Facebook Kewalahan Pulihkan Layanan
A
A
A
CALIFORNIA - Facebook Inc masih kewalahan memulihkan layanan sepenuhnya, kemarin, setelah 17 jam jejaring sosial terbesar di dunia itu tak bisa diakses para pengguna secara global.
Kondisi ini memicu keluhan para pengguna. Sejumlah laporan di laman DownDetector mencapai puncak hingga lebih dari 12.000 dan secara bertahap turun menjadi beberapa ratus pada kemarin pagi.
Namun, ribuan pengguna mengeluh di Twitter dengan tagar #facebookdown, dengan sejumlah laporan media menyebut angkanya menjadi jutaan orang. BBC dan media lain melaporkan, terhentinya layanan ini merupakan yang terlama dialami Facebook.
Perwakilan Facebook menggunakan Twitter untuk memberi informasi terbaru pada para pengguna tentang masalah yang terjadi. Juru bicara Facebook hanya menjelaskan pernyataan awal perusahaan tentang pemadaman yang terjadi pada Rabu (13/3) dan sedang bekerja mengatasi masalah itu sesegera mungkin.
Aplikasi Instagram, Whatsapp, dan Facebook, juga padam pada Rabu (13/3), meski Instagram menyatakan pihaknya telah mulai kembali aktif kemarin. Facebook belum memberi update pada layanan lainnya.
Para pengguna media sosial di beberapa wilayah Amerika Serikat (AS) dan Eropa serta Jepang terkena dampak gangguan itu, menurut data peta pemadaman DownDetector.
“Ya, saya tidak mendapat dosis meme harian saya dan saya pikir itulah mengapa saya ngambek. #FacebookDown,” tweet Mayra Mesina, pengguna Facebook.
Perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, itu memperoleh pendapatan mayoritas dari iklan. Facebook menyatakan pada Bloomberg bahwa pihaknya masih menyelidiki semua dampak. “Termasuk kemungkinan mengembalikan dana para pemasang iklan,” kata pernyataan Facebook.
Di Twitter, Facebook juga menyatakan masalah itu tidak terkait serangan distributed denial of service (DDoS). Dalam serangan DDoS, para peretas menggunakan jaringan komputer yang mereka kontrol untuk mengirim permintaan informasi sebanyak mungkin dari berbagai laman sehingga server mereka tak bisa menangani lalu lintas dan situs itu menjadi tak dapat diakses. (Syarifudin)
Kondisi ini memicu keluhan para pengguna. Sejumlah laporan di laman DownDetector mencapai puncak hingga lebih dari 12.000 dan secara bertahap turun menjadi beberapa ratus pada kemarin pagi.
Namun, ribuan pengguna mengeluh di Twitter dengan tagar #facebookdown, dengan sejumlah laporan media menyebut angkanya menjadi jutaan orang. BBC dan media lain melaporkan, terhentinya layanan ini merupakan yang terlama dialami Facebook.
Perwakilan Facebook menggunakan Twitter untuk memberi informasi terbaru pada para pengguna tentang masalah yang terjadi. Juru bicara Facebook hanya menjelaskan pernyataan awal perusahaan tentang pemadaman yang terjadi pada Rabu (13/3) dan sedang bekerja mengatasi masalah itu sesegera mungkin.
Aplikasi Instagram, Whatsapp, dan Facebook, juga padam pada Rabu (13/3), meski Instagram menyatakan pihaknya telah mulai kembali aktif kemarin. Facebook belum memberi update pada layanan lainnya.
Para pengguna media sosial di beberapa wilayah Amerika Serikat (AS) dan Eropa serta Jepang terkena dampak gangguan itu, menurut data peta pemadaman DownDetector.
“Ya, saya tidak mendapat dosis meme harian saya dan saya pikir itulah mengapa saya ngambek. #FacebookDown,” tweet Mayra Mesina, pengguna Facebook.
Perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, itu memperoleh pendapatan mayoritas dari iklan. Facebook menyatakan pada Bloomberg bahwa pihaknya masih menyelidiki semua dampak. “Termasuk kemungkinan mengembalikan dana para pemasang iklan,” kata pernyataan Facebook.
Di Twitter, Facebook juga menyatakan masalah itu tidak terkait serangan distributed denial of service (DDoS). Dalam serangan DDoS, para peretas menggunakan jaringan komputer yang mereka kontrol untuk mengirim permintaan informasi sebanyak mungkin dari berbagai laman sehingga server mereka tak bisa menangani lalu lintas dan situs itu menjadi tak dapat diakses. (Syarifudin)
(nfl)