Ponsel Layar Lipat dan Jaringan 5G Bangkitkan Penjualan Smartphone
A
A
A
CONNECTICUT - Penjualan smartphone global sudah beberapa tahun terakhir stagnan. Bahkan di China dan Amerika Serikat (AS) sebagai pasar utama perangkat mengalami titik jenuh.
Namun tahun depan sepertinya bakal menjadi kebangkitan dari industri seluler. Menurut sebuah laporan baru dari Gartner, perusahaan riset teknologi informasi berbasis di AS, teknologi jaringan 5G dan smartphone dengan layar dilipat bakal menjadi pemicu kebangkitan tersebut.
Agar diketahui, selama kuartal ketiga 2018 pengiriman smartphone mencapai 389.000.000 unit. Jumlah ini naik tipis 1,4% dibandingkan periode tiga bulan yang sama pada 2017.
Hal ini bisa jadi disebabkan konsumen lebih mempertahankan ponsel lama karena ketiadaan perubahan signifikan pada smartphone baru. Lihat saja kinerja Samsung yang bisa mempertahankan posisi nomor satu, tapi mengalami penurunan pengiriman besar-besaran, yakni sebanyak 12,3 juta unit. Gartner menyatakan, ini penurunan terbesar yang pernah diderita Samsung sejak mereka mulai melaporkan penjualan ponsel cerdas.
Ketika sebagian besar merek mengalami penurunan penjualan, Huawei dan Xiaomi tak terpengaruh. Selama kuartal ketiga, kedua merek tersebut mencatat pertumbuhan masing-masing 43% dan 23%, memperkuat posisi tempat kedua dan keempat mereka.
Jika kedua merek itu terus tumbuh dengan laju mereka saat ini, ada potensi bisa mengambil alih peringkat di atasnya. Huawei menempati peringkat pertama menyingkirkan Samsung dan Xiaomi mendepak Apple dari posisi ketiga.
Riset memperlihatkan konsumen bergantung pada perangkat mereka lebih lama secara signifikan. Tetapi dengan jaringan 5G dan ponsel cerdas yang layarnya dapat dilipat, maka mereka bakal lebih terbuka lagi dengan ide peningkatan versi ponsel sehingga menciptakan lonjakan penjualan.
Pada 2020, pengiriman smartphone 5G diramalkan mencapai 65 juta unit. Perangkat lipat, di sisi lain, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan daya tarik karena kurangnya dukungan tapi pada akhirnya bisa menjadi produk utama.
Namun tahun depan sepertinya bakal menjadi kebangkitan dari industri seluler. Menurut sebuah laporan baru dari Gartner, perusahaan riset teknologi informasi berbasis di AS, teknologi jaringan 5G dan smartphone dengan layar dilipat bakal menjadi pemicu kebangkitan tersebut.
Agar diketahui, selama kuartal ketiga 2018 pengiriman smartphone mencapai 389.000.000 unit. Jumlah ini naik tipis 1,4% dibandingkan periode tiga bulan yang sama pada 2017.
Hal ini bisa jadi disebabkan konsumen lebih mempertahankan ponsel lama karena ketiadaan perubahan signifikan pada smartphone baru. Lihat saja kinerja Samsung yang bisa mempertahankan posisi nomor satu, tapi mengalami penurunan pengiriman besar-besaran, yakni sebanyak 12,3 juta unit. Gartner menyatakan, ini penurunan terbesar yang pernah diderita Samsung sejak mereka mulai melaporkan penjualan ponsel cerdas.
Ketika sebagian besar merek mengalami penurunan penjualan, Huawei dan Xiaomi tak terpengaruh. Selama kuartal ketiga, kedua merek tersebut mencatat pertumbuhan masing-masing 43% dan 23%, memperkuat posisi tempat kedua dan keempat mereka.
Jika kedua merek itu terus tumbuh dengan laju mereka saat ini, ada potensi bisa mengambil alih peringkat di atasnya. Huawei menempati peringkat pertama menyingkirkan Samsung dan Xiaomi mendepak Apple dari posisi ketiga.
Riset memperlihatkan konsumen bergantung pada perangkat mereka lebih lama secara signifikan. Tetapi dengan jaringan 5G dan ponsel cerdas yang layarnya dapat dilipat, maka mereka bakal lebih terbuka lagi dengan ide peningkatan versi ponsel sehingga menciptakan lonjakan penjualan.
Pada 2020, pengiriman smartphone 5G diramalkan mencapai 65 juta unit. Perangkat lipat, di sisi lain, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan daya tarik karena kurangnya dukungan tapi pada akhirnya bisa menjadi produk utama.
(mim)