James Park, Insinyur Software yang Sukses di Hardware

Selasa, 23 Oktober 2018 - 09:21 WIB
James Park, Insinyur...
James Park, Insinyur Software yang Sukses di Hardware
A A A
DEMI Mengejar mimpinya, James Park rela drop-out dari kampus bergengsi, Harvard. Perjalanan sukses ternyata tidak mudah, tetapi keteguhannyalah yang membuatnya sukses menjadi salah satu pemain terbesar di dunia di bidang wearable.

James Park pernah mendirikan dua startup, tetapi keduanya gagal. Dia mendirikan Fitbit sejak 2007 dan mencapai puncak penjualan ketika membukukan pendapatan USD2,2 miliar pada 2016 sebelum sukses melantai di bursa saham (IPO) pada Juni 2015.

Park sering berbicara bagaimana dia adalah insinyur yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam hal perangkat keras atau manufaktur. Gara-gara itu, perusahaannya nyaris kolaps pada masa-masa awal. Namun, bersaing di industri perangkat kesehatan juga tidak mudah.

Fitbit pernah diguncang krisis eksistensial, di mana penjualan jatuh dalam menghadapi persaingan dengan Apple Watch serta lusinan perangkat dan aplikasi teknologi kesehatan lainnya.

Setelah saham perusahaan turun 50% pada 2016, Park mengumumkan bahwa Fitbit akan menjalani transisi dari perusahaan consumer electronics menjadi perusahaan layanan kesehatan digital. Fitbit terinspirasi dari Nintendo Wii. Pada akhir 2006, Park mengantre di Best Buy sejak pukul 06.00 untuk mendapatkannya.

“Saya kagum dengan cara Nintendo menggabungkan perangkat keras dan sensor dengan perangkat lunak luar untuk menciptakan pengalaman holistis, yakni menjadikan game sebagai sesuatu yang aktif, menyenangkan, dan positif,” ungkapnya.

Pada awal 2007, Fitbit kemudian didirikan tidak lama setelah Park mendapatkan ide dari Wii. “Misi kami adalah bagaimana teknologi membantu orang menjadi lebih sehat dan lebih aktif, khususnya dengan memberi mereka data, arahan, dan inspirasi,” bebernya. Produk yang dianggap keren oleh konsumen, menurut Park, dimulai dari desain.

Diawali desain produk, kemudian desain UX (pengalaman pengguna). Itu bukan hanya tentang menjadi produk dengan desain paling keren. “Tetapi juga memastikan bahwa produk itu intuitif, mudah digunakan. Tim pemasaran kami melakukan pekerjaan besar untuk memastikan bahwa orang yang tepat dalam demografi target kami melihat perangkat kami,” ujar pria yang hanya tidur lima jam sehari ini.

Park mengakui bahwa awalnya mereka sangat naif. “Latar belakang kami adalah perangkat lunak dan kami tidak memiliki pengalaman membangun perangkat keras selain kelas di perguruan tinggi,” ungkapnya.

Dia bercerita, pada awal mendekati jadwal peluncuran Fitbit, dia menemukan masalah pada produk awal. Karena ada kabel yang terlalu dekat dengan antena sehingga mengganggu kinerja, dia harus melakukan modifikasi cepat sebelum produksi dilakukan.

Lebih dari dua pertiga insinyur Fitbit memang insinyur perangkat lunak. “Karena keajaiban dari pengalaman perangkat terjadi di lapisan perangkat lunak. Ini terjadi ketika sesama pengguna dapat saling berkomunikasi lewat metrik. Fitur sosial ini yang membuat pengguna Fitbit istimewa,” katanya.

Park menyebut bahwa Fitbit memang bersaing di segmen yang padat. “Ada Jawbone dan Garmin, bahkan Apple Watch. Tetapi, segmennya juga besar. Pada 2014, ada lebih dari USD200 miliar pembelanjaan konsumen untuk layanan kesehatan dan kebugaran. Ada banyak peluang bagi banyak perusahaan untuk berhasil secara luar biasa. Strategi kami adalah memberi konsumen banyak pilihan dan banyak cara untuk memasuki ekosistem Fitbit dan menetap di sana,” sebutnya.

Ada pelajaran berharga bagi Park saat menjalani masa-masa kelam perusahaannya. Sukses adalah memastikan bahwa apa pun yang Anda kerjakan tidak bergantung pada materi atau uang.

“Jadi, pada hari-hari terburuk, Anda setidaknya belajar sesuatu dan mengerjakan sesuatu yang membuat Anda bangun dari tempat tidur setiap hari pada akhir pekan, pada malam hari. Pegangan itulah yang akan membantu Anda melewati masa-masa sulit,” ujar Park.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)