CEO Joel Flory Bajak Karyawan Nike
A
A
A
Selain layanan, sumber daya manusia juga menjadi faktor penting dalam sebuah startup. Karena itu, sebagai CEO, Joel Flory tidak ragu untuk mencari sumber daya yang terbaik.
Salah satunya, mereka bulan lalu mengumumkan bahwa VSCO menggamit mantan eksekutif Nike Tesa Aragones untuk menjadi Chief Marketing Officer (CMO). Saat ini, perusahaan tersebut memang berupaya untuk membangun pertumbuhan yang signifikan terkait sistem berlangganan berbayarnya.
Joel mengumumkan hal tersebut lewat laman LinkedIn-nya. Ia mengaku tertarik dengan jabatan Aragones sebagai senior global brand marketing director di Nike Women’s Training dan creator dari aplikasi iOS Nike pertama. Sebelumnya, Aragones juga memimpin kampanye dari merek seperti Apple, Xbox, Volkswagen dan Bacardi.
Dan ini bukan yang pertama VSCO membajak eksekutif yang termasuk high profile. Sebelumnya, mereka juga merekrut Allison Swope sebagai VP product di April 2018. Sebelum bergabung dengan VSCO, Swope sendir menjadi product manager di Facebook.
Swope bertanggung jawab terhadap Facebook Live, serta membantu menumbuhkan platform Facebook Messenger mencapai 1,3 miliar pengguna. Apakah itu cukup? Tidka juga. Sebab, VSCO sedang mencari enginer untuk iOS dan Android, senior program manager untuk machine learning, serta VP product design. Ini menunjukkan bagaimana aplikasi tersebut ingin terus berubah dan berbenah.
Tumbuh Cepat
Keinginan untuk menambah staff ini bagian dari strategi VSCO untuk mengkapitalisasi sukses mereka mendapatkan profit lewat layanan berlangganan. VSCO X, yang menawarkan layanan editingdan filter bagi pengguna, juga tips dan trik fotografi hanya dengan USD20, diluncurkan pada Q1 2017.
Layanan tersebut ternyata mendapatkan banyak peminat. Flory menyebut dalam waktu setahun saja VSCO X telah mendapatkan 1 juta pengguna. Hal tersebut disebut Flory sangat menggembirakan.
”Pertumbuhan ini menjadi indikasi bahwa komunitas kami mendapatkan nilai dan manfaat dari apa yang sedang kami bangun,” ungkapnya.
Berbeda dengan Instagram, VSCO memang tidak menggunakan iklan dan menampilkan konten berbayar. Pengguna mereka lebih banyak berasal dari millennials yang lahir pada pertengahan 1990-an dan awal 2000-an. ”75 persen pengguna kami masih sangat muda,” ungkap Flory.
Salah satunya, mereka bulan lalu mengumumkan bahwa VSCO menggamit mantan eksekutif Nike Tesa Aragones untuk menjadi Chief Marketing Officer (CMO). Saat ini, perusahaan tersebut memang berupaya untuk membangun pertumbuhan yang signifikan terkait sistem berlangganan berbayarnya.
Joel mengumumkan hal tersebut lewat laman LinkedIn-nya. Ia mengaku tertarik dengan jabatan Aragones sebagai senior global brand marketing director di Nike Women’s Training dan creator dari aplikasi iOS Nike pertama. Sebelumnya, Aragones juga memimpin kampanye dari merek seperti Apple, Xbox, Volkswagen dan Bacardi.
Dan ini bukan yang pertama VSCO membajak eksekutif yang termasuk high profile. Sebelumnya, mereka juga merekrut Allison Swope sebagai VP product di April 2018. Sebelum bergabung dengan VSCO, Swope sendir menjadi product manager di Facebook.
Swope bertanggung jawab terhadap Facebook Live, serta membantu menumbuhkan platform Facebook Messenger mencapai 1,3 miliar pengguna. Apakah itu cukup? Tidka juga. Sebab, VSCO sedang mencari enginer untuk iOS dan Android, senior program manager untuk machine learning, serta VP product design. Ini menunjukkan bagaimana aplikasi tersebut ingin terus berubah dan berbenah.
Tumbuh Cepat
Keinginan untuk menambah staff ini bagian dari strategi VSCO untuk mengkapitalisasi sukses mereka mendapatkan profit lewat layanan berlangganan. VSCO X, yang menawarkan layanan editingdan filter bagi pengguna, juga tips dan trik fotografi hanya dengan USD20, diluncurkan pada Q1 2017.
Layanan tersebut ternyata mendapatkan banyak peminat. Flory menyebut dalam waktu setahun saja VSCO X telah mendapatkan 1 juta pengguna. Hal tersebut disebut Flory sangat menggembirakan.
”Pertumbuhan ini menjadi indikasi bahwa komunitas kami mendapatkan nilai dan manfaat dari apa yang sedang kami bangun,” ungkapnya.
Berbeda dengan Instagram, VSCO memang tidak menggunakan iklan dan menampilkan konten berbayar. Pengguna mereka lebih banyak berasal dari millennials yang lahir pada pertengahan 1990-an dan awal 2000-an. ”75 persen pengguna kami masih sangat muda,” ungkap Flory.
(don)