XL Axiata Sediakan Akses Alternatif ke Jaringan Internet Global
A
A
A
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terlibat penuh dalam pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Australia-Indonesia-Singapura yang menghubungkan Australia dengan Singapura dan melalui perairan Indonesia.
Dengan Anyer di wilayah Banten sebagai titik pendaratan (landing point), SKKL ini akan menyediakan alternatif akses internet dari Indonesia ke jaringan global melalui Australia. Hingga saat ini proses pembangunan jaringan sepanjang 4.600 kilometer tersebut masih berjalan dan siap untuk beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2018.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, Chairman Vocus Group Vaughan Bowen, CEO Alcatel Submarine Networks M Phillippe Piron, dan Menteri Komunikasi & Informatika Rudiantara secara bersama-sama meresmikan pembangunan proyek infrastruktur jaringan tersebut di Jakarta, Senin ((11/12/2017).
“Keberadaan SKKL Australia–Indonesia-Singapora ini merupakan sarana infrastruktur yang sangat strategis bagi perkembangan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia karena menyediakan konektifitas berkapasitas besar ke Singapura, terutama ke Australia yang selanjutnya bisa menjadi jalur alternatif ke jaringan global," papar Dian Siswarini di Hotel Ritz Carlton Jakarta.
Lebih lanjut dikatakan, dengan kapasitas mencapai 30 Tb (terabyte) untuk jalur Jakarta dan Singapura, serta 20 Tb antara Jakarta-Perth, berarti SKKL ini mampu menyediakan kapasitas hingga 6x lipat dari total kapasitas jaringan internasional dari Indonesia yang ada saat ini.
Selain itu, ketersediaan kapasitas/bandwidth yang sangat besar ini tentunya juga akan dapat dinikmati pelanggan XL Axiata. Termasuk pelanggan korporasi dan penyedia jasa layanan internet di Indonesia.
"Rute alternatif melalui Australia yang saat ini masih sangat terbatas, juga akan mengurangi ketergantungan terhadap Singapura yang hingga saat ini merupakan jalur utama menyalurkan trafik dari Indonesia ke jaringan global, bahkan rawan gempa bumi. Jadi apabila jaringan internet yang melalui Singapura terjadi gangguan, maka akses internet dari Indonesia menuju jaringan global tidak akan ikut terganggu karena tersedia pilihan agar bisa dialihkan melalui jalur alternatif tersebut," papar Dian.
Sementara itu, Vaughan Bowen mengatakan, keberadaan jaringan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. "Dan untuk kali pertama, ini merupakan sebuah hub di tengah arus trafik yang menghubungkan antara Asia dan Amerika Utara dan bukan menjadi sebuah akhir dari jaringan fiber optik yang ada di kawasan tersebut,” tandasnya.
Dalam proyek yang dikerjakan oleh Alcatel Submarine Network (ASN) ini, XL Axiata turut serta sebagai landing partner, administrator, dan perwakilan SKKL Australia-Indonesia-Singapura di Indonesia.
Dengan Anyer di wilayah Banten sebagai titik pendaratan (landing point), SKKL ini akan menyediakan alternatif akses internet dari Indonesia ke jaringan global melalui Australia. Hingga saat ini proses pembangunan jaringan sepanjang 4.600 kilometer tersebut masih berjalan dan siap untuk beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2018.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, Chairman Vocus Group Vaughan Bowen, CEO Alcatel Submarine Networks M Phillippe Piron, dan Menteri Komunikasi & Informatika Rudiantara secara bersama-sama meresmikan pembangunan proyek infrastruktur jaringan tersebut di Jakarta, Senin ((11/12/2017).
“Keberadaan SKKL Australia–Indonesia-Singapora ini merupakan sarana infrastruktur yang sangat strategis bagi perkembangan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia karena menyediakan konektifitas berkapasitas besar ke Singapura, terutama ke Australia yang selanjutnya bisa menjadi jalur alternatif ke jaringan global," papar Dian Siswarini di Hotel Ritz Carlton Jakarta.
Lebih lanjut dikatakan, dengan kapasitas mencapai 30 Tb (terabyte) untuk jalur Jakarta dan Singapura, serta 20 Tb antara Jakarta-Perth, berarti SKKL ini mampu menyediakan kapasitas hingga 6x lipat dari total kapasitas jaringan internasional dari Indonesia yang ada saat ini.
Selain itu, ketersediaan kapasitas/bandwidth yang sangat besar ini tentunya juga akan dapat dinikmati pelanggan XL Axiata. Termasuk pelanggan korporasi dan penyedia jasa layanan internet di Indonesia.
"Rute alternatif melalui Australia yang saat ini masih sangat terbatas, juga akan mengurangi ketergantungan terhadap Singapura yang hingga saat ini merupakan jalur utama menyalurkan trafik dari Indonesia ke jaringan global, bahkan rawan gempa bumi. Jadi apabila jaringan internet yang melalui Singapura terjadi gangguan, maka akses internet dari Indonesia menuju jaringan global tidak akan ikut terganggu karena tersedia pilihan agar bisa dialihkan melalui jalur alternatif tersebut," papar Dian.
Sementara itu, Vaughan Bowen mengatakan, keberadaan jaringan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. "Dan untuk kali pertama, ini merupakan sebuah hub di tengah arus trafik yang menghubungkan antara Asia dan Amerika Utara dan bukan menjadi sebuah akhir dari jaringan fiber optik yang ada di kawasan tersebut,” tandasnya.
Dalam proyek yang dikerjakan oleh Alcatel Submarine Network (ASN) ini, XL Axiata turut serta sebagai landing partner, administrator, dan perwakilan SKKL Australia-Indonesia-Singapura di Indonesia.
(mim)