Dituduh Diskriminatif, Google Dituntut Mantan Pegawai
A
A
A
NEW YORK - Google terpaksa harus menghadapi mantan pegawainya sendiri karena dituduh melakukan diskriminasi. Dikabarkan perusahaan raksasa teknologi tersebut melakukan diakriminasi terhadap orang kulit putih konservatif dalam gugatan class action yang diajukan oleh dua mantan teknisinya.
Mereka mengatakan bahwa ingin mewakili semua staf yang didiskriminasikan karena pandangan politik konservatif yang dirasakab
Dalam sebuah memo disebutkan, bahwa hanya sedikit perempuan yang mendapat pekerjaan di perusahaan tersebut karena perbedaan biologis antara lelaki dan perempuan.
Dalam tuntutan hukum mereka bahwa Google mempekerjakan perempuan dengan jumlah kuota yang minoritas. Mereka menuduh perusahaan gagal melindungi karyawan dengan pandangan konservatif, termasuk mendukung Presiden AS Donald Trump.
Tuntutan mereka mengatakan bahwa orang-orang tersebut secara terbuka diancam dan mengalami pelecehan dan pembalasan di perusahaan tersebut, yang mereka gambarkan sebagai "ruang gema ideologis"
Namun seperti dilansir dari BBC, Selasa (9/1/2018), seorang juru bicara Google mengatakan mereka berharap bisa membela diri dari tuntutan hukum mantan pegawai mereka di pengadilan.
Google juga sedang diselidiki oleh Departemen Tenaga Kerja AS mengenai apakah praktik pemberian gajinya telah melanggar undang-undang atau tidak.
Mereka mengatakan bahwa ingin mewakili semua staf yang didiskriminasikan karena pandangan politik konservatif yang dirasakab
Dalam sebuah memo disebutkan, bahwa hanya sedikit perempuan yang mendapat pekerjaan di perusahaan tersebut karena perbedaan biologis antara lelaki dan perempuan.
Dalam tuntutan hukum mereka bahwa Google mempekerjakan perempuan dengan jumlah kuota yang minoritas. Mereka menuduh perusahaan gagal melindungi karyawan dengan pandangan konservatif, termasuk mendukung Presiden AS Donald Trump.
Tuntutan mereka mengatakan bahwa orang-orang tersebut secara terbuka diancam dan mengalami pelecehan dan pembalasan di perusahaan tersebut, yang mereka gambarkan sebagai "ruang gema ideologis"
Namun seperti dilansir dari BBC, Selasa (9/1/2018), seorang juru bicara Google mengatakan mereka berharap bisa membela diri dari tuntutan hukum mantan pegawai mereka di pengadilan.
Google juga sedang diselidiki oleh Departemen Tenaga Kerja AS mengenai apakah praktik pemberian gajinya telah melanggar undang-undang atau tidak.
(wbs)