Dirikan Perusahaan, Mantan Karyawan Ini Terinspirasi Sukses Apple

Selasa, 15 Mei 2018 - 15:35 WIB
Dirikan Perusahaan, Mantan Karyawan Ini Terinspirasi Sukses Apple
Dirikan Perusahaan, Mantan Karyawan Ini Terinspirasi Sukses Apple
A A A
HANYA ada satu hal di kepala Robert Pera ketika dia meninggalkan pekerjaannya sebagai insinyur uji perangkat keras di Apple pada 2005 untuk memulai perusahaannya sendiri; jangan sampai gagal! Saat itu dia sudah bekerja untuk Apple selama dua tahun, tepat setelah lulus dari Universitas California, San Diego, dan Institut Bahasa Jepang, Tokyo.

Dia memiliki ambisi yang lebih besar, yakni merancang produk dan menemukan peluang dalam desain perangkat keras. Awalnya dia merasa Apple akan memberikan peluang tersebut. Dia memilih bergabung di Apple karena merasa terkesan dengan filosofi desain Steve Jobs, yakni ketika produk cantik, perangkat keras dan lunak yang cocok serasa bersinergi.

Namun, dia akhirnya merasa hanya sebagai "pandai besi" di Apple yang tidak bisa mengeksplorasi semua kemampuannya. Karena itu, dia memutuskan meninggalkan perusahaan yang menjadi impian banyak insinyur tersebut. Meski belajar banyak di Apple, Pera menganggap perusahaan tersebut sebagai sebuah "organisasi yang sempurna".

Tidak lama, Robert Pera memulai perusahaan teknologi komunikasi nirkabelnya sendiri, Ubiquiti Networks Inc, pada Maret 2005. Apartemen tipe studio dengan harga sewa USD600 per bulan yang dia tinggali dilepas. Berikutnya, dia berkemas dan menyewa sebuah "kantor ekonomis" dengan nilai sewa USD650 per bulan. Di kantor itulah dia tinggal selama beberapa bulan. "Jika ini tidak berhasil, saya akan sangat kacau," ujar Robert Pera dalam hati.

Apple memberikan semacam model bisnis untuk Robert Pera. "Saya melihat (Ubiquiti) sebagai kombinasi filosofi Apple dan demokratisasi teknologi jaringan canggih," kata Pera kepada Fast Company. "Ubiquiti berusaha memberdayakan basis pelanggan kami; tidak mengeksploitasinya untuk profitabilitas yang dilakukan perusahaan-perusahaan status quo saat ini," ungkapnya.

Dalam tujuh tahun kemudian, Ubiquiti menjadi perusahaan publik (sejak 2011). "Dengan sebagian besar penduduk dunia tidak terhubung, pangsa pasar Ubiquiti masih sangat kecil," kata Pera.

"Kami telah menghubungkan sekitar 10 juta individu dan bisnis dengan platform AirMax kami. Selain itu, kami telah melakukan diversifikasi ke teknologi lain, seperti infrastruktur Wi-Fi skalabel, backhaul microwave, mesin ke jaringan alat berat, pengawasan video, serta perutean lanjutan dan peralihan. Kami baru saja mulai melakukan diversifikasi terhadap beberapa pasar. Harapan saya, seluruh model bisnis kami yang mendemokratisasikan teknologi maju untuk dunia menjadi model bisnis teknologi perangkat keras standar di masa depan," ungkapnya.

Setelah meninggalkan Apple, Robert Pera mengembangkan produk radio card baru. Dia menjajakannya di pameran dagang dan mulai mendapatkan pembeli. Ternyata dia memang seorang salesman yang baik karena berhasil meyakinkan pelanggan untuk membayar di muka. Baru setelah mendapat modal, dia pergi ke Taiwan dan mencari produsen.

"Sejak 2010, kami tidak mengambil modal eksternal," ungkapnya. Salah satu tantangan terbesar Pera, dia harus belajar "bermain untuk besok atau hari ini".

Setelah mengamankan pembayaran pelanggan pertama, misalnya, Pera teringat bahwa di benaknya adalah menjalankan moda "bertahan hidup". Dia fokus secara eksklusif mendukung pelanggan pertamanya, membangun mereknya, merancang produk baru, membuat waktu pengiriman tepat waktu.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5354 seconds (0.1#10.140)