Game Online Perjuangan dan Perang Picu Kekerasan

Minggu, 13 Mei 2018 - 13:20 WIB
Game Online Perjuangan dan Perang Picu Kekerasan
Game Online Perjuangan dan Perang Picu Kekerasan
A A A
LONDON - Tak hanya di Indonesia yang mengkhawatirkan dampak game online, bahkan Menteri Kebudayaan Inggris memperingatkan bahwa game online berdampak negatif dan merusak kehidupan anak-anak.

Seperti dilansir dari Daily Mail, Menteri Matt Hancock menuturkan hal itu di tengah kekhawatiran dari orang tua atas game multiplayer Fortnite yang sangat populer di Inggris.

Game online ini bertutur tentang ´perjuangan hidup seorang sniper´, dan telah diunduh lebih dari 40 juta kali dan didukung oleh sejumlah bintang seperti pesepakbola Dele Alli dan rapper Drake.

Menteri Kebudayaan mengatakan bahwa masa tayang yang berlebihan merusak kehidupan anak-anak dan remaja.

Fortnite melibatkan hingga 100 pemain bermain melawan satu sama lain dalam berbagai mode permainan dan bebas untuk bermain.

Permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja karena dapat dimainkan di ponsel.

Rapper Drake menampilkan dirinya sendiri bermain game, menarik jutaan pengamat, sementara Dele Alli merayakan gol semifinal Piala FA dengan tarian dari pertandingan.

Matt Hancock mengatakan kepada The Daily Telegraph: ´Terlalu banyak waktu di depan layar tivi atau ponsel akan berdampak buruk pada kehidupan anak-anak kita. Entah itu media sosial atau permainan video, anak-anak harus menikmatinya dengan aman dan sebagai bagian dari gaya hidup yang mencakup latihan dan bersosialisasi di dunia nyata.´

Dia juga menegaskan bahwa departemennya bekerja bersama pengembang game untuk meningkatkan keamanan online.

Format Fortnite yang paling populer adalah BattleRoyale yang melibatkan 100 pemain bertarung satu sama lain sampai tersisa hanya satu pemain.

Permainan ini tersedia di ponsel dan konsol termasuk Xbox One dan PlayStation 4, serta PC dan Mac.

Anne Longfield, Komisaris Anak, mendesak para orang tua untuk membatasi jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak untuk permainan ´adiktif´.

Dia juga mengklaim bahwa perusahaan game harus memastikan produk mereka tidak membuat anak-anak terpaku pada layar dengan fitur-fitur adiktif.

Dalam belokan lain yang mengkhawatirkan, Badan Kriminal Nasional memperingatkan para pedofil dapat membajak Fortnite.

Seorang ibu dari Liverpool mengklaim putranya yang berusia 12 tahun ditawari 50 poundsterling untuk melakukan kegiatan seksual.

Yang lain mengatakan remaja 11 dan 12 tahun secara terbuka mendiskusikan fakta bahwa permainan itu ´penuh dengan paedos´.

Nigel Huddleston, anggota parlemen dari partai konservatif dan sekretaris pribadi parlemen untuk Mr Hancock, juga meminta perusahaan game untuk mengambil tanggung jawab lebih banyak atas permainan yang membuat penggemarnya kecanduan.

Dia juga mengatakan dia tidak ingin putranya yang berumur 12 tahun bermain karena khawatir hal itu bisa menyebabkan kecanduan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7346 seconds (0.1#10.140)