Nomor WhatsApp Penyebar Hoax Bisa Diblokir Selamanya
A
A
A
JAKARTA - Berhati-hatilah bagi para pengguna yang sering menyebarkan hoaks melalui pesan di WhatsApp. Pasalnya nomor tersebut dapat dihapus oleh pihak WhatsApp.
Ketika nomor dihapus oleh pihak WhatsApp, pengguna tak akan bisa memulihkan nomor itu kembali. Hal tersebut dikatakan oleh Communication Lead Facebook Indonesia Putri Dewanti, ketika ditemui di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, mengatakan saat nomor dihapus oleh pihak WhatsApp, pengguna tidak lagi bisa menggunakan WhatsApp dengan nomor yang sama.
"Sudah dihapus, hilang nomornya tidak bisa dipakai untuk WhatsApp lagi," tutur Putri.
Kendati demikian, Putri belum bisa menyebutkan berapa banyak jumlah akun WhatsApp milik pengguna di Indonesia yang sudah dihapus.
"Belum ada, tapi kalau di-take down akun-akun yang dilaporkan ya memang sudah ada, tetapi spesifik angkanya belum tahu," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, dijelaskan oleh VP Public Policy and Communication WhatsApp, Victoria Grand, bahwa WhatsApp menggunakan teknologi machine learning untuk bisa membaca perilaku abnormal pengguna ketika mengirim pesan di WhatsApp.
Mereka menggunakan identifikasi perilaku lantaran tidak bisa membaca isi pesan pengguna. Karena selama ini WhatsApp telah menerapkan end-to-end encription, sebuah fitur untuk membuat komunikasi antar pengguna menjadi aman, tak bisa diakses pihak lain, termasuk oleh WhatsApp.
Perilaku abnormal yang ia maksud, misalnya saat pengguna secara terus menerus menyebarkan dan meneruskan pesan berantai ke berbagai nomor. Selain itu bisa terlihat dari berapa banyak orang yang me-report nomor tersebut.
Ketika nomor dihapus oleh pihak WhatsApp, pengguna tak akan bisa memulihkan nomor itu kembali. Hal tersebut dikatakan oleh Communication Lead Facebook Indonesia Putri Dewanti, ketika ditemui di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, mengatakan saat nomor dihapus oleh pihak WhatsApp, pengguna tidak lagi bisa menggunakan WhatsApp dengan nomor yang sama.
"Sudah dihapus, hilang nomornya tidak bisa dipakai untuk WhatsApp lagi," tutur Putri.
Kendati demikian, Putri belum bisa menyebutkan berapa banyak jumlah akun WhatsApp milik pengguna di Indonesia yang sudah dihapus.
"Belum ada, tapi kalau di-take down akun-akun yang dilaporkan ya memang sudah ada, tetapi spesifik angkanya belum tahu," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, dijelaskan oleh VP Public Policy and Communication WhatsApp, Victoria Grand, bahwa WhatsApp menggunakan teknologi machine learning untuk bisa membaca perilaku abnormal pengguna ketika mengirim pesan di WhatsApp.
Mereka menggunakan identifikasi perilaku lantaran tidak bisa membaca isi pesan pengguna. Karena selama ini WhatsApp telah menerapkan end-to-end encription, sebuah fitur untuk membuat komunikasi antar pengguna menjadi aman, tak bisa diakses pihak lain, termasuk oleh WhatsApp.
Perilaku abnormal yang ia maksud, misalnya saat pengguna secara terus menerus menyebarkan dan meneruskan pesan berantai ke berbagai nomor. Selain itu bisa terlihat dari berapa banyak orang yang me-report nomor tersebut.
(wbs)