Huawei Sudah Siap 'Pisah Ranjang' dengan Google Play Store
A
A
A
MOUNTAIN VIEW - Huawei dikabarkan sedang melakukan negosiasi dengan Aptoide untuk bisa segera menemukan pengganti Google Play Store. Ini terpaksa dilakukan karena Google ingin memutus hubungan bisnisnya dengan Huawei akibat tekanan Donald Trump.
Dilansir dari GSM Arena, dalam beberapa hari terakhir, Huawei mengetahui dirinya dalam situasi yang sulit dengan Pemerintah AS. Hasil ban Huawei menyebabkan banyak perusahaan Amerika memutuskan hubungan dan kemitraan dengan raksasa teknologi nomor satu China tersebut.
Bukan hanya lisensi Android Huawei yang dicabut untuk perangkat masa depannya, bahkan mereka juga ditarik dari program Android Q beta. Perusahaan Inggris, ARM, juga ikut-ikutan dengan menarik lisensinya. Padahal arsitekturnya digunakan dalam prosesor Kirin.
Meskipun AS menunda larangan itu selama 90 hari, Huawei sudah memikirkan rencana cadangan jika larangan itu mulai berlaku. Huawei dilaporkan telah meminta pengembang aplikasi untuk mengirimkan aplikasi mereka ke Galeri Aplikasi -App Store milik Huawei serupa dengan Galaxy Apps Store di handphone Samsung.
Ini adalah pencadangan langsung yang dilakukan Huawei karena banyak perangkat Huawei dan Honor sudah dilengkapi Galeri Aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya. Media Portugis melaporkan, Aptoide, sebuah alternatif sumber terbuka untuk Google Play Store dengan lebih dari 900.000 aplikasi dan lebih dari 100 juta pengguna sedang bernegosiasi dengan Huawei untuk mengembangkan alternatif yang layak untuk Play Store.
Ingat, bagian dari larangan Huawei adalah lisensi Android Huawei dari Google dicabut. Ini berarti Huawei perlu menggunakan AOSP build untuk Android dan itu tidak akan diizinkan untuk mengirim perangkat dengan Layanan Google Play. Yang jelas lisensi Android Huawei tetap utuh selama penundaan 90 hari.
Huawei juga dilaporkan berusaha membuat telekomunikasi Eropa menawarkan Galeri Aplikasi pada ponsel Huawei dan Honor di luar boks untuk membantu memperbaiki situasi. Mengenai kemungkinan kemitraan dengan Aptoide, publik harus melihat bagaimana Huawei berencana mengimplementasikannya seandainya larangan ini permanen dan merugikan bisnis smartphone-nya. (Nabil Alfaruq)
Dilansir dari GSM Arena, dalam beberapa hari terakhir, Huawei mengetahui dirinya dalam situasi yang sulit dengan Pemerintah AS. Hasil ban Huawei menyebabkan banyak perusahaan Amerika memutuskan hubungan dan kemitraan dengan raksasa teknologi nomor satu China tersebut.
Bukan hanya lisensi Android Huawei yang dicabut untuk perangkat masa depannya, bahkan mereka juga ditarik dari program Android Q beta. Perusahaan Inggris, ARM, juga ikut-ikutan dengan menarik lisensinya. Padahal arsitekturnya digunakan dalam prosesor Kirin.
Meskipun AS menunda larangan itu selama 90 hari, Huawei sudah memikirkan rencana cadangan jika larangan itu mulai berlaku. Huawei dilaporkan telah meminta pengembang aplikasi untuk mengirimkan aplikasi mereka ke Galeri Aplikasi -App Store milik Huawei serupa dengan Galaxy Apps Store di handphone Samsung.
Ini adalah pencadangan langsung yang dilakukan Huawei karena banyak perangkat Huawei dan Honor sudah dilengkapi Galeri Aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya. Media Portugis melaporkan, Aptoide, sebuah alternatif sumber terbuka untuk Google Play Store dengan lebih dari 900.000 aplikasi dan lebih dari 100 juta pengguna sedang bernegosiasi dengan Huawei untuk mengembangkan alternatif yang layak untuk Play Store.
Ingat, bagian dari larangan Huawei adalah lisensi Android Huawei dari Google dicabut. Ini berarti Huawei perlu menggunakan AOSP build untuk Android dan itu tidak akan diizinkan untuk mengirim perangkat dengan Layanan Google Play. Yang jelas lisensi Android Huawei tetap utuh selama penundaan 90 hari.
Huawei juga dilaporkan berusaha membuat telekomunikasi Eropa menawarkan Galeri Aplikasi pada ponsel Huawei dan Honor di luar boks untuk membantu memperbaiki situasi. Mengenai kemungkinan kemitraan dengan Aptoide, publik harus melihat bagaimana Huawei berencana mengimplementasikannya seandainya larangan ini permanen dan merugikan bisnis smartphone-nya. (Nabil Alfaruq)
(mim)