Tantan Ajak Wanita Bersikap Tak Pasif Dalam Memilih Pasangan
A
A
A
JAKARTA - Pada era RA Kartini, wanita selalu dikaitkan dengan urusan rumah tangga, mulai dari dapur yang harus selalu mengepul hingga memastikan semua kebutuhan anak terpenuhi. Kini tampaknya perjuangan Pahlawan Emansipasi tersebut mulai terlihat.
Indikator hal tersebut terlihat melalui sebuah survey yang pernah dilakukan Grant Thronton. Survey tersebut menunjukkan wanita Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia untuk posisi penting di perusahaan dan pemerintahan.
Secara mengejutkan, kawasan Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia yang memberikan posisi tinggi dalam sebuah perusahaan kepada wanita, yaitu 34%. Berdasarkan hitungan negara, Rusia menjadi negara dengan persentase tertinggi yang memberikan posisi tinggi di perusahaan kepada wanita, yaitu 45%. Berikutnya disusul oleh Filipina dan Lithuania dengan 39%, Estonia dan Thailand dengan 37%. Untuk Indonesia sendiri, 36% posisi senior di perusahaan dipegang oleh wanita.
Kondisi ini tentunya didukung oleh semakin terbukanya akses terhadap teknologi dan informasi yang diperlukan oleh para wanita untuk menjadikan dirinya lebih maju. Hasil studi yang dilakukan oleh Academy for Educational Development bahwa dari data sekitar 30 negara, penggunaan internet di negara-negara berkembang kurang dari 1% dari total penduduk, sedangkan wanita pengguna internet hanya 22% di Asia, 38% di Amerika Latin, 6% di Timur Tengah dan hanya sedikit di Afrika. Pengguna internet dari kalangan wanita tersebut lebih banyak berasal dari daerah perkotaan, berpendidikan tinggi dan sebagian besar menggunakan komputer dalam pekerjaan rutin di perkantoran.
Jika dulu kaum wanita jarang mengadopsi teknologi informasi seperti internet, dengan berbagai kendala seperti masalah bahasa, keterbatasan waktu, masalah biaya akses
internet, keterbatasan lokasi fasilitas koneksi, norma budaya dan sosial serta ketrampilan manajemen dan komputer yang tidak memadai. Akan tetapi, kondisi seperti ini lambat laun mulai berubah, seiring dengan kian mudah dan terbukanya para wanita untuk mengakses internet melalui gadget yang dimilikinya. Kini banyak dari wanita yang sudah mulai menyadari pentingnya peran internet untuk mendukung produktifitas sehari-harinya.
Fakta ini menunjukkan bahwa wanita masa kini tentu saja tak hanya dapat mengambil alih posisi laki-laki dalam bidang karir saja, tapi juga dalam hal lainnya, salah satunya urusan percintaan. Tak melulu pihak laki-laki yang harus memulai langkah pendekatan duluan, wanita pun tak perlu malu untuk mengejar calon pasangannya karena wanita juga berhak memiliki tipe-tipe tersendiri untuk kriteria pasangan idamannya.
Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, pada tahun 2015 rasio jumlah penduduk antara pria dan wanita hampir berimbang. Hal ini tentunya lebih membuka peluang bagi kaum wanita untuk menemukan pasangan pilihannya secara lebih aktif dan luas. Berbagai platform pencari pasangan kini pun mulai bermunculan untuk memenuhi kebutuhan ini. Tantan salah satunya. Berbagai fitur yang bertujuan memudahkan para wanita untuk menemukan belahan hatinya tentu dapat menjadi bahan pertimbangan.
“Saat ini kami melihat peningkatan jumlah pengguna terutama wanita. Hal ini tentu saja sebuah hal yang positif sebab sudah bukan jamannya lagi untuk para wanita bersikap pasif dalam menemukan pasangan. Berbagai filter yang tersedia di Tantan kami harapkan dapat membantu para wanita Indonesia untuk menemukan belahan jiwanya dengan cara yang positif dan tentu saja dengan dukungan fitur keamanan yang selalu kami tingkatkan”, Jack WU, Direktur Marketing Tantan untuk Asia, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Lebih jauh, Jack WU mengungkapkan bahwa Tantan melihat Indonesia sebagai sebuah Negara dengan tingkat kemandirian wanita yang tinggi. Teknologi yang semakin berkembang dengan pesat membuka banyak kesempatan para wanita untuk lebih menunjukkan jati diri.
Peluang usaha, peluang meningkatkan karir, hingga tentu saja peluang untuk menemukan pasangan hidup. Jadi kini sudah waktunya untuk wanita untuk tidak lagi sekedar menunggu, namun mencari, menentukan dan menemukan pasangannya secara mandiri.
Indikator hal tersebut terlihat melalui sebuah survey yang pernah dilakukan Grant Thronton. Survey tersebut menunjukkan wanita Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia untuk posisi penting di perusahaan dan pemerintahan.
Secara mengejutkan, kawasan Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia yang memberikan posisi tinggi dalam sebuah perusahaan kepada wanita, yaitu 34%. Berdasarkan hitungan negara, Rusia menjadi negara dengan persentase tertinggi yang memberikan posisi tinggi di perusahaan kepada wanita, yaitu 45%. Berikutnya disusul oleh Filipina dan Lithuania dengan 39%, Estonia dan Thailand dengan 37%. Untuk Indonesia sendiri, 36% posisi senior di perusahaan dipegang oleh wanita.
Kondisi ini tentunya didukung oleh semakin terbukanya akses terhadap teknologi dan informasi yang diperlukan oleh para wanita untuk menjadikan dirinya lebih maju. Hasil studi yang dilakukan oleh Academy for Educational Development bahwa dari data sekitar 30 negara, penggunaan internet di negara-negara berkembang kurang dari 1% dari total penduduk, sedangkan wanita pengguna internet hanya 22% di Asia, 38% di Amerika Latin, 6% di Timur Tengah dan hanya sedikit di Afrika. Pengguna internet dari kalangan wanita tersebut lebih banyak berasal dari daerah perkotaan, berpendidikan tinggi dan sebagian besar menggunakan komputer dalam pekerjaan rutin di perkantoran.
Jika dulu kaum wanita jarang mengadopsi teknologi informasi seperti internet, dengan berbagai kendala seperti masalah bahasa, keterbatasan waktu, masalah biaya akses
internet, keterbatasan lokasi fasilitas koneksi, norma budaya dan sosial serta ketrampilan manajemen dan komputer yang tidak memadai. Akan tetapi, kondisi seperti ini lambat laun mulai berubah, seiring dengan kian mudah dan terbukanya para wanita untuk mengakses internet melalui gadget yang dimilikinya. Kini banyak dari wanita yang sudah mulai menyadari pentingnya peran internet untuk mendukung produktifitas sehari-harinya.
Fakta ini menunjukkan bahwa wanita masa kini tentu saja tak hanya dapat mengambil alih posisi laki-laki dalam bidang karir saja, tapi juga dalam hal lainnya, salah satunya urusan percintaan. Tak melulu pihak laki-laki yang harus memulai langkah pendekatan duluan, wanita pun tak perlu malu untuk mengejar calon pasangannya karena wanita juga berhak memiliki tipe-tipe tersendiri untuk kriteria pasangan idamannya.
Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, pada tahun 2015 rasio jumlah penduduk antara pria dan wanita hampir berimbang. Hal ini tentunya lebih membuka peluang bagi kaum wanita untuk menemukan pasangan pilihannya secara lebih aktif dan luas. Berbagai platform pencari pasangan kini pun mulai bermunculan untuk memenuhi kebutuhan ini. Tantan salah satunya. Berbagai fitur yang bertujuan memudahkan para wanita untuk menemukan belahan hatinya tentu dapat menjadi bahan pertimbangan.
“Saat ini kami melihat peningkatan jumlah pengguna terutama wanita. Hal ini tentu saja sebuah hal yang positif sebab sudah bukan jamannya lagi untuk para wanita bersikap pasif dalam menemukan pasangan. Berbagai filter yang tersedia di Tantan kami harapkan dapat membantu para wanita Indonesia untuk menemukan belahan jiwanya dengan cara yang positif dan tentu saja dengan dukungan fitur keamanan yang selalu kami tingkatkan”, Jack WU, Direktur Marketing Tantan untuk Asia, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Lebih jauh, Jack WU mengungkapkan bahwa Tantan melihat Indonesia sebagai sebuah Negara dengan tingkat kemandirian wanita yang tinggi. Teknologi yang semakin berkembang dengan pesat membuka banyak kesempatan para wanita untuk lebih menunjukkan jati diri.
Peluang usaha, peluang meningkatkan karir, hingga tentu saja peluang untuk menemukan pasangan hidup. Jadi kini sudah waktunya untuk wanita untuk tidak lagi sekedar menunggu, namun mencari, menentukan dan menemukan pasangannya secara mandiri.
(wbs)