LUMIX DC-GH5S Mirrorless Pertama Rekam Video Cinema 4K 60p/50p
A
A
A
JAKARTA - Panasonic mengenalkan inovasi terbaru kamera digital single lens mirrorless (DSLM) untuk perekaman video profesional dalam pencahayaan minim, Lumix DC-GH5S. Kamera ini menjadi DSLM pertama di dunia yang mampu merekam video dengan kulitas Cinema 4K 60p/50p.
Lumix DC-GH5S menjadi kamera DLSM yang memiliki kemampuan perekaman video terbaik sepanjang sejarah Lumix. Kehadiran Lumix DC-GH5S sekaligus menjadi kado menjelang 100 tahun eksistensi Panasonic dalam industri kamera.
’’Kami selalu menghadirkan produk terbaik bagi pecinta videografi di Indonesia. Lumix DC-GH5S dirancang untuk videographer profesional. Kamera ini memiliki sensitivitas dan kualitas gambar tertinggi dalam sejarah kamera Lumix,’’kata Agung Ariefiandi, digital imaging product marketing manager PT Panasonic Gobel Indonesia di Jakarta, Senin (26/3/2018).
Lumix DC-GH5S yang menggunakan 10.2-megapixel Digital Live MOS Sensor berteknologi Dual Native ISO dan venus engine terbaru membuatnya mampu mereproduksi rekaman gambar yang sangat baik. Terlebih di kondisi minim cahaya sekalipun, sensor multi-aspect pada kamera ini memungkinkan perekaman video dengan sensitivitas ISO tinggi mencapai 51200.
Sensor ini juga mendukung pemotretan dalam format RAW 14-bit yang mampu memberikan flesibilitas lebih tinggi untuk alur kerja pengembangan RAW profesional yang unggul di kelasnya. Kamera ini menawarkan kinerja deteksi luminance -5EVdengan Low Light AF bersensitivitas dan optimalisasi sensor tinggi.
Kamera ini tidak memberikan batasan waktu dalam perekaman video Full-HD dan 4K. Kamera yang dibanderol Rp32.999.000 ini, merupakan kamera yang kaya detail dan memiliki respons cepat. Kompatibel dengan Time Code IN/OUT, kamera ini mampu mengatur sinkronisasi kode waktu serta pengeditan timeline non-linier saat pengambilan gambar dengan beberapa kamera.
Fitur VFR (Variable Frame Rate) yang ditanamkan di kamera ini memungkinkan pengguna merekam video overcranked/undercranked di Cinema 4K/4K (60fps, 2,5x lebih lambat dalam 24p) dan FHD (240 fps, maksimum 10x lebih lambat dalam 24p). Teknologi DFD (Depth for Defocus) dan pemrosesan sinyal digital berkecepatan tinggi mampu mencapai pemfokusan otomatis cepat sekitar 0,07 detik dan 12 (AFS)/8 (AFC) fps dalam 12-bit RAW dan 11 (AFS)/7 (AFC) fps saat burst berkecapatan tinggi 14 bit.
Lumix DC-GH5S menjadi kamera DLSM yang memiliki kemampuan perekaman video terbaik sepanjang sejarah Lumix. Kehadiran Lumix DC-GH5S sekaligus menjadi kado menjelang 100 tahun eksistensi Panasonic dalam industri kamera.
’’Kami selalu menghadirkan produk terbaik bagi pecinta videografi di Indonesia. Lumix DC-GH5S dirancang untuk videographer profesional. Kamera ini memiliki sensitivitas dan kualitas gambar tertinggi dalam sejarah kamera Lumix,’’kata Agung Ariefiandi, digital imaging product marketing manager PT Panasonic Gobel Indonesia di Jakarta, Senin (26/3/2018).
Lumix DC-GH5S yang menggunakan 10.2-megapixel Digital Live MOS Sensor berteknologi Dual Native ISO dan venus engine terbaru membuatnya mampu mereproduksi rekaman gambar yang sangat baik. Terlebih di kondisi minim cahaya sekalipun, sensor multi-aspect pada kamera ini memungkinkan perekaman video dengan sensitivitas ISO tinggi mencapai 51200.
Sensor ini juga mendukung pemotretan dalam format RAW 14-bit yang mampu memberikan flesibilitas lebih tinggi untuk alur kerja pengembangan RAW profesional yang unggul di kelasnya. Kamera ini menawarkan kinerja deteksi luminance -5EVdengan Low Light AF bersensitivitas dan optimalisasi sensor tinggi.
Kamera ini tidak memberikan batasan waktu dalam perekaman video Full-HD dan 4K. Kamera yang dibanderol Rp32.999.000 ini, merupakan kamera yang kaya detail dan memiliki respons cepat. Kompatibel dengan Time Code IN/OUT, kamera ini mampu mengatur sinkronisasi kode waktu serta pengeditan timeline non-linier saat pengambilan gambar dengan beberapa kamera.
Fitur VFR (Variable Frame Rate) yang ditanamkan di kamera ini memungkinkan pengguna merekam video overcranked/undercranked di Cinema 4K/4K (60fps, 2,5x lebih lambat dalam 24p) dan FHD (240 fps, maksimum 10x lebih lambat dalam 24p). Teknologi DFD (Depth for Defocus) dan pemrosesan sinyal digital berkecepatan tinggi mampu mencapai pemfokusan otomatis cepat sekitar 0,07 detik dan 12 (AFS)/8 (AFC) fps dalam 12-bit RAW dan 11 (AFS)/7 (AFC) fps saat burst berkecapatan tinggi 14 bit.
(aww)