti, Prof Ali Ghufron Mukti saat mewisuda 2.280 wisudawan dan wisudawati di Jakarta.
Diakuinya, Revolusi Industri 4.0 dan digital economy menghadirkan disruption technology yang ditandai dengan teknologi serbadigital, internet of things (IoT), artificial intelelligence (AI), new materials, big data robotics, augmented reality, cloud computing, e_learning, nano-tech, bio-tech, dan masih banyak lagi.
"Jelas Indonesia saat masih harus meningkatkan kualifikasi dan kompetensi agar menjadi sumber daya manusia yang inovatif. Karena itu sekembali Anda ke masyarakat, kalian harus terus mengikuti tren perkembangan teknologi, preferensi masyarakat, regulasi dan pergeseran di tengah masyakarat," pinta Rektor.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Illah Saillah, mengatakan, era Revolusi Industri 4.0 merupakan tantangan besar dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi. "Transformasi sistem proses pembelajaran perlu lebih fleksibel, terbuka, dan bermutu untuk mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin masa depan," katanya.
Dikatakannya, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia masih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya. "Di Indonesia APK-nya masih 34,58% (2018). Bandingkan dengan Thailand yang sudah 52% dan Korea Selatan 93%," sebut Sailah.
Karena itu, kata dia, pendidikan yang lebih fleksibel untuk ruang dan waktu sepertinya menjadi pilihan yang sangat tepat jika diterapkan di DKI Jakarta. "Penggunaan gadget dan keakraban dengan internet sudah menjadi keseharian anak muda saat ini," ungkapnya.
"Dengan tiga kriteria itu, maka kaum muda bisa menaklukan tantangan Industri 4.0 dan ikut berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Rektor Universitas Trisakti, Prof Ali Ghufron Mukti saat mewisuda 2.280 wisudawan dan wisudawati di Jakarta.
Diakuinya, Revolusi Industri 4.0 dan digital economy menghadirkan disruption technology yang ditandai dengan teknologi serbadigital, internet of things (IoT), artificial intelelligence (AI), new materials, big data robotics, augmented reality, cloud computing, e_learning, nano-tech, bio-tech, dan masih banyak lagi.
"Jelas Indonesia saat masih harus meningkatkan kualifikasi dan kompetensi agar menjadi sumber daya manusia yang inovatif. Karena itu sekembali Anda ke masyarakat, kalian harus terus mengikuti tren perkembangan teknologi, preferensi masyarakat, regulasi dan pergeseran di tengah masyakarat," pinta Rektor.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Illah Saillah, mengatakan, era Revolusi Industri 4.0 merupakan tantangan besar dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi. "Transformasi sistem proses pembelajaran perlu lebih fleksibel, terbuka, dan bermutu untuk mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin masa depan," katanya.
Dikatakannya, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia masih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya. "Di Indonesia APK-nya masih 34,58% (2018). Bandingkan dengan Thailand yang sudah 52% dan Korea Selatan 93%," sebut Sailah.
Karena itu, kata dia, pendidikan yang lebih fleksibel untuk ruang dan waktu sepertinya menjadi pilihan yang sangat tepat jika diterapkan di DKI Jakarta. "Penggunaan gadget dan keakraban dengan internet sudah menjadi keseharian anak muda saat ini," ungkapnya.
(mim)