Produk Berteknologi Kecerdasan Buatan Dominasi Pameran
A
A
A
LAS VEGAS - Ponsel pintar (smartphone), komputer canggih, ataupun drone tidak lagi menjadi tema utama pada Consumer Electronics Show (CES) 2018 yang dihelat pada 9-12 Januari di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Pameran elektronik terbesar dunia itu tahun ini didominasi oleh teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan), kulminasi software (perangkat lunak), algoritma, serta berbagai sensor yang membuat kehidupan keseharian manusia dapat berjalan serbaotomatis.
"Bayangkan ketika Anda meninggalkan rumah, secara otomatis pendingin udara di rumah akan mati. Sensor gerak akan memberikan notifikasi jika ada seseorang di depan rumah Anda. Dan ketika Anda datang ke rumah, kamera akan mengenali dan membuka pintu secara otomatis," ujar Carolina Milanesi, analis teknologi dari Creative Strategies.
Mulai tahun ini, sorotan di CES memang tidak lagi ada pada produk atau hardware. "Melainkan apa yang ada di dalamnya," ungkap Carolina. Ia berujar, kecerdasan buatan akan mengambil alih panggung utama CES hingga beberapa tahun mendatang. "Sebab kecerdasan buatan yang membuat berbagai perangkat hardware dapat terus berkembang," ia menambahkan.
Setiap tahunnya CES dihadiri 170.000 orang dengan 40.000 ekshibitor dari berbagai negara di seluruh dunia yang memamerkan teknologi robot, kesehatan dan medis, olahraga, automotif, dan berbagai bidang lainnya. Google, Amazon, Samsung, dan Microsoft menjadi pemain utama di teknologi kecerdasan buatan, khususnya asisten virtual.
Asisten virtual milik Amazon, Alexa, misalnya, yang awalnya hanya diakses lewat speaker portabel, ke depannya akan bisa dibenamkan di berbagai perangkat elektronik, bahkan mobil. Asisten virtual mendadak jadi sorotan karena menawarkan cara baru bagi sebuah hardware untuk dapat berinteraksi dengan komputer ataupun internet tanpa memerlukan aplikasi atau sistem operasi tertentu.
"Kompetisi di ekosistem smart assistant ini sengit sekali," ujar analis Gartner Brian Blau kepada AFP. Samsung menawarkan Bixby untuk lini ponsel Galaxy mereka. Asisten suara Apple dan Google sudah ada di jutaan ponsel iOS dan Android. Microsoft terus mengejar dengan Cortana yang ada di 500 juta komputer dengan Windows 10.
Di industri automotif, mobil otonom yang terus dikembangkan oleh pabrikan seperti Ford, Hyundai, BMW, dan Audi memamerkan kemajuan dalam hal parkir otomatis hingga sensor antitabrak, serta mobil yang terkoneksi internet. Ke depannya membayar parkir atau bensin dapat dilakukan lewat dasbor. Bahkan, perusahaan seperti Gentex Corporation memamerkan teknologi biometrik yang bisa memindai mata pengemudi sebelum menyalakan mesin.
Bidang lain yang disoroti di CES 2018 adalah medis dan kesehatan, yang perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir dianggap pesat. "Ada teknologi baru untuk melawan kanker," ungkap Robin Raskin, salah satu pengisi acara Living in Digital Times di CES 2018.
Startup dan banyak perusahaan juga berupaya menggunakan aplikasi dan teknologi untuk mengatasi diabetes dan depresi, begitu pun autisme, parkinson, gegar otak, dan masih banyak lagi. "Teknologi sekarang akan membantu proses penyembuhan," ungkap periset Consumer Technology Association Lesley Rohrbaugh. "Anda bisa berkomunikasi dengan tenaga medis lewat aplikasi, dan di monitor langsung lewat ponsel. Anda bisa datang ke dokter tanpa harus bertemu langsung," tambah Rohrbaugh yang menyebut bahwa virtual reality sedang digunakan untuk mengatasi trauma, fobia, bahkan demensia.
Terakhir, tentu saja perkembangan smart city di kota-kota besar dengan populasi tinggi, di mana teknologi seperti sensor, kamera, cloud computing, akan bisa berdampak terhadap pengaturan sampah, daur ulang, polusi, perbaikan jalan, lalu lintas, kemacetan, dan permasalahan lainnya. "Smart city adalah wujud ketika teknologi dan masyarakat menjadi satu," ujar Rohrbaugh. Di Amerika, smart city akan berfokus pada kemacetan. Sementara di Eropa, teknologi smart city fokusnya ada pada lingkungan dan penggunaan energi.
Sementara itu, ajang CES juga digunakan para vendor untuk memamerkan berbagai produk baru mereka, mulai laptop, smartphone, televisi, virtual reality, hingga drone. Semua brand berusaha mengeluarkan versi terbaik mereka. Sebagian besar laptop fokus menjual pada solusi grafis. Beberapa laptop terbaik adalah Dell XPS 13 yang menjadi favorit banyak orang.
Dell melanjutkan desain laptop sederhana dan elegan. Teknologi yang dihadirkan pada laptop itu adalah Intel Core generasi ke-8 terbaru. Kemudian, HP merilis HP Spectre x360 15 inci yang bisa digunakan untuk bermain game terbaik. Fitur yang diandalkan HP Spectre x360 adalah chip grafis MX150 dan Intel Core i7-8705G. Samsung merilis Notebook 9 Pen yang berbeda dengan laptop lainnya. Generasi komputer jinjing tersebut menghadirkan Intel Core i7 generasi ke-8, 16GB RAM, dan 512GB untuk ruang penyimpanan.
Sedangkan di kategori ponsel pintar, Sony, Huawei, serta Asus menjadi tiga perusahaan yang menampilkan produk terbaru mereka. Sony memamerkan tiga produk Xperia, yakni Xperia XA2, XA2 Ultra, dan L2 yang menampilkan swafoto 120 derajat pada 8 MP. Xperia XA2 memiliki kelebihan dengan ukuran 5,2 inci dengan prosesor Snap dragon 630 dan siap dipasarkan pada Februari lalu. Untuk Xperia XA2 Ultra menampilkan layar jumbo 6 inci, sedangkan Xperia L2 mem punyai layar 5,5 inci. Huawei memamerkan Mate 10 Pro dengan Android 8, sedangkan Asus menonjolkan ZenFone Max Plus (M1).
Teknologi yang hadir untuk ponsel pintar adalah penggunaan sensor sidik jari di layar ponsel. Itu diadopsi oleh Google Pixel 2, Samsung Galaxy S8, dan OnePlus 5T. Vivo juga merilis ponsel pintar pertama yang tampil dengan sidik jari.
Eksperimen industri teknologi untuk mengembangkan produk televisi yang modern dan canggih terus dihadirkan di CES. LG, misalnya, merilis televisi displai dengan lebar 65 inchi dan berbentuk seperti layar. Itu enak disimpan dan mudah dipindahkan. LG menambahkan teknologi kecerdasan buatan dengan televisi OLED dan Super UHD. Teknologi kecerdasan yang dibuat LG disebut sebagai ThinQ untuk mengimplementasikan perintah suara sesuai dengan aplikasi tertentu.
Samsung juga menampilkan televisi yang terkoneksi dengan aplikasi Smart Things yang bisa dikaitkan dengan lampu dan termometer. Samsung juga menampilkan televisi modular dengan ukuran 146 inci atau dikenal televisi dinding. Teknologi yang digunakan adalah micro-LED diklaim memiliki kemampuan sama seperti OLED.
Teknologi virtual reality juga berkembang pesat. Banyak perusahaan menampilkan teknologi virtual reality dalam CES. Salah satu produsen yang menampilkan teknologi virtual reality adalah Huawei yang memamerkan Huawei VR2. Itu bisa disambungkan dengan ponsel atau pun PC sehingga bisa menikmati dunia virtual dengan resolusi tinggi.
Khusus untuk drone, Volocopter merilis drone untuk membuat video dengan resolusi terbaik. Drone itu memiliki 18 motor. Kemudian, PowerDolphin dibuat PowerVision yang mampu mendeteksi ikan dalam jarak 40 meter. Drone itu mampu mengambil foto dan video dengan resolusi tinggi.
"Bayangkan ketika Anda meninggalkan rumah, secara otomatis pendingin udara di rumah akan mati. Sensor gerak akan memberikan notifikasi jika ada seseorang di depan rumah Anda. Dan ketika Anda datang ke rumah, kamera akan mengenali dan membuka pintu secara otomatis," ujar Carolina Milanesi, analis teknologi dari Creative Strategies.
Mulai tahun ini, sorotan di CES memang tidak lagi ada pada produk atau hardware. "Melainkan apa yang ada di dalamnya," ungkap Carolina. Ia berujar, kecerdasan buatan akan mengambil alih panggung utama CES hingga beberapa tahun mendatang. "Sebab kecerdasan buatan yang membuat berbagai perangkat hardware dapat terus berkembang," ia menambahkan.
Setiap tahunnya CES dihadiri 170.000 orang dengan 40.000 ekshibitor dari berbagai negara di seluruh dunia yang memamerkan teknologi robot, kesehatan dan medis, olahraga, automotif, dan berbagai bidang lainnya. Google, Amazon, Samsung, dan Microsoft menjadi pemain utama di teknologi kecerdasan buatan, khususnya asisten virtual.
Asisten virtual milik Amazon, Alexa, misalnya, yang awalnya hanya diakses lewat speaker portabel, ke depannya akan bisa dibenamkan di berbagai perangkat elektronik, bahkan mobil. Asisten virtual mendadak jadi sorotan karena menawarkan cara baru bagi sebuah hardware untuk dapat berinteraksi dengan komputer ataupun internet tanpa memerlukan aplikasi atau sistem operasi tertentu.
"Kompetisi di ekosistem smart assistant ini sengit sekali," ujar analis Gartner Brian Blau kepada AFP. Samsung menawarkan Bixby untuk lini ponsel Galaxy mereka. Asisten suara Apple dan Google sudah ada di jutaan ponsel iOS dan Android. Microsoft terus mengejar dengan Cortana yang ada di 500 juta komputer dengan Windows 10.
Di industri automotif, mobil otonom yang terus dikembangkan oleh pabrikan seperti Ford, Hyundai, BMW, dan Audi memamerkan kemajuan dalam hal parkir otomatis hingga sensor antitabrak, serta mobil yang terkoneksi internet. Ke depannya membayar parkir atau bensin dapat dilakukan lewat dasbor. Bahkan, perusahaan seperti Gentex Corporation memamerkan teknologi biometrik yang bisa memindai mata pengemudi sebelum menyalakan mesin.
Bidang lain yang disoroti di CES 2018 adalah medis dan kesehatan, yang perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir dianggap pesat. "Ada teknologi baru untuk melawan kanker," ungkap Robin Raskin, salah satu pengisi acara Living in Digital Times di CES 2018.
Startup dan banyak perusahaan juga berupaya menggunakan aplikasi dan teknologi untuk mengatasi diabetes dan depresi, begitu pun autisme, parkinson, gegar otak, dan masih banyak lagi. "Teknologi sekarang akan membantu proses penyembuhan," ungkap periset Consumer Technology Association Lesley Rohrbaugh. "Anda bisa berkomunikasi dengan tenaga medis lewat aplikasi, dan di monitor langsung lewat ponsel. Anda bisa datang ke dokter tanpa harus bertemu langsung," tambah Rohrbaugh yang menyebut bahwa virtual reality sedang digunakan untuk mengatasi trauma, fobia, bahkan demensia.
Terakhir, tentu saja perkembangan smart city di kota-kota besar dengan populasi tinggi, di mana teknologi seperti sensor, kamera, cloud computing, akan bisa berdampak terhadap pengaturan sampah, daur ulang, polusi, perbaikan jalan, lalu lintas, kemacetan, dan permasalahan lainnya. "Smart city adalah wujud ketika teknologi dan masyarakat menjadi satu," ujar Rohrbaugh. Di Amerika, smart city akan berfokus pada kemacetan. Sementara di Eropa, teknologi smart city fokusnya ada pada lingkungan dan penggunaan energi.
Sementara itu, ajang CES juga digunakan para vendor untuk memamerkan berbagai produk baru mereka, mulai laptop, smartphone, televisi, virtual reality, hingga drone. Semua brand berusaha mengeluarkan versi terbaik mereka. Sebagian besar laptop fokus menjual pada solusi grafis. Beberapa laptop terbaik adalah Dell XPS 13 yang menjadi favorit banyak orang.
Dell melanjutkan desain laptop sederhana dan elegan. Teknologi yang dihadirkan pada laptop itu adalah Intel Core generasi ke-8 terbaru. Kemudian, HP merilis HP Spectre x360 15 inci yang bisa digunakan untuk bermain game terbaik. Fitur yang diandalkan HP Spectre x360 adalah chip grafis MX150 dan Intel Core i7-8705G. Samsung merilis Notebook 9 Pen yang berbeda dengan laptop lainnya. Generasi komputer jinjing tersebut menghadirkan Intel Core i7 generasi ke-8, 16GB RAM, dan 512GB untuk ruang penyimpanan.
Sedangkan di kategori ponsel pintar, Sony, Huawei, serta Asus menjadi tiga perusahaan yang menampilkan produk terbaru mereka. Sony memamerkan tiga produk Xperia, yakni Xperia XA2, XA2 Ultra, dan L2 yang menampilkan swafoto 120 derajat pada 8 MP. Xperia XA2 memiliki kelebihan dengan ukuran 5,2 inci dengan prosesor Snap dragon 630 dan siap dipasarkan pada Februari lalu. Untuk Xperia XA2 Ultra menampilkan layar jumbo 6 inci, sedangkan Xperia L2 mem punyai layar 5,5 inci. Huawei memamerkan Mate 10 Pro dengan Android 8, sedangkan Asus menonjolkan ZenFone Max Plus (M1).
Teknologi yang hadir untuk ponsel pintar adalah penggunaan sensor sidik jari di layar ponsel. Itu diadopsi oleh Google Pixel 2, Samsung Galaxy S8, dan OnePlus 5T. Vivo juga merilis ponsel pintar pertama yang tampil dengan sidik jari.
Eksperimen industri teknologi untuk mengembangkan produk televisi yang modern dan canggih terus dihadirkan di CES. LG, misalnya, merilis televisi displai dengan lebar 65 inchi dan berbentuk seperti layar. Itu enak disimpan dan mudah dipindahkan. LG menambahkan teknologi kecerdasan buatan dengan televisi OLED dan Super UHD. Teknologi kecerdasan yang dibuat LG disebut sebagai ThinQ untuk mengimplementasikan perintah suara sesuai dengan aplikasi tertentu.
Samsung juga menampilkan televisi yang terkoneksi dengan aplikasi Smart Things yang bisa dikaitkan dengan lampu dan termometer. Samsung juga menampilkan televisi modular dengan ukuran 146 inci atau dikenal televisi dinding. Teknologi yang digunakan adalah micro-LED diklaim memiliki kemampuan sama seperti OLED.
Teknologi virtual reality juga berkembang pesat. Banyak perusahaan menampilkan teknologi virtual reality dalam CES. Salah satu produsen yang menampilkan teknologi virtual reality adalah Huawei yang memamerkan Huawei VR2. Itu bisa disambungkan dengan ponsel atau pun PC sehingga bisa menikmati dunia virtual dengan resolusi tinggi.
Khusus untuk drone, Volocopter merilis drone untuk membuat video dengan resolusi terbaik. Drone itu memiliki 18 motor. Kemudian, PowerDolphin dibuat PowerVision yang mampu mendeteksi ikan dalam jarak 40 meter. Drone itu mampu mengambil foto dan video dengan resolusi tinggi.
(amm)