Korbar Jiwa Berjatuhan, Pemerintah India Didesak Tindak WhatsApp

Kamis, 02 Agustus 2018 - 10:03 WIB
Korbar Jiwa Berjatuhan,...
Korbar Jiwa Berjatuhan, Pemerintah India Didesak Tindak WhatsApp
A A A
NEW DELHI - Gara-gara penyebaran berita palsu melalui aplikasi WhatsApp, seorang karyawan di perusahaan jasa konsultan global Accenture tewas akibat diserang oleh 200 orang warga desa di Murki baru-baru ini.

Mohammed Azam, 32, adalah korban pembantaian terbaru karena penyebaran berita palsu tentang isu penculikan anak-anak yang beredar di WhatsApp.

Pemerintah India menjelaskan mereka tidak memiliki informasi tentang pembantaian yang direncanakan tetapi portal IndiaSpend mencatat lebih dari 30 kematian dari 70 kasus tercatat sejak Januari 2018.

Atas kejadian itu, Perdana Menteri India, Narenda Modi mendapat kritik keras dari partai oposisi dan publik karena gagal mencegah insiden seperti itu dan tak mampu bertindak kepada WhatsApp karena gagal memblokir berita-berita palsu dalam aplikasi tersebut.

Pada 20 Juli, WhatsApp mengatakan telah membatasi berapa kali pengguna dapat mengirim pesan yang diterima di India.

WhatsApp juga mempertimbangkan perubahan lain untuk mengatasi masalah penyebaran berita palsu tetapi masih belum jelas bagaimana langkah-langkah ini akan mengurangi insiden pembantaian yang direncanakan.

Mengungkap insiden itu, Mohammed Azam bersama keempat temannya dikatakan telah diserang dengan memberikan cokelat kepada sekelompok anak-anak saat melewati sebuah desa.

Setelah itu, gambar Mohammed Azam dan rekan-rekannya mulai tersebar di kalangan penduduk desa melalui aplikasi WhatsApp selain pesan yang berbunyi: 'Penculik anak ditemukan di Murki'.

Serangan itu terjadi ketika sekelompok pria berhenti untuk mengambil gambar, ketika tiga penduduk desa bertindak untuk membocorkan ban mobil mereka sendiri.

"Kami bertanya pada mereka mengapa demikian. Mereka berteriak menuduh kami penculikan, "kata Mohammed Afroz, salah satu yang selamat seperti dilansir Reuters.

Ketika mencoba untuk membuktikan diri tidak bersalah, puluhan penduduk desa berkumpul di sekitar sekelompok pria, tetapi beberapa penduduk membawa kapak dan kayu mereka.

Menurut seorang petugas polisi, Inspektur V.B. Yadwad, dia dan tujuh polisi lainnya bergegas ke tempat kejadian untuk menyelamatkan lima orang itu.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2491 seconds (0.1#10.140)