511.899 Masjid-Musala Bisa Diakses secara Online

Minggu, 25 November 2018 - 08:55 WIB
511.899 Masjid-Musala Bisa Diakses secara Online
511.899 Masjid-Musala Bisa Diakses secara Online
A A A
JAKARTA - Akses data tentang masjid dan musala di Indonesia kini semakin lengkap dan bisa diakses publik secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Masjid (Simas).

Hingga kini sudah 511.899 masjid/musala yang datanya sudah dimasukkan dalam aplikasi milik Kementerian Agama (Kemenag) ini. Seluruh data masjid dan musala yang tersaji di Simas sudah memiliki nomor ID Nasional Masjid. Data itu mencakup nomor identifikasi masjid/ musala, tipologi, lokasi, dan juga nomor urut pendataan.

Data tersebut bisa diakses melalui http://simas.kemenag.go.id. “Data pada Simas juga dilengkapi dengan geographic information system atau GIS sehingga lokasi masjid/musala dapat dipetakan dengan tingkat akurasi yang baik di atas peta dunia (citra satelit),” ujar Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan bahwa Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimas Islam Kemenag masih terus mendata rumah ibadah, masjid, dan musala. Pendataan itu dilakukan melalui Kantor Urusan Agama (KUA) yang ada di setiap kecamatan.

Untuk memudahkan akses publik, pendataan tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi Simas. “Hingga kini data masjid dan musala yang telah di-input melalui aplikasi Simas sebanyak 511.899, yang terdiri atas 242.823 masjid dan 269.076 musala,” ungkapnya.

Proses sosialisasi dan input data masjid dan musala ke aplikasi Simas sudah dilakukan sejak 2014. Meski demikian, Mastuki mengakui bahwa belum semua masjid dan musala sudah terdata. Namun, pendataan terus dilakukan oleh operator di KUA.

Diharap kan seluruh masjid dan musala yang ada di setiap kecamatan sudah ter-input dalam Simas pada 2019. Berdasarkan data terakhir yang dihimpun secara manual melalui kantor wilayah Kementerian Agama di provinsi di seluruh Indonesia, tercatat ada 741.991 masjid/musala.

Dari jumlah tersebut, rinciannya 296.797 masjid dan 445.194 musala. Dengan demikian, masih ada sekitar 230.000 data yang masih dalam proses verifikasi dan validasi untuk kemudian di-input ke dalam Simas.

“Ini jelas bukan data final. Karenanya, kami juga mengun dang pengurus masjid dan musala untuk proaktif mendaftar, utamanya bagi mereka yang belum memiliki ID Nasional Masjid dan Musala. Caranya bisa langsung datang ke KUA terdekat,” tuturnya.

Di setiap KUA, Kemenag sudah menugaskan PNS yang secara khusus bertanggung jawab dalam input data (sebagai operator). Mekanisme ini dilakukan untuk memastikan entry dilakukan secara benar dan tepat sehingga data yang di-input akurat serta dapat dipertanggung jawabkan.

Selain itu, ada juga mekanisme kontrol atau pengecekan yang dilakukan administrator pusat melalui akurasi koor dinat Google Map. “Jika ada masjid/musala berdasarkan laporan terkena musibah seperti roboh/hancur akan dilakukan pembaruan data.

Pembaruan data rumah ibadah selalu dilakukan seiring dengan perkembangan situasi di lapangan,” paparnya. Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin menjelaskan, kendala yang dihadapi dalam pendataan masjid dan musala adalah SDM.

“Tidak mudah karena SDM kita terbatas. Namun ka mi akan menyelesaikan secepatnya. Dalam enam bulan ke depan kami targetnya input data bisa selesai,” katanya tadi malam.

Muhammadiyah menambahkan, kemungkinan akan ada perubahan data setelah terjadinya bencana gempa bumi di dua daerah, yakni Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.

“Di dua lokasi ini banyak masjid dan musala yang terkena dampak gempa sehingga jumlahnya berkurang,” katanya. Kemenag sangat memperhatikan dalam pendataan rumah ibadah ini.

Sebab, data masjid dan musala sangat penting dalam proses pemberdayaan, baik fisik maupun sumber daya manusia pengelola masjid (takmir). Aplikasi Simas yang di bangun sejak 2013 ini didesain sebagai bentuk layanan publik dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemberdayaan potensi masjid dan musala.

Dia menyebut aplikasi ini dibuat dengan tujuan memperluas layanan informasi dan data kemasjidan, identifikasi dan pemetaan potensi maupun problematika masjid untuk optimalisasi pemberdayaan masjid, serta terwujudnya modernisasi layanan data bidang kemasjidan.

Selain itu, aplikasi menggunakan platform realtime online berbasis webbase sehingga mempermudah para admin/ operator dalam melakukan fungsi entry , verifikasi, dan validasi data masjid dan musala serta memper mudah menda patkan dan menampilkan data-data kemasjidan dengan cepat kepada masyarakat luas. (Sunu Hastoro)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1389 seconds (0.1#10.140)
pixels