MonsoonSIM, Platform Pendidikan Karya Lokal Tembus Pasar Dunia
A
A
A
JAKARTA - MonsoonSIM, platform pembelajaran melalui pengalaman langsung untuk studi bisnis sukses menembus pasar global. Bukan hanya Asia Tenggara, sistem pembelajaran karya bangsa ini sudah digunakan oleh Australia dan Hong Kong.
MonsoonSIM juga terus berevolusi guna menghadirkan pembaharuan dalam materi pembelajarannya. Terkait hal itu, kini developer MonsoonSIM melakukan terobosan dengan menggunakan "Robot".
Robot untuk melengkapi cara pengajaran melalui pengalaman langsung tentang konsep dan proses bisnis bagi pembelajar dengan berbagai latar belakang. Mulai siswa SD hingga mahasiswa S3, dan karyawan staf hingga pimpinan organisasi atau perusahaan.
"MonsoonSIM memiliki 350 konsep bisnis yang sangat lengkap. Dan teroboson robot ini akan menambah nilai bagi para pembelajar untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait bisnis," ucap Abdy Taminsyah, pendiri MonsoonSIM dalam keterangan persnya, Sabtu (24/3/2018).
Ada lima robot yang diluncurkan yaitu, Jonbot, Oxibot, Anibot, Linbot dan Polbot yang mewakili karakter yang berbeda. Jonbot memiliki kepintaran pada bagian produksi dan layanan pelanggan (customer service); Oxibot memiliki berbagai kemampuan dalam semua aspek bisnis; Anibot memiliki kemampuan yang seimbang di berbagai aspek bisnis akan tetapi lemah di pelayanan pelanggan; Linbot memiliki kepintaran pada bagian produksi; Polbot memiliki kepintaran di bagian human capital management dan layanan pelanggan.
Abdy Taminsyah menuturkan, para pendidik kini dapat memperoleh manfaat disrupsi teknologi untuk transformasi dalam bidang pendidikan melalui metode pengajaran dengan pengalaman secara langsung. Disebutkannya, saat ini MonsoonSIM digunakan oleh 42 institusi pendidikan dan 26.461 pembelajar dari seluruh dunia.
Di Indonesia, beberapa institusi pendidikan yang telah menggunakan MonsoonSIM antara lain, Telkom Professional Certification Center, Podomoro University, Universitas Indonesia, Indonesian Banking School, Universitas Budi Luhur, Universitas Internasional Semen Indonesia, Politeknik App Jakarta, Politeknik Atip Padang, Swiss German University, IT & B Campus, Universitas Kristen Maranatha, ESQ Business School, Universitas Serang Raya, Universitas Esa Unggul, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Pasundan Bandung, dan Universitas Hasanuddin Makassar.
MonsoonSIM juga sudah merambah kalangan pendidik di Singapura. Misalnya, Temasek Polytechnic, Singapore University of Social Science, dan Lithan Academy. "Untuk pengguna di Thailand antara lain King Mongkut's University of Technology Thonburi, Prince of Songkla University, Chiang Mai University, Mahanakorn University of Technology, Rajamangala University of Technology, dan Kasetsart University," papar Abdy.
Di Filipina, pengguna MonsoonSIM di antaranya Lyceum of the Philippines University, Mapúa University, New Era University, Polytechnic University of the Philippines Santo Tomas, National University, Technological Institute of the Philippines, San Beda, dan Asia Pacific College. Sedangkan di Malaysia, pemakai MonsoonSIM yaitu Universiti Teknologi Malaysia, Asia Pacific University, Universitas Pahang Malaysia, Universitas Kebangsaan Malaysia, KnowledgeCom, dan Global Knox.
"Bahkan teknologi pengajaran kami sudah digunakan oleh institusi pendidikan di Deakin University di Australia dan Infocan Training Centre di Hong Kong," klaim Abdy.
Ketika menggunakan MonsoonSIM dalam simulasi bisnis, ungkap dia, robot-robot ini dapat diskenariokan menjadi bagian dari tim dan juga sebagai pihak yang berlawanan dengan pembelajar. Robot-robot ini memiliki kemampuan untuk dapat menganalisa pasar, beradaptasi dan membawa transaksi bisnis untuk memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan secara virtual.
Sementara Husin Mina, Ketua Yayasan Pendidikan Bukit Sion, Jakarta mengutarakan, Yayasan Pendidikan Bukit Sion memiliki misi untuk selalu mencari inovasi dalam dunia pendidikan, terutama melihat tren ke depan yang akan sangat disruptif. "Dan bagi kami, MonsoonSIM menambah inovasi institusi kami dengan menggunakan experiential learning. Para siswa merasakan manfaat secara nyata melalui metode experiential learning,” ucapnya.
Sertifikat ujian berdasarkan MonsoonSIM juga telah di akui oleh SAP Southeast Asia sejak 2015 bagi seluruh perguruan tinggi di Asia Tenggara. Selain itu, MonsoonSIM juga memiliki kompetisi MoonsoonSIM tingkat internasional yang diselenggarakan tiap tahun dan telah disponsori oleh SAP Southeast Asia sejak tahun 2015. "Platform kami dibangun oleh anak-anak Indonesia," pungkas Abdy.
MonsoonSIM juga terus berevolusi guna menghadirkan pembaharuan dalam materi pembelajarannya. Terkait hal itu, kini developer MonsoonSIM melakukan terobosan dengan menggunakan "Robot".
Robot untuk melengkapi cara pengajaran melalui pengalaman langsung tentang konsep dan proses bisnis bagi pembelajar dengan berbagai latar belakang. Mulai siswa SD hingga mahasiswa S3, dan karyawan staf hingga pimpinan organisasi atau perusahaan.
"MonsoonSIM memiliki 350 konsep bisnis yang sangat lengkap. Dan teroboson robot ini akan menambah nilai bagi para pembelajar untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait bisnis," ucap Abdy Taminsyah, pendiri MonsoonSIM dalam keterangan persnya, Sabtu (24/3/2018).
Ada lima robot yang diluncurkan yaitu, Jonbot, Oxibot, Anibot, Linbot dan Polbot yang mewakili karakter yang berbeda. Jonbot memiliki kepintaran pada bagian produksi dan layanan pelanggan (customer service); Oxibot memiliki berbagai kemampuan dalam semua aspek bisnis; Anibot memiliki kemampuan yang seimbang di berbagai aspek bisnis akan tetapi lemah di pelayanan pelanggan; Linbot memiliki kepintaran pada bagian produksi; Polbot memiliki kepintaran di bagian human capital management dan layanan pelanggan.
Abdy Taminsyah menuturkan, para pendidik kini dapat memperoleh manfaat disrupsi teknologi untuk transformasi dalam bidang pendidikan melalui metode pengajaran dengan pengalaman secara langsung. Disebutkannya, saat ini MonsoonSIM digunakan oleh 42 institusi pendidikan dan 26.461 pembelajar dari seluruh dunia.
Di Indonesia, beberapa institusi pendidikan yang telah menggunakan MonsoonSIM antara lain, Telkom Professional Certification Center, Podomoro University, Universitas Indonesia, Indonesian Banking School, Universitas Budi Luhur, Universitas Internasional Semen Indonesia, Politeknik App Jakarta, Politeknik Atip Padang, Swiss German University, IT & B Campus, Universitas Kristen Maranatha, ESQ Business School, Universitas Serang Raya, Universitas Esa Unggul, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Pasundan Bandung, dan Universitas Hasanuddin Makassar.
MonsoonSIM juga sudah merambah kalangan pendidik di Singapura. Misalnya, Temasek Polytechnic, Singapore University of Social Science, dan Lithan Academy. "Untuk pengguna di Thailand antara lain King Mongkut's University of Technology Thonburi, Prince of Songkla University, Chiang Mai University, Mahanakorn University of Technology, Rajamangala University of Technology, dan Kasetsart University," papar Abdy.
Di Filipina, pengguna MonsoonSIM di antaranya Lyceum of the Philippines University, Mapúa University, New Era University, Polytechnic University of the Philippines Santo Tomas, National University, Technological Institute of the Philippines, San Beda, dan Asia Pacific College. Sedangkan di Malaysia, pemakai MonsoonSIM yaitu Universiti Teknologi Malaysia, Asia Pacific University, Universitas Pahang Malaysia, Universitas Kebangsaan Malaysia, KnowledgeCom, dan Global Knox.
"Bahkan teknologi pengajaran kami sudah digunakan oleh institusi pendidikan di Deakin University di Australia dan Infocan Training Centre di Hong Kong," klaim Abdy.
Ketika menggunakan MonsoonSIM dalam simulasi bisnis, ungkap dia, robot-robot ini dapat diskenariokan menjadi bagian dari tim dan juga sebagai pihak yang berlawanan dengan pembelajar. Robot-robot ini memiliki kemampuan untuk dapat menganalisa pasar, beradaptasi dan membawa transaksi bisnis untuk memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan secara virtual.
Sementara Husin Mina, Ketua Yayasan Pendidikan Bukit Sion, Jakarta mengutarakan, Yayasan Pendidikan Bukit Sion memiliki misi untuk selalu mencari inovasi dalam dunia pendidikan, terutama melihat tren ke depan yang akan sangat disruptif. "Dan bagi kami, MonsoonSIM menambah inovasi institusi kami dengan menggunakan experiential learning. Para siswa merasakan manfaat secara nyata melalui metode experiential learning,” ucapnya.
Sertifikat ujian berdasarkan MonsoonSIM juga telah di akui oleh SAP Southeast Asia sejak 2015 bagi seluruh perguruan tinggi di Asia Tenggara. Selain itu, MonsoonSIM juga memiliki kompetisi MoonsoonSIM tingkat internasional yang diselenggarakan tiap tahun dan telah disponsori oleh SAP Southeast Asia sejak tahun 2015. "Platform kami dibangun oleh anak-anak Indonesia," pungkas Abdy.
(mim)