Konstruksi Fisik Palapa Ring Tengah Diyakini Selesai Akhir Tahun 2018
A
A
A
TAHUNA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo optimistis mampu memenuhi target penyelesaian konstruksi fisik Palapa Ring Tengah akhir tahun 2018.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif mengatakan, saat ini progres pembangunan fisik Palapa Ring paket tengah sudah mencapai 98,56% dengan menyisakan pekerjaan di salah satu ruas untuk penyambungan kabel darat.
“Seluruh konstruksi fisik Palapa Ring Tengah telah rampung. Saat ini sudah memasuki tahapan testing seperti uji penerimaan pendahuluan, uji laik operasi. Dengan kondisi saat ini, kami dapat melaksanakan proses uji coba per bagian tanpa menunggu penyelesaian satu ruas yang tersisa,” ujarnya Selasa, (6/11).
Pekerjaan menggelar dan menyambung serat optik dalam proyek Palapa Ring Tengah telah mencapai 1.289 km kabel darat dan 1.706 km kabel laut, dengan microwave 7 hops.
Untuk menghubungkan 17 kota/kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, nantinya akan terdapat lima ruas dengan dua di antaranya yang tidak terhubung dengan kabel laut.
Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat untuk pelaksanaannya. Tantangan dari proyek ini adalah membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah non-komersial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.
Proyek Palapa Ring merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP).
Skema availability payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana availability payment berasal dari dana kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau Universal Service Obligation (USO).
Ketika proyek Palapa Ring sukses, masyarakat dapat menikmati kecepatan akses data yang lebih merata. Musababnya, kesenjangan kecepatan pengunduhan data di Jakarta mencapai 7 megabit per detik, sedangkan di wilayah luar tengah hanya 300 kilobit per detik.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif mengatakan, saat ini progres pembangunan fisik Palapa Ring paket tengah sudah mencapai 98,56% dengan menyisakan pekerjaan di salah satu ruas untuk penyambungan kabel darat.
“Seluruh konstruksi fisik Palapa Ring Tengah telah rampung. Saat ini sudah memasuki tahapan testing seperti uji penerimaan pendahuluan, uji laik operasi. Dengan kondisi saat ini, kami dapat melaksanakan proses uji coba per bagian tanpa menunggu penyelesaian satu ruas yang tersisa,” ujarnya Selasa, (6/11).
Pekerjaan menggelar dan menyambung serat optik dalam proyek Palapa Ring Tengah telah mencapai 1.289 km kabel darat dan 1.706 km kabel laut, dengan microwave 7 hops.
Untuk menghubungkan 17 kota/kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, nantinya akan terdapat lima ruas dengan dua di antaranya yang tidak terhubung dengan kabel laut.
Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat untuk pelaksanaannya. Tantangan dari proyek ini adalah membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah non-komersial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.
Proyek Palapa Ring merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP).
Skema availability payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana availability payment berasal dari dana kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau Universal Service Obligation (USO).
Ketika proyek Palapa Ring sukses, masyarakat dapat menikmati kecepatan akses data yang lebih merata. Musababnya, kesenjangan kecepatan pengunduhan data di Jakarta mencapai 7 megabit per detik, sedangkan di wilayah luar tengah hanya 300 kilobit per detik.
(wbs)