Samsung Tech Institute Hadir di 20 SMK di Jawa Timur
A
A
A
SURABAYA - Meneruskan komitmennya untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia, Samsung Electronics Indonesia, didukung oleh pemerintah Propinsi Jawa Timur dan institusi pendidikan formil, meresmikan program Samsung Tech Institute di 20 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jawa Timur.
Program Samsung Tech Insitute memberikan pelatihan dasar elektronika, yang bertujuan untuk memperkaya kurikulum di SMK demi menciptakan lulusan yang semakin berkualitas yang dapat diserap langsung oleh industri. Program ini selaras dan mendukung upaya pemerintah dalam merealisasikan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK serta program Kemenperin, “Pendidikan Vokasi Industri” dalam rangka meningkatkan kualitas para lulusan SMK sehingga memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk langsung terjun ke dunia kerja.
Ke-20 SMK tersebut adalah SMK Al Huda Kediri, SMK Islam 1 Blitar, SMK Ma’arif Batu, SMK PGRI 1 Pasuruan, SMK PGRI 1 Nganjuk, SMK Taruna Balen Bojonegoro, SMK Turen Malang, SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk, SMK Muhammadiyah 1 Surabaya, SMK Muhmmadiyah 2 Genteng Banyuwangi, SMK Muhammadiyah 5 Babat Lamongan, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, SMK Negeri 1 Gempol Pasuruan, SMK 2 Negeri Malang, SMK Negeri 1 Geger Madiun, SMK Walisongo 2 Gempol, SMK Negeri 1 Bandung Tulungagung, SMK Negeri 1 Bendo Magetan, SMK BP Subulul Huda Madiun, dan SMK Negeri 1 Wonosari Madiun.
“Samsung berkomitmen untuk berkontribusi dalam kemajuan pendidikan Indonesia, hal tersebut kami wujudkan tahun ini melalui program Samsung Tech Institute yang berkolaborasi dengan institusi pendidikan formil, yaitu SMK, agar hasilnya semakin terlihat nyata dan sejalan dengan program milik pemerintah. Atas dukungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur hari ini kami menandatangi perjanjian kerja sama program Samsung Tech Institute dengan 20 SMK di Jawa Timur, dimana kerjasama ini menambah jumlah program Samsung Tech Institute menjadi sebanyak 26 di Indonesia.
Industri membutuhkan keterampilan yang semakin tinggi, saya yakin para lulusan SMK dapat menjadi tenaga kerja yang lebih siap kerja dan menang dalam persaingan di dunia kerja. Kualitas tenaga kerja yang siap kerja tentu nya akan meningkatkan daya saing industri Indonesia sehingga menghasilkan lebih banyak lapangan kerja dan secara jangka panjang berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat,” papar KangHyun Lee, Vice President Corporate Affairs, PT Samsung Electronics Indonesia.
Pada program Samsung Tech institute ini Samsung menyediakan kurikulum pelatihan perbaikan telepon selular yang sejajar dengan keterampilan dasar yang ditetapkan oleh Samsung Service Center. Khusus untuk SMK Negeri 1 Wonosari Madiun, sebagai Samsung Tech Institute percontohan di Jawa Timur, kurikulum yang diberikan juga mencakup perbaikan audio video dan home appliances seperti TV, kulkas, AC dan mesin cuci.
Untuk para guru, Samsung memberikan program pelatihan dalam bentuk train the trainer dan pelatihan IT yang dilakukan secara berkala agar para guru dapat mengoptimalkan teknologi untuk proses belajar yang lebih efektif. Samsung juga memfasilitasi siswa untuk pelaksanaan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) di Samsung Service Center maupun afiliasinya, serta memfasilitasi dan memprioritaskan lulusan-lulusan Samsung Tech Institute untuk mengikuti proses rekrutmen di Samsung Service Center maupun afiliasinya yang disesuaikan dengan masing-masing lokasi juga di Pabrik Samsung sesuai dengan kebutuhan dan kriteria dunia industri.
Ada empat poin yang menjadi fokus revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016, yaitu revitalisasi kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, kerja sama dan lulusan. Kurikulum untuk jenjang SMK seringkali dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan yang ada di dunia usaha dan industri. Dengan revitalisasi yang sedang dijalankan, satu dari tiga kurikulum di SMK akan dibuat lebih fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan industri.
Hingga tahun 2019 pemerintah menyasarkan untuk memajukan kualitas 1.775 SMK, yang meliputi 845.000 siswa, salah satunya melalui program Pendidikan Vokasi Industri, kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Untuk tahap pertama, program difokuskan pada SMK di area pulau Jawa.
Samsung Tech Institute pada awalnya diperkenalkan dengan nama Rumah Belajar Samsung di tahun 2013, menargetkan remaja dan anak muda kurang beruntung maupun putus sekolah usia 17 hingga 24 tahun, bekerja sama dengan organisasi non-profit dan panti remaja. Selain di 20 SMK di Jawa Timur, Samsung Tech Institute saat ini telah ada di enam area di Indonesia, yaitu Cikarang, Jakarta, Medan, Makassar, Banjarmasin dan Kendal. Sejak tahun 2013 sampai saat ini, Samsung Tech Institute sudah menghasilkan 2.507 lulusan dengan 585 lulusan telah berhasil mendapatkan pekerjaan, salah satunya di Samsung Service Center beserta afiliasinya, dan pabrik Samsung Electronics Indonesia yang berlokasi di Cikarang. Beberapa dari lulusan Samsung Tech Institute juga berhasil membangun usaha sendiri dibidang jasa perbaikan elektronik. Sebanyak 1.067 lulusan juga tercatat meneruskan pendidikan formil mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Program Samsung Tech Insitute memberikan pelatihan dasar elektronika, yang bertujuan untuk memperkaya kurikulum di SMK demi menciptakan lulusan yang semakin berkualitas yang dapat diserap langsung oleh industri. Program ini selaras dan mendukung upaya pemerintah dalam merealisasikan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK serta program Kemenperin, “Pendidikan Vokasi Industri” dalam rangka meningkatkan kualitas para lulusan SMK sehingga memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk langsung terjun ke dunia kerja.
Ke-20 SMK tersebut adalah SMK Al Huda Kediri, SMK Islam 1 Blitar, SMK Ma’arif Batu, SMK PGRI 1 Pasuruan, SMK PGRI 1 Nganjuk, SMK Taruna Balen Bojonegoro, SMK Turen Malang, SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk, SMK Muhammadiyah 1 Surabaya, SMK Muhmmadiyah 2 Genteng Banyuwangi, SMK Muhammadiyah 5 Babat Lamongan, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, SMK Negeri 1 Gempol Pasuruan, SMK 2 Negeri Malang, SMK Negeri 1 Geger Madiun, SMK Walisongo 2 Gempol, SMK Negeri 1 Bandung Tulungagung, SMK Negeri 1 Bendo Magetan, SMK BP Subulul Huda Madiun, dan SMK Negeri 1 Wonosari Madiun.
“Samsung berkomitmen untuk berkontribusi dalam kemajuan pendidikan Indonesia, hal tersebut kami wujudkan tahun ini melalui program Samsung Tech Institute yang berkolaborasi dengan institusi pendidikan formil, yaitu SMK, agar hasilnya semakin terlihat nyata dan sejalan dengan program milik pemerintah. Atas dukungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur hari ini kami menandatangi perjanjian kerja sama program Samsung Tech Institute dengan 20 SMK di Jawa Timur, dimana kerjasama ini menambah jumlah program Samsung Tech Institute menjadi sebanyak 26 di Indonesia.
Industri membutuhkan keterampilan yang semakin tinggi, saya yakin para lulusan SMK dapat menjadi tenaga kerja yang lebih siap kerja dan menang dalam persaingan di dunia kerja. Kualitas tenaga kerja yang siap kerja tentu nya akan meningkatkan daya saing industri Indonesia sehingga menghasilkan lebih banyak lapangan kerja dan secara jangka panjang berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat,” papar KangHyun Lee, Vice President Corporate Affairs, PT Samsung Electronics Indonesia.
Pada program Samsung Tech institute ini Samsung menyediakan kurikulum pelatihan perbaikan telepon selular yang sejajar dengan keterampilan dasar yang ditetapkan oleh Samsung Service Center. Khusus untuk SMK Negeri 1 Wonosari Madiun, sebagai Samsung Tech Institute percontohan di Jawa Timur, kurikulum yang diberikan juga mencakup perbaikan audio video dan home appliances seperti TV, kulkas, AC dan mesin cuci.
Untuk para guru, Samsung memberikan program pelatihan dalam bentuk train the trainer dan pelatihan IT yang dilakukan secara berkala agar para guru dapat mengoptimalkan teknologi untuk proses belajar yang lebih efektif. Samsung juga memfasilitasi siswa untuk pelaksanaan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) di Samsung Service Center maupun afiliasinya, serta memfasilitasi dan memprioritaskan lulusan-lulusan Samsung Tech Institute untuk mengikuti proses rekrutmen di Samsung Service Center maupun afiliasinya yang disesuaikan dengan masing-masing lokasi juga di Pabrik Samsung sesuai dengan kebutuhan dan kriteria dunia industri.
Ada empat poin yang menjadi fokus revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016, yaitu revitalisasi kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, kerja sama dan lulusan. Kurikulum untuk jenjang SMK seringkali dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan yang ada di dunia usaha dan industri. Dengan revitalisasi yang sedang dijalankan, satu dari tiga kurikulum di SMK akan dibuat lebih fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan industri.
Hingga tahun 2019 pemerintah menyasarkan untuk memajukan kualitas 1.775 SMK, yang meliputi 845.000 siswa, salah satunya melalui program Pendidikan Vokasi Industri, kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Untuk tahap pertama, program difokuskan pada SMK di area pulau Jawa.
Samsung Tech Institute pada awalnya diperkenalkan dengan nama Rumah Belajar Samsung di tahun 2013, menargetkan remaja dan anak muda kurang beruntung maupun putus sekolah usia 17 hingga 24 tahun, bekerja sama dengan organisasi non-profit dan panti remaja. Selain di 20 SMK di Jawa Timur, Samsung Tech Institute saat ini telah ada di enam area di Indonesia, yaitu Cikarang, Jakarta, Medan, Makassar, Banjarmasin dan Kendal. Sejak tahun 2013 sampai saat ini, Samsung Tech Institute sudah menghasilkan 2.507 lulusan dengan 585 lulusan telah berhasil mendapatkan pekerjaan, salah satunya di Samsung Service Center beserta afiliasinya, dan pabrik Samsung Electronics Indonesia yang berlokasi di Cikarang. Beberapa dari lulusan Samsung Tech Institute juga berhasil membangun usaha sendiri dibidang jasa perbaikan elektronik. Sebanyak 1.067 lulusan juga tercatat meneruskan pendidikan formil mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
(wbs)