Fitur Keamanan di Aplikasi Tak Pengaruhi Pelanggan Ojol Soal Kenaikan Tarif

Selasa, 07 Mei 2019 - 11:02 WIB
Fitur Keamanan di Aplikasi Tak Pengaruhi Pelanggan Ojol Soal Kenaikan Tarif
Fitur Keamanan di Aplikasi Tak Pengaruhi Pelanggan Ojol Soal Kenaikan Tarif
A A A
JAKARTA - Para pengguna ojek online, dinilai tak akan terpengaruh dengan fitur-fitur keselamatan yang dimiliki penyedia platform. Kebanyakan dari mereka lebih mementingkan tarif yang ramah dikantong dibanding fitur-fitur tersebut.

Ekonom dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal, menyebut bahwa faktor keamanan tidak membuat pengguna bisa tetap bertahan menggunakan ojek online dengan kenaikan tarif yang ada saat ini.

"Bagaimana yang pendapatan menengah ke bawah, kalau sudah hilang sulit ditangkap kembali. Karena pertimbangan satu-satunya buat mereka ya itu badget," ujarnya di Jakarta, Senin (6/5/2019).

Penggunaan fitur keamanan bisa saja menjadi faktor yang menarik para konsumen, tapi, kata Fithra, itu hanya berlaku pada pengguna dikelas menengah. Karena fitur keamanan tersebut dianggap sebagai kompensasi soal kenaikan harga yang baru berlaku.

"Bisa jadi itu hanya menjadi strategi yang menangkap kosnumen yang hilang karena faktor keamanan dan kenyamanan itu satu hal tersendiri. Tetapi ini hanya bekerja di middle class," imbuhnya.

Namun perlu diingat bahwa sebagian besar penguna ojek online itu datang dari golongan menengah ke bawah. Hal ini berdasarkan hasil survei dari Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) yang berjudul Persepsi Konsumen Terhadap Kenaikan Tarif Ojek Online, mengungkap bahwa pemberlakuan kenaikan tarif berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) No. 348 Tahun 2019 ditolak oleh para konsumen.

Penolakan ini terjadi karena 72,2 persen pengguna ojek online berpendapatan menengah ke bawah, terutama yang berdomisili di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.

" Kenapa ada penolakan? melihat data 75,2 persen pengguna ojol rata-rata menengah ke bawah, jadi 25 persen uangnya hanya habis untuk transportasi yang mengalami kenaikan. Padahal konsumen sensitif dengan kenaikan harga," jelas Rumayya Batubara Ketua RISED dalam kesempatan yang sama.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7519 seconds (0.1#10.140)