Takut Spionase, Pentagon Larang Tentara AS Beli Ponsel Huawei-ZTE
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) masih ngotot menuding perusahaan manufaktur Huawei dan ZTE memiliki hubungan dengan Pemerintah China. Melalui perangkat kedua perusahaan itu, mereka secara "berpasangan" memata-matai konsumen dan perusahaan AS.
Perang dagang dengan AS itu semakin keruh setelah ZTE ketahuan menjual barang dan jasa ke Iran dan Korea Utara. Pabrikan asal China itu pun dianggap berbohong dalam mematuhi hukuman Departemen Perdagangan.
Sekarang ZTE dilarang mengekspor produknya ke AS hingga Maret 2025. Dan minggu lalu, giliran Huawei yang sedang diselidiki karena melanggar sanksi AS terhadap Iran.
Pentagon pun telah mengeluarkan perintah, yakni perangkat Huawei dan ZTE tidak dapat dijual atau beredar di pangkalan militer AS di seluruh dunia. Mereka masih khawatir perangkat buatan dua perusahaan ini dapat menjadi ancaman terhadap keamanan nasional.
Huawei adalah produsen ponsel pintar terbesar ketiga secara global setelah Samsung dan Apple. Tetapi kehadirannya di AS agak lemah. ZTE, di sisi lain, adalah penjual telepon terbesar keempat di Amerika Serikat dan menyumbang 9,5% dari handset yang dikirim di AS.
Laman WSJ, Kamis (3/5/2018) melaporkan, Juru Bicara Pentagon, Mayor Militer Dave Eastburn mengatakan, militer tidak dapat mencegah anggota membeli ponsel Huawei atau ZTE di tempat lain dan menggunakannya sebagai smartphone pribadi mereka. Namun dia mengatakan bahwa personel militer "harus sadar akan risiko keamanan yang ditimbulkan oleh penggunaan" dari perangkat ini.
Mayor Eastburn mengatakan, Pentagon sedang melihat kemungkinan pelarangan secara militer atas pembelian dan penggunaan Huawei dan handset ZTE oleh mereka yang melayani negara itu. Pentagon khawatir bahwa pemerintah China akan dapat melacak lokasi tentara AS menggunakan ponsel Huawei dan ZTE.
Huawei sendiri sudah membantah perangkatnya digunakan dalam spionase. Perusahaan menyatakan bahwa itu adalah perusahaan milik karyawan yang tidak pernah diminta untuk memata-matai atau menyabot negara lain.
Sejauh ini, ZTE belum mengeluarkan komentar. Tahun lalu, 2.400 Huawei dan handset ZTE dijual oleh toko yang fokus pada tentara dan pelaut, di atau dekat pangkalan militer di AS dan luar negeri.
Perang dagang dengan AS itu semakin keruh setelah ZTE ketahuan menjual barang dan jasa ke Iran dan Korea Utara. Pabrikan asal China itu pun dianggap berbohong dalam mematuhi hukuman Departemen Perdagangan.
Sekarang ZTE dilarang mengekspor produknya ke AS hingga Maret 2025. Dan minggu lalu, giliran Huawei yang sedang diselidiki karena melanggar sanksi AS terhadap Iran.
Pentagon pun telah mengeluarkan perintah, yakni perangkat Huawei dan ZTE tidak dapat dijual atau beredar di pangkalan militer AS di seluruh dunia. Mereka masih khawatir perangkat buatan dua perusahaan ini dapat menjadi ancaman terhadap keamanan nasional.
Huawei adalah produsen ponsel pintar terbesar ketiga secara global setelah Samsung dan Apple. Tetapi kehadirannya di AS agak lemah. ZTE, di sisi lain, adalah penjual telepon terbesar keempat di Amerika Serikat dan menyumbang 9,5% dari handset yang dikirim di AS.
Laman WSJ, Kamis (3/5/2018) melaporkan, Juru Bicara Pentagon, Mayor Militer Dave Eastburn mengatakan, militer tidak dapat mencegah anggota membeli ponsel Huawei atau ZTE di tempat lain dan menggunakannya sebagai smartphone pribadi mereka. Namun dia mengatakan bahwa personel militer "harus sadar akan risiko keamanan yang ditimbulkan oleh penggunaan" dari perangkat ini.
Mayor Eastburn mengatakan, Pentagon sedang melihat kemungkinan pelarangan secara militer atas pembelian dan penggunaan Huawei dan handset ZTE oleh mereka yang melayani negara itu. Pentagon khawatir bahwa pemerintah China akan dapat melacak lokasi tentara AS menggunakan ponsel Huawei dan ZTE.
Huawei sendiri sudah membantah perangkatnya digunakan dalam spionase. Perusahaan menyatakan bahwa itu adalah perusahaan milik karyawan yang tidak pernah diminta untuk memata-matai atau menyabot negara lain.
Sejauh ini, ZTE belum mengeluarkan komentar. Tahun lalu, 2.400 Huawei dan handset ZTE dijual oleh toko yang fokus pada tentara dan pelaut, di atau dekat pangkalan militer di AS dan luar negeri.
(mim)