Samsung Perkenalkan Cara Belajar Interaktif yang Khas
A
A
A
GENERASI Z yang merupakan individu yang dilahirkan pada pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an memiliki kebiasaan dan ciri khas unik.
Mereka lebih mudah beradaptasi dengan teknologi, seperti ponsel pintar. Generasi Z menggunakan ponsel pintar mereka selama 15,4 jam per minggu, sangat menyukai produk teknologi terbaru yang canggih dan keren, juga mudah menyerap segala hal yang ditemukannya melalui teknologi.
Faktanya, sebanyak 51% murid generasi Z menyatakan bahwa mereka lebih senang belajar secara visual menggunakan alat digital dibanding hanya membaca dan mendengarkan. Fakta ini menunjukkan bahwa pendidikan berbasis teknologi berpengaruh penting dalam mengasah kemampuan generasi Z.
Karena itu, untuk berkontribusi memajukan pendidikan di Indonesia, sekaligus mendukung program pemerintah merevitalisasi pendidikan, Samsung mendorong penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran melalui Samsung Smart Learning Class (SSLC). Kelas SSLC ini mengajak para guru dan murid untuk terlibat dalam proses belajar-mengajar yang lebih interaktif dengan memanfaatkan teknologi dari Samsung.
Misalnya, Samsung Galaxy Tab A with S Pen, Galaxy Gear VR, dan Samsung SMART TV. Selain membuat proses belajarmengajar menjadi lebih interaktif, penggunaan teknologi tersebut juga meningkatkan pemahaman dan daya ingat murid karena pelajaran ditampilkan secara visual.
Dengan proses ini, para peserta didik diharapkan dapat pula mengasah kemampuan analisis dan berpikir kritis mereka dalam menyelesaikan soal atau tugas sekolah. “Sebelum sekolah menggunakan Galaxy Tab untuk pengajaran, seharihari saya menggunakan ponsel untuk browsing informasi dan konten untuk membuat tugas sekolah, selain main games dan menonton video.
Sekarang, dengan menggunakan tablet untuk belajar di sekolah, jadi lebih interaktif dan praktis dibawabawa dibanding menggunakan buku yang berat dan tidak interaktif,” ujar Aiga Hafiz, murid SMA Plus Negeri 17 Palembang.
Selain itu, Aiga mengaku lebih mudah memahami materi pembelajaran di sekolah dan kegiatan belajar-mengajar lebih menyenangkan dengan banyak contoh yang bisa didapat dari internet dan gambar interaktif. Saat ini SSLC tersedia di lima sekolah di empat kota di Indonesia, yaitu SMANU MH Thamrin Jakarta, SMA Pangudi Luhur Jakarta, Brawijaya Smart School Malang, SMA Plus Negeri 17 Palembang, dan SMA Islam Al-Azhar 12 Makassar. Ke depannya, konsep serupa diharapkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain.
Mereka lebih mudah beradaptasi dengan teknologi, seperti ponsel pintar. Generasi Z menggunakan ponsel pintar mereka selama 15,4 jam per minggu, sangat menyukai produk teknologi terbaru yang canggih dan keren, juga mudah menyerap segala hal yang ditemukannya melalui teknologi.
Faktanya, sebanyak 51% murid generasi Z menyatakan bahwa mereka lebih senang belajar secara visual menggunakan alat digital dibanding hanya membaca dan mendengarkan. Fakta ini menunjukkan bahwa pendidikan berbasis teknologi berpengaruh penting dalam mengasah kemampuan generasi Z.
Karena itu, untuk berkontribusi memajukan pendidikan di Indonesia, sekaligus mendukung program pemerintah merevitalisasi pendidikan, Samsung mendorong penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran melalui Samsung Smart Learning Class (SSLC). Kelas SSLC ini mengajak para guru dan murid untuk terlibat dalam proses belajar-mengajar yang lebih interaktif dengan memanfaatkan teknologi dari Samsung.
Misalnya, Samsung Galaxy Tab A with S Pen, Galaxy Gear VR, dan Samsung SMART TV. Selain membuat proses belajarmengajar menjadi lebih interaktif, penggunaan teknologi tersebut juga meningkatkan pemahaman dan daya ingat murid karena pelajaran ditampilkan secara visual.
Dengan proses ini, para peserta didik diharapkan dapat pula mengasah kemampuan analisis dan berpikir kritis mereka dalam menyelesaikan soal atau tugas sekolah. “Sebelum sekolah menggunakan Galaxy Tab untuk pengajaran, seharihari saya menggunakan ponsel untuk browsing informasi dan konten untuk membuat tugas sekolah, selain main games dan menonton video.
Sekarang, dengan menggunakan tablet untuk belajar di sekolah, jadi lebih interaktif dan praktis dibawabawa dibanding menggunakan buku yang berat dan tidak interaktif,” ujar Aiga Hafiz, murid SMA Plus Negeri 17 Palembang.
Selain itu, Aiga mengaku lebih mudah memahami materi pembelajaran di sekolah dan kegiatan belajar-mengajar lebih menyenangkan dengan banyak contoh yang bisa didapat dari internet dan gambar interaktif. Saat ini SSLC tersedia di lima sekolah di empat kota di Indonesia, yaitu SMANU MH Thamrin Jakarta, SMA Pangudi Luhur Jakarta, Brawijaya Smart School Malang, SMA Plus Negeri 17 Palembang, dan SMA Islam Al-Azhar 12 Makassar. Ke depannya, konsep serupa diharapkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain.
(don)